Sosialisasi Empat Pilar MPR RI: Bekal Wujudkan Masyarakat Berkualitas

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso di Gedung Nusantara IV MPR/DPR/DPD RI, Jakarta . (Foto : Lines)

Jakarta (3/8). DPD LDII Kota Tangerang Selatan, menghadiri Sosialisasi Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Acara tersebut bertempat di Gedung MPR RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (3/8) dengan total kehadiran 210 orang.

Undangan DPD LDII Kota Tangerang Selatan diwakili oleh Edy Iriyanto, selaku Ketua, H. Aan Setiawan, selaku Wakil Ketua, H. Rustomo, selaku Wakil Ketua, H. Popo A. Fauzan, selaku Wakil Ketua, Hadi F. Amin, selaku Sekretaris, H. Harun Sohar, Bagian Hubungan Antar Lembaga, H. Adang Gunawijaya, Bagian Hubungan Antar Lembaga dan H. Iswahyono, Bagian Pengabdian Masyarakat.

Pengurus DPD LDII Kota Tangerang Selatan menghadiri Undangan MPR RI

Acara tersebut diselenggarakan oleh MPR RI bekerjasama dengan DPP LDII bertajuk “Perkuat Wawasan Kebangsaan Menuju Indonesia Emas 2024”. Tujuanya untuk mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan ke berbagai elemen anak bangsa, mendukung terimplementasinya Empat Pilar Kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta memberikan pemahaman pentingnya Empat Pilar Kebangsaan dalam menghadapi ekspansi arus globalisasi.

“LDII merupakan suatu organisasi kemasyarakatan, keagamaan dan lembaga dakwah yang berbasis kebangsaan yang memiliki pandangan visioner, LDII menjadikan wawasan kebangsaan sebagai salah satu program proritas pengabdian. Ini penting untuk diikuti tokoh-tokoh agama lainnya untuk menjadi teladan bagaimana kita menyebarkan nilai-nilai kebaikan keagamaan dan tidak lupa menjaga bangsa dari perpecahan,” ungkap Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.

Ia berharap LDII dapat membantu mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika kebangsaan kepada seluruh masyarakat yang lebih luas. MPR RI juga menyambut baik nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangi oleh MPR RI bekerjasama dengan LDII untuk menggelar sekolah virtual kebangsaan yang akan diselenggarakan disetiap DPD Kota dan Kabupaten LDII di seluruh Indonesia.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso menandatangani nota kesepahaman (Mou) kerja sama terkait “Sekolah Virtual Kebangsaan”.

 

Sementara itu dalam sambutannya, Singgih Tri Sulistiyono, Ketua DPP LDII, mengungkapkan Alasan LDII mendukung program MPR RI untuk diaktualisasikan ada 2, yaitu yang pertama alasan diakronis, 4 pilar dapat mempererat persatuan dan kesatuan dari masyarakat multi etnis dan ras. Alasan kedua, yaitu alasan Strategis, menyangkut konteks global, dengan 4 pilar kita bisa menjadi identitas kita agar tidak mudah dipecah belah untuk menghadapi tantangan global.

“Wawasan kebangsaan merupakan program unggulan dari 8 pokok pikiran LDII, karena menduduki urutan pertama. Ini sejalan dengan MPR RI dalam mensosialisasikan Empat pilar kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat yg adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya. Ia berharap kegiatan tersebut dapat berjalan yang baik dan lancar sehingga kedepannya LDII dapat bekerjasama dengan ormas yang lain untuk menyelenggarakan kegiatan serupa.

Foto Bersama Pengurus DPD LDII Kota Tangerang Selatan Menghadiri Undangan, diwakili oleh Edy Iriyanto, H. Aan Setiawan, H. Rustomo, H. Popo A. Fauzan, Hadi F. Amin, H. Harun Sohar, H. Adang Gunawijaya, dan H. Iswahyono

Senada dengan Prof. Singgih, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan, Edy Iriyanto, mengungkapkan DPD LDII Kota Tangerang Selatan sangat mengapresiasi sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini. Kegiatan ini sejalan dengan program-program yang telah terlaksana.

“Kami akan terus berupaya menanamkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika kepada seluruh anggota dan masyarakat luas di Kota Tangerang Selatan. Melalui kegiatan-kegiatan seperti pengajian, pendidikan karakter, dan berbagai kegiatan sosial, kami berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjaga keutuhan NKRI,” tutupnya.

Turut hadir Jajaran Pengurus DPP LDII, Ketua DPW Daerah Khusus Jakarta, Ketua DPW Jawa Barat, Ketua DPW Banten, Ketua DPD se-Jabodetabek, dan Sekertaris Jendral MPR RI. (Nabil/LINTAS)

Silaturahim Hangat, LDII Jalin Ukhuwah Lansia di Tangerang Selatan

Tokoh Senior LDII Keenan Nasution mengisi acara Silaturahim hangat dan memberikan Motivasi para peserta. (Foto : Diego)

 

Tangerang Selatan, (24/8) DPD LDII Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan baru-baru ini menggelar acara silaturahim bertajuk “Tri Sukses Generus Senior” di Masjid Zaki Mustofa, Bintaro, Tangerang Selatan. Acara yang dihadiri oleh sekitar 400 warga LDII lanjut usia ini bertujuan untuk menginspirasi para “senior” agar senantiasa sehat, meningkatkan kualitas ibadah, dan meraih akhir hayat yang baik. Selain mendengarkan ceramah agama, