Blog

Lintas Daerah

PAC LDII Ciroyom Pererat Silaturahim dengan MUI

Bandung (21/4) – Ketua PAC LDII Kelurahan Ciroyom, Kec. Andir, Kota Bandung H. Eep Yoyo Supardi mempererat hubungan dengan Ketua MUI Kelurahan Ciroyom, Ust. Lukman Al Rasyid melalui silaturahim di rumah Ketua MUI pada Rabu, 21 April 2021.

H. Eep menyampaikan bahwa kegiatan warga LDII Ciroyom pada bulan ramadhan dengan menyelenggarakan tarawih, dan tadarus di masjid dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sementara, Lukman menyampaikan kegiatan MUI beruapa syiar Islam melalui buletin/tabloid, kuliah subuh streaming via FB group MUI (Hafid Wahyu/FF Lines).

Tangsel

PAC LDII Jurang Mangu Barat Bagikan Takjil Gratis Setiap…

Tangerang Selatan (18/4). Pimpinan Anak Cabang (PAC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kelurahan Jurang Mangu Barat berbagi takjil gratis dalam rangka mewujudkan program kontribusi di lingkungan sekitar majelis taklim Manba’ul Ulum pada

Menurut Ketua PAC LDII Kelurahan Jurang Mangu Barat, Fauzi Darmawan, harapannya kegiatan yang dimulai dari tanggal 1 Ramadhan1442 H ini bisa bermanfaat untuk warga, baik warga setempat maupun orang yang melintas. “Selain itu, membuka ladang pahala jariyah bagi warga LDII yang ingin memperbanyak pahala di bulan suci penuh rahmat ini,” ujar Fauzi.

Sekilas tampak keceriaan bagi warga yang menerima takjil gratis ketika mereka melintas di depan majelis, dan memang kegiatan ini dilaksanakan setiap hari di bulan Ramadhan dengan membagikan 50 porsi takjil setiap harinya.

Dalam kegiatan ini panitia selalu menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan, semoga kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada pihak lain sebagai wujud kontribusi LDII untuk Negeri.

Oleh: Muhammad Tajuddin Tang-tim (contributor) / olive (editor)

Nasional

Buka MUNAS IX LDII, Presiden Ajak Ormas Islam Moderasi…

Jakarta (7/4). Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX LDII, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur pada Rabu (7/4). Presiden Jokowi di depan para peserta yang mengikuti pidato pembukaan secara daring tersebut, mengingatkan Ormas Islam untuk mengembangkan dan melaksanakan moderasi beragama.

“Kita patut bersyukur menerima warisan berupa Bhinneka Tunggal Ika dari para pendiri bangsa, meskipun berbeda-beda suku, bangsa, dan berbeda dalam pandangan agama, tapi tetap saling menghormati, bersatu, rukun, dan bersama-sama bergotong royong,” ujar Jokowi.

Selanjutnya, dengan modal sosial itu Presiden Jokowi mengatakan sikap toleran, menghargai segala perbedaan, dan keyakinan adalah keharusan. Sikap ini, menurutnya bisa tumbuh, bila dikembangkan sikap saling menghormati dan belajar dari orang lain, “Sehingga mencapai sikap saling menghormati dalam perbedaan,” ujar Jokowi.

Sikap tertutup dan eksklusif, menurut Jokowi, tak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika, “Sikap tertutup menciptakan intoleransi yang merusak sendi-sendi keagamaan, dan menimbulkan penolakan serta pertentangan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh jajaran dan pimpinan keluarga besar LDII, untuk menyuarakan dan meningkatkan kehidupan sosial keagamaan kita,” imbuhnya.

Jokowi mengatakan pemerintah berkomitmen dan terus berupaya, serta mendorong moderasi beragama. Ia juga menyerukan sikap yang tidak toleran yang disertai dengan kekerasan fisik, harus dihilangkan dari Bumi Pertiwi, “Sikap beragama yang memecah belah persatuan tak ditoleransi,” ujarnya.

Senada dengan Jokowi, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, dalam delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa, kebangsaan ditempatkan pada posisi pertama, “Dengan semangat kebangsaan itu, LDII melaksanakan moderasi beragama, berdakwah dengan sejuk. Serta berkomitmen menegakkan Empat Pilar Kebangsaan,” ujar Chriswanto.

Moderasi beragama bagi LDII sangat penting, “Moderasi beragama adalah pangkal dari modal sosial membangun bangsa. Agar kebhinnekaan yang ada dalam rakyat Indonesia menjadi perekat untuk menjalankan program pembangunan,” ujar Chriswanto saat ditemui usai seremoni pembukaan Munas IX LDII.

Sikapi Pandemi dengan Inovasi

Dalam pidato pembukaan, Chriswanto menegaskan empati dan dukungannya terhadap pemerintah. “LDII turut merasakan beratnya permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini. Kehadiran pandemi covid-19 sejak awal tahun lalu dan masih berlanjut hingga sekarang, benar-benar telah memukul mundur capaian target-target pembangunan pada berbagai sektor khususnya kesehatan dan perekonomian,” ujarnya.

Menurut Chriswanto, jumlah penduduk yang meninggal karena covid-19 juga cukup membuat kita sedih, yaitu di kisaran 40 ribuan, “LDII sangat merasakan dan sangat berempati terhadap masalah ini,” lanjut Chriswanto.

LDII, lanjut Chriswanto, mengajak seluruh elemen bangsa bekerja keras, cerdas, kreatif, dan out of the box agar target-target pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 – 2024, kembali pada jalur semula.

Sejalan dengan konteks tersebut, Chriswanto mengatakan Munas IX LDII mengambil tema “Penguatan SDM Profesional Religius untuk Ketahanan dan Kemandirian Bangsa Menuju Indonesia Maju”. Dengan merevitalisasi dan menajamkan delapan program kerja yang ditetapkan dalam Rakernas LDII 2018.

Program kerja pertama berupa Kebangsaan, yang bertujuan membangun nasionalisme agar persatuan dan kesatuan bangsa dapat lebih terjaga, “Termasuk mencintai produk bangsa sendiri. Sebagai Lembaga Dakwah Islam, LDII selama ini telah menempatkan program kebangsaan sebagai program utama, karena bagaimanapun juga persatuan dan kesatuan adalah modal utama bangsa,” ujarnya.

Kedua Keagamaan, yaitu program yang bertujuan meningkatkan nilai religiusitas bagi ummat Islam, termasuk didalam membangun toleransi beragama. Ketiga, Pendidikan, yaitu program yang mendorong agar pendidikan karakter, khususnya karakter professional religius, dapat dijadikan sebagai life-long education, atau pendidikan sepanjang hayat.

Keempat Ekonomi, yaitu program yang mendorong ekonomi syariah, termasuk percepatan pemulihan dan membangkitkan kembali ekonomi di era pandemik ini. Kelima pangan dan lingkungan hidup, yaitu program yang bertujuan untuk membangun kemandirian pangan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Keenam kesehatan, yaitu suatu program yang bertujuan mendorong penggunaan obat tradisional atau herbal secara meluas terlebih pada kondisi kedarutan kesehatan. Ketujuh Teknologi Digital, yaitu suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai bidang pembangunan.

Dan kedelepan Energi Baru Terbarukan, yaitu suatu program untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fossil, termasuk untuk mengurangi emisi karbon guna mengurangi efek rumah kaca.

“Ke delapan delapan program tersebut di atas bukannya baru perencanaan, akan tetapi LDII telah berbuat dengan membuat beberapa pilot project di beberapa daerah sesuai kondisi keunggulan daerah tersebut,” tutup Chriswanto.

Munas IX LDII dihadiri 3.750 secara daring dan luring, kabupaten kota di seluruh Indonesia. Mereka mengikuti dari 457 studio mini, sementara para ulama, DPW LDII dari 33 provinsi, dan undangan lainnya yang hadir di lokasi mencapai 200 orang. Mereka diwajibkan swab antigen dan menjaga protokol kesehatan.

“Perwakilan DPW LDII Nusa Tenggara Timur tidak bisa hadir karena bencana badai, yang mengakibatkan penerbangan sulit di wilayah tersebut,” ujar Ketua Panitia Munas IX LDII Rully Kuswahyudi.

sumber: Pers Rilis DPP LDII

Nasional

POLRI DAN Ormas Harus Memiliki Kesamaan Pikir Dan Gerakan

Jakarta (9/3). Kapolri Jenderal Pol. Sigit Listyo Prabowo bersilaturrahim ke DPP LDII, menemui jajaran pengurus DPP LDII. Lawatan tersebut, merupakan bagian dari kunjungan berseri Sigit Listyo menemui ormas-ormas Islam, untuk menciptakan sinergi dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

“Polri memiliki pekerjaan besar, apalagi di tengah upaya penanggulangan wabah Pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi nasional, dan menjaga situasi kamtibmas yang nyaman dan kondusif,” paparnya di Kantor DPP LDII, di Patal Senayan, Jakarta Selatan pada Selasa (9/3).

“Kami perlu kerja sama dan alhamdulillah, kami banyak berdiskusi dengan Ketua Umum DPP LDII dan pengurus LDII yang lain, sehingga program Kamtibmas dan beberapa program lain yang bisa kami sinergikan di lapangan akan kami terus kembangkan,” ujarnya.

Kapolri Sigit pun ingin kehadiran Polri bersama ormas-ormas dan tokoh-tokoh masyarakat, bersinergi mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif. “Kami kawal program Kamtibmas bersama-sama. Seluruh kegiatan yang sebenarnya untuk masyarakat dan bangsa agar bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Berkaitan dengan hal itu, Ketua Umum DPP LDII, Chriswanto Santoso memahami bahwa permasalahan bangsa bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata. LDII sebagai salah satu komponen bangsa juga punya bagian tanggung jawab menjadikan Indonesia aman dan sejahtera.

“Bagi kami sebagai lembaga dakwah, dakwah bisa berjalan kalau Indonesia juga aman dan pada kondisi stabilitas ekonomi dan keamanan terjamin. Apalagi pada kondisi pandemic Covid -19, banyak permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Kita harus mengkonsolidasikan ide atau taswiatul manhaj menjadi gerakan tansiqul harokah,” ujarnya.

Gerakan tansiqul harokah adalah gerak yang sama dalam istilah umat muslim. Dalam kunjungan ini, Chriswanto Santoso sangat bersyukur atas kunjungan Kapolri Sigit. Menurutnya, Kapolri telah berupaya melakukan taswiatul manhaj, yaitu upaya menyamakan pikiran, visi-misi, dan persepsi.

“Kebetulan selama ini sudah ada sinergi, maka setelah ini kami menerjemahkan ke dalam tansiqul harokah, dan langkahnya pun harus seiring. Ini kami harapkan akan menjadi percepatan pemulihan kondisi Indonesia ke depan agar menjadi lebih baik. Baik itu bidang kesehatan, ekonomi, maupun kondisi sosial,” ujarnya.

Dalam pertemuan ini, harapannya program-program LDII dengan Polri terkait urusan bangsa bisa semakin sinergi dan kompak, untuk menyukeskan program Generasi Emas Indonesia 2045.

Dalam pertemuan itu, Chriswanto Santoso berharap Kapolri bisa hadir dalam Munas IX LDII. Rencananya, Munas LDII akan dihelat di Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta pada 7-8 April 2021.

“Peserta daring yang hadir sebanyak 3.500 orang dari 300-an titik studio DPW dan DPD serta Ponpes LDII di seluruh Indonesia. Sementara peserta luring sebanyak 141 perwakilan DPW LDII,” ujar Chriswanto. LDII berharap Kapolri bisa hadir memberikan wawasan kebangsaan kepada peserta sebagai bentuk tansiqul harokah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nasional

Hadapi Pilkada Serentak LDII Tegaskan Sikap Netral Aktif

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menegaskan mengambil sikap netral dan aktif dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020.

Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso menekankan bahwa secara organisasi LDII tidak berafiliasi dengan parpol atau calon kepala daerah manapun. Akan tetapi, warga LDII didorong untuk menyalurkan aspirasi politiknya dan dilarang golput atau tidak memilih.

“Netral aktif dilakukan LDII, sebagaimana ormas Islam lainnya,” ujar Chriswanto dalam keterangannya, Rabu (11/11/2020).

Hal ini dilakukan untuk menjaga kerukunan, kekompakan, persatuan dan kesatuan masyarakat.

Chriswanto menegaskan LDII tidak ingin pesta demokrasi justru memecah belah bangsa, karena ia meyakini setiap calon memiliki itikad baik lewat program kerja mereka.

“Dalam ilmu politik, kekuasaan ditujukan untuk mencapai cita-cita masyarakat yang makmur dan sejahtera. Hal tersebut tercermin dari program kerja para kontestan,” imbuhnya.

Chris meyakini siapapun pemenangnya, masyarakat harus terus memantau janji-janji politik para kepala daerah. Bahkan, suksesnya pembangunan juga menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk masyarakat.

Chriswanto mengimbau, pengurus atau warga LDII yang menjadi anggota parpol atau menjadi tim sukses, menjunjung tinggi netralitasnya.

“Kami menegaskan, warga maupun pengurus LDII yang terlibat dalam politik praktis, tidak mengorbankan prinsip netral aktif LDII,” ujarnya.

Chris mempersilakan warga LDII menjadi tim sukses, namun tidak mempengaruhi warga LDII memilih calon tertentu.

Chriswanto juga mengingatkan semua pihak, agar tidak menggunakan cara-cara yang merusak demokrasi, seperti praktik politik uang ataupun kampanye hitam.

Menurutnya membeli suara dan menyebarkan hoaks bukanlah bagian dari demokrasi, hal ini tak mendidik masyarakat dalam pesta demokrasi.

Sedangkan imbas politik uang adalah kandidat yang menang, akan mencari cara agar modal politiknya kembali. /** ei

Tangsel

Kepala Kantor Kemenag Tangsel Resmikan Ponpes LDII di Pondok…

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Tangerang Selatan H. Abdul Rojak, MA meresmikan Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Al Mubarok di kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Beliau mewakili WaliKota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, yang semula dijadwalkan untuk membuka peresmian tersebut, namun karena ada panggilan mendadak peresmian kemudian diwakilkan kepada kepala kantor Kemenag Tangsel, sementara penandatanganan prasasti akan dilakukan dikantor walikota Tangsel waktu berikutnya. Demikian disampaikan oleh pimpinan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Almubarok Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, KH.Ezza Purnama, ST, saat sambutan pengantar Minggu 25/10/2020.

 

KH.Ezza Purnama selanjutnya menyampaikan bahwa Pondok Pesantren yang mulai dibangun pada tahun 2018 dengan diawali peletakan batu pertama oleh Dewan Penasehat Lembaga Dakwah Islam Indonesia Pimpinan Pusat (DPP LDII) merupakan Pondok Pesantren dalam binaan LDII DPD Kota Tangerang selatan.

Dibangunnya Pondok Pesantren yang bernaung di bawah binaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia ( LDII ) tersebut lanjut Ezza, adalah sebagai sarana bagi generasi penerus bangsa untuk membekali diri dalam meraih cita-cita menjadi individu yang alim faqih, berahlaqul karimah dan mandiri.

“Cita-cita yang kami sebut sebagai Trisukses generasi penerus tersebut berusaha kami jembatani agar generasi penerus bangsa mampu menghadapi berbagai pengaruh akhir zaman. Upaya ini sangat penting dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Untuk itu, para pengurus Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum Al Mubarok menyusun dan melaksanakan
kurikulum pendidikan yang dianggap sesuai dan memadai untuk menunjang tujuan tersebut,” Lanjut Ezza.

Ilmu Al Qur’an dan Al Hadits merupakan ilmu yang paling utama dipelajari di Pondok Pesantren ini.Disiplin ilmu lainnya, adalah pendidikan terkait dengan pendidikan pembentukan karakter yang mengutamakan pendidikan memelihara kerukunan, kekompakan, kerjasama dalam berbagai hal yang bermanfaat, membangun kejujuran, amanah dan berhemat. Pendidikan yang membangun kemandirian santri diantaranya pelatihan Kuliner dan Tata Boga, Otomotif dan Administrasi serta Perpajakan.

Ponpes Manba’ul Ulum Al Mubarok Berkomitmen Terhadap Kebangsaan

Dari sisi bangunan, konsep bangunan sengaja dibuat bergaya modern, menyesuaikan dengan semangat generasi milenial.

“Kamipun menggunakan teknologi modern untuk memudahkan sistem belajar on line yang menjadi tuntutan saat ini, terutama pada masa pandemi. Sebagai informasi, saat ini Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum AlMubarok memiliki kapasitas untuk menampung 120 santri boarding school.Harapannya, santri yang telah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum Al
Mubarok ini dapat terjun di masyarakat sebagai individu yang kuat dalam akidah, memiliki ahlak yang baik dan mampu mengatasi segala persoalan, baik pribadi maupun berbagai persoalan
yang terjadi di tengah masyarakat.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemudahan, kelancaran dan kebarokahan bagi tercapainya cita-cita dalam membentuk generasi penerus yang tangguh, alim faqih, dan berahlaqul karimah,”Tutupnya.

Dalam acara tersebut dihadiri pula jajaran pemerintah kota Tangerang Selatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan ormas Islam lainnya. Para hadirin menjalankan protokol kesehatan Covid-19, untuk mencegah penyebaran wabah.

Abdul Rojak sangat bersyukur dan mengapresiasi jajaran pengurus DPD LDII Kota Tangerang Selatan. Pasalnya dengan berdirinya Ponpes Manba’ul Ulum Al Mubarok tersebut, berarti menambah jumlah pondok pesantren di provinsi Banten, khususnya kota Tangerang Selatan. Wilayah Pondok Aren, dengan demikian menjadi basis pondok pesantren dengan keberadaan Ponpes Manba’ul Ulum Al Mubarok.

Abdul Rojak yang pernah menjadi santri, mengingatkan kepada pondok pesantren yang berada di wilayahnya dapat berkiprah untuk dapat mensyiarkan dakwah Islam dengan tidak menghilangkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan. “Santri itu mempunyai dua ciri khas, yaitu kedalaman keislamannya dan kebangsaan. Kedua background itu selalu beriringan, antara nilai keislaman dan kebangsaan, maka harus selalu diimbangi, “tuturnya.

Ponpes yang berdiri di kelurahan Jurang Mangu Barat, Pondok Aren tersebut dibangun pada akhir tahun 2018. Usai bangunan fisik selesai, kegiatan belajar mengajar pun digelar.

Ketua Ponpes Manba’ul Ulum Ezza Purnama menuturkan latar belakang dibangunnya Pondok Pesantren tersebut, yakni sebagai sarana bagi generasi penerus bangsa yang berada di kecamatan Pondok Aren untuk membekali diri dalam meraih cita-cita menjadi individu yang alim faqih, berakhakul karimah dan mandiri.

Kurikulum di ponpes yang berarsitektiur modern ini, yang utama adalah ilmu Al Quran dan Al Hadits sebagai pondasi ilmu. Disiplin ilmu lainnya, adalah pendidikan terkait dengan pendidikan pembentukan karakter yang mengutamakan pendidikan memelihara kerukunan, kekompakan, kerja sama dalam berbagai hal yang bermanfaat, membangun kejujuran, amanah dan berhemat.

Sementara itu Kepala Kantor Kemeterian Agama RI Kota Tangerang Selatan, KH.Abd.Rozak, S.Ag.MA, pada sambutan peresmianya menceritakan bahwa keberadaan Pondok Pesantren sudah ada sejak abad 16 sebelum Indonesia merdeka.

“Meski keberadaan Pondok Pesantren dan Santri di Indonesia ini lebih tua dari indonesia, sementara legitimasi dari Pemerintah dengan hari Santrinya baru beberapa tahun belakangan, Santri tidak marah, santri tidak demo, karena sifat Santri memang berakhalkul karimah, takdzim dan sabar,” kata KH.Abd.Rozak.

Pendirian Pondok itu harus ada 5unsur didalamnya, lanjut KH.Abd.Rozak, jika kelimanya sudah terpenuhi, yaitu ada kyainya, ada guru, ada asrama, ada kurikulum materi program yang diajarkan, maka sudah sah untuk diresmikan.

Hadir pada acara tersebut, Camat Pondok Aren, Makum Sagita, S.Pd. Lurah Jurang Mangu, Lurah Pondok Aren, dari Polres Tangsel beserta jajaranya, FKUB Kota Tangsel, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam H.Edi Suharsongko, dan beberapa undangan lainya. Turut hadir Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Irianto yang mendampingi para tamu undangan pada kegiatan tersebut.

Selaras dengan pemerintah kota Tangerang Selatan, harapan berdirinya Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Al Mubarok ini adalah dapat melahirkan santri dan pribadi yang profesional religius. (mp)

sumber : ldii.or.id & http://beritakotanews.com

Tangsel

LDII Dirikan Pondok Karakter yang Fokus Bentuk SDM Profesional…

Dalam rangka melawan arus komersialisasi pendidikan oleh perusahaan start-up, LDII mendirikan platform e-learning yang berfokus terhadap pembangunan karakter profesional religius. Pembangunan karakter tersebut merupakan program DPP LDII sejak Munas VII pada 2011.

Pondok Karakter bakal menjadi e-learning perdana yang fokus pada pembentukan karakter, “Kami memiliki 236 satuan pendidikan, baik pada tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Di sekolah-sekolah itu selain mendapatkan pendidikan formal, para peserta didik memperoleh pendidikan karakter,” ujar Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso.

Sejak Munas LDII pada 2011 itu, LDII menggelar beragam workshop, diskusi kelompok terpumpun (FGD) dan beragam seminar. Bahkan pakar pendidikan LDII dikirim ke satuan-satuan pendidikan untuk memberikan pelatihan kepada ketua yayasan, kepala sekolah, guru, hingga pamong, “Sejak Rakernas LDII 2018, kami mulai memikirkan internet dan teknologi informasi sebagai media membangun karakter,” kata Chriswanto Santoso.

Menurut Chriswanto Santoso, profesional religius adalah individu yang memiliki sifat alim-faqih, ber-akhlakul karimah, dan mandiri atau yang dikenal sebagai Tri Sukses, “SDM religius adalah generasi yang memiliki keterampilan sekaligus memiliki pemahaman agama yang kuat, yang kami harapkan menjadi generasi unggul pada masa depan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP LDII Basseng yang juga koordinator Education Clearinghouse (ECH), mengatakan aplikasi Pondok Karakter memungkinkan materi ajar bisa diakses secara luas dan dalam waktu singkat, “Hal ini memungkinkan percepatan dalam proses pembangunan karakter pada satuan-satuan pendidikan,” ujarnya.

Menurut Basseng, bila orangtua, penyelenggara pendidikan, kepala sekolah, guru, dan pamong memiliki referensi yang sama, maka pendidikan karakter bisa berhasil, “Bila semua orang memiliki materi pendidikan karakter dan menerapkannya, maka sang anak makin banyak terekspos dengan nilai-nilai moral,” imbuhnya.

Menurutnya, tanpa nilai-nilai moralitas yang diperoleh dari religi, maka ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia justru bisa berakibat kerusakan. Inilah yang menjadi perhatian LDII. Menurut Basseng, dengan menerapkan pendidikan karakter, LDII telah melakukan kontribusi dalam cita-cita pembangunan nasional. Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur pada masa mendatang.

Sementara, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan, Edy Iriyanto, di sela-sela peresmian Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Al Mubarok di Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa pembangunan karakter professional religious di lingkungan LDII Kota Tangerang Selatan dilaksanakan dengan mengutamakan pendidikan terkait pemeliharaan kerukunan, kekompakan, kerjasama dalam berbagai hal yang bermanfaat, membangun kejujuran, amanah dan hidup sederhana. /**

Nasional

Sikapi PSBB DKI Jakarta, LDII Minta Warga Utamakan Kemaslahatan…

Jakarta (14/9). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengetatkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), usai mendapati peningkatan paparan virus corona (Covid-19) di perkantoran dan keluarga. Imbas dari hal tersebut, bukan hanya wilayah Jakarta yang mengalami masalah sosial, namun juga berdampak ke kota-kota besar di sekitarnya, bahkan hingga ke Yogyakarta dan Surabaya.

Mengambil pengalaman PSBB sebelumnya, warga yang tak lagi bekerja di Jakarta, memilih kembali ke kampung halamannya masing-masing. Hal tersebut memicu penyebaran wabah di berbagai provinsi terutama di sekitar Jakarta, hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menanggapi hal tersebut, Penjabat Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso meminta masyarakat meningkatkan kepeduliannya, dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan. Ia meminta warga menjalani pola hidup sehat dan berolahraga untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

“Terutama ketika berada di luar rumah tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mengenakan masker, dan selalu mencuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah,” ujar Chriswanto Santoso.

Selain itu, ia meminta masyarakat lebih mengutamakan kemaslahatan umat atau warga lainnya dengan prinsip, tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain, “Yang dalam kaidah fikih disebut sebagai la dharara wala dhirara. Kita harus menghindari bahaya bagi diri maupun masyarakat lainnya,” ujarnya.

Menurut Chriswanto Santoso, pihaknya terus mengingatkan membantu dan menyukseskan program pemerintah di wilayah masing-masing terkait pandemi, “Di wilayah zona merah, sesuai anjuran pemerintah, kami menghentikan kegiatan pengajian tatap muka dan menggantinya dengan pengajian secara daring (online). Sehingga tak terjadi konsentrasi warga,” ujarnya. Sebaliknya, di wilayah zona hijau atau kota-kota yang menerapkan new normal, LDII meminta warganya menerapkan protokol kesehatan.

Chriswanto bahkan menambahkan bahwa LDII telah sukses melaksanaan beberapa agenda organisasi tingkat nasional hingga ke kabupaten/kota dengan sistem daring dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Senada dengan Chriswanto Santoso, peneliti wabah dr. Dicky Budiman, M.Sc, PH. PhD (Can) dari Griffith University Australia, mengatakan saat wabah global terjadi, tak ada satupun negara yang kebal, apalagi dalam era yang semakin global saat ini, “Satu pojok negara dengan negara lain, hanya butuh waktu 36 jam. Jadi penyebaran penyakit juga semakin mudah,” papar Dicky Budiman. Ia mengingatkan agar warga menjaga kesehatan dan menjaga diri.

Menurutnya, dunia Islam zaman dahulu, sangat berpengalaman dalam menghadapi wabah, karena Islam melalui Alquran dan Alhadist sudah mengajarkan pengobatan dan prinsip-prinsip karantina. Kemudian dunia Barat juga melaksanakan prinsip-prinsip karantina tersebut.

Mengabaikan karantina, bisa mengakibatkan beragam masalah. “Wabah membuat beragam masalah, bahkan haji sangat dibatasi dan anak-anak sekolah diliburkan. Dan yang jadi ketakutan negara adalah masalah ekonomi,” ujar Dicky Budiman. Ia menggarisbawahi, wabah sangat dipengaruhi pula oleh prilaku manusia. Untuk itu, saat terjadi pandemi, ia meminta masyarakat dan warga LDII mematuhi protokol kesehatan. Agar penyebaran virus corona dapat ditekan.

Sementara itu Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 DPP LDII, dr. Dani Pramudya, Sp.EM, mengatakan, dengan adanya PSBB kedua, ia mengingatkan kembali agar warga benar-benar mematuhi protokol kesehatan, “Harapannya, warga lebih disiplin lagi dan menghindari kerumunan,” ujar Dani.

Terutama bagi warga yang tinggal di kompleks dan perkampungan yang padat, agar membiasakan menjaga jarak dan menggunakan masker, “Untuk menghindari paparan virus corona, yang terpenting adalah melaksanakan protokol kesehatan, menghindari kerumunan, dan berupaya tak keluar rumah bila tak mendesak,” jelas Dani.

Menyikapi pengetatan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang tentunya akan berdampak pada kota-kota di sekitarnya, termasuk Kota Tangerang Selatan, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto mengingatkan khususnya kepada warga LDII di Tangerang Selatan agar selalu disiplin mengikuti protokol Kesehatan.

“Seperti sudah kita ketahui bersama, bahwa upaya mengurangi penyebaran virus Covid-19 ini sebenarnya tidak sulit, hanya ada tiga langkah, yakni selalu menggunakan masker dengan benar, rajin mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir atau hand sanitizer, dan hindari kerumunan,” katanya.

Disampaikan Edy Iriyanto, untuk membantu menangani jika ada warga yang terdampak Covid-19, DPD LDII Kota Tangerang Selatan juga sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

“Alhamdulillah, kami sudah melaporkan keberadaan Satgas Covid-19 DPD LDII Tangsel kepada Walikota Tangerang Selatan Ibu Airin Rachmi Diany. Beliau menyambut baik dan mendukung langkah-langah yang telah kami lakukan,” jelasnya. /**

Khofifah Pembukaan Muswil DPW LDII Jatim Lintas Daerah

Pesan Khofifah Kepada LDII Jawa Timur

Surabaya (29/8). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Jawa Timur menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil ) IX, untuk memilih ketua dan jajaran pengurus masa bakti 2020-2025. Acara tersebut dihelat di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin, Surabaya, Jawa Timur. Acara Muswil LDII Jawa Timur tersebut dihelat secara daring.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

“Acara ini dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi Zoom dan Senkom Digital Communication,” ujar Ketua Panitia Muswil LDII Jawa Timur, Dadang Zahrawanugraha. Muswil secara daring ini, dilaksanakan sehubungan masih tingginya pandemi Covid-19 di Surabaya. Acara tersebut, menurut Dadang, diikuti 38 kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Mereka berada di 38 studio mini, tersebar dengan peserta ulama, pengurus pleno DPW LDII Jawa Timur, pengurus pleno DPD LDII, dan peninjau.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPW LDII Amien Adhy menyatakan tema Muswil adalah “Membangun Jatim Cerdas, Sehat, dan Harmoni Melalui Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Profesional Religius”. Menurut Amien Adhy, tema ini diangkat, karena program kerja LDII banyak yang beririsan dengan program kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Delapan klaster program kerja DPW LDII yang diadopsi dari Rakernas DPP LDII banyak bersentuhan dengan Nawa Bhakti Satya,” kata Amien. Sembilan program itu Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Amanah, Jatim Berdaya, dan Jatim Harmoni, “Kesembilan program utama itu diwujudkan dalam tagline, berupa prinsip kerja yang Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, dan Responsif (CETTAR).

Senada dengan Amien Adhy, dalam sambutannya, Pj Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso menegaskan, delapan program kerja LDII adalah wawasan kebangsaan, keagamaan, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan dan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, energi terbarukan, dan teknologi digital.

“LDII mengupayakan agar organisasi ini berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia, di luar core kegiatan LDII di bidang dakwah. Dengan cara mengajak warga LDII fokus pula terhadap tujuh bidang lainnya, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Indonesia,” ujar Chriswanto Santoso.

Chriswanto dalam pembukaannya, menggarisbawahi, dakwah LDII menyentuh pula kalangan marjinal, “Kami berdakwah di kampung kusta di Ngenget, Tuban, dan membuka pengajian tuna rungu di Surabaya. Bahkan kami juga berdakwah di Lapas dan di wilayah perbatasan,” ujar Chriswanto.

Sementara di bidang ekonomi, Chriswanto mendorong warga LDII membangun Usaha Bersama berbasis ekonomi syariah. DPP LDII mendorong UMKM saling bekerja sama, bergotong royong, saling menguatkan, untuk menyambut ekonomi yang sifatnya kompetisi, “Sesama UMKM nasional, harus bekerja sama bukan berkompetisi dengan begitu bisa menghadapi pasar bebas atau persaingan di tingkat global,” imbuhnya.

Chriswanto mengingatkan, agar para peserta tetap berpartisipasi dalam level yang tinggi meskipun dalam Muswil LDII Jawa Timur dilaksanakan secara daring, “Partisipasi, saran, dan ide-ide anda, akan berpengaruh dalam keterlibatan LDII dalam membangun bangsa, mewujudkan Indonesia Emas pada 2035 nanti,” ujarnya.

Menurutnya, Muswil LDII Jawa Timur sangat strategis, karena menuntut adaptasi agar organisasi lincah dalam menghadapi zaman yang berubah dengan cepat, “Pandemi ini membuat krisis ekonomi global, bila dibiarkan akan mengakibatkan krisis multidimensi. Untuk itu perlu SDM yang khusus, di mana kita menggeser cara kerja normal, menjadi ekstra normal bahkan menjadi super ekstra normal. Inilah pentingnya SDM khusus, SDM profesional religius,” ujar Chriswanto.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka Muswil LDII Jawa Timur mengatakan, program kerja Nawa Bhakti Satya menjadi framework Pemprov Jawa Timur dikerjakan oleh banyak lembaga dan instansi. Semuanya bergerak bersama dan mencapai titik temu, untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Timur.

“Pandemi ini memang menciptakan kontraksi, bahkan Jawa Timur mengalami minus pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9 persen. Namun masih terendah di seluruh Jawa. Sementara angka PHK mencapai 4 persen juga terendah di Pulau Jawa,” ujar Khofifah. Menurut Khofifah, perubahan akibat pandemi ini harus disikapi dengan karakter yang kuat.

“Pendidikan karakter yang selama ini bisa dilakukan dalam keluarga atau pesantren, cukup sulit bila dilakukan secara virtual. Untuk itu saya mendukung LDII yang mengembangkan aplikasi Pondok Karakter. Karena dalam pandemi ini butuh kreatifitas untuk tetap membangun karakter bangsa, di saat pertemuan langsung dibatasi,” ujar Khofifah. Ia menganalogikan, membangun karakter memerlukan contoh atau teladan, namun di saat sekolah atau pesantren memberi pelajaran melalui virtual, pemberian teladan ini menjadi tidak mudah.

Khofifah mengingatkan kepada para peserta Muswil LDII Jawa Timur, agar terus mengedepankan pendidikan atau ilmu, “Kita sering diajarkan untuk mendapatkan dunia, ukhrowi (akhirat) atau keduanya dengan ilmu. Untuk itu saya mendukung LDII yang memasukkan pendidikan dalam program kerjanya,” kata Khofifah.

Ia juga mendukung paparan Pj Ketua Umum DPP LDII mengenai konsep bekerja sama, “Kompetisi di luar kita menghadapi raksasa bahkan monster ekonomi, bila yang kecil-kecil bersatu maka akan menjadi kuat. Dan selanjutnya menjadi besar,” ujar Khofifah. Ia mencontohkan keberhasilan LDII dalam energi terbarukan, “Listrik-listrik dari energi terbarukan yang kecil-kecil milik LDII itu, bila digabungkan bisa menjadi megawatt. Di sinilah pentingnya bekerja sama bukan berkompetisi,” imbuhnya. /*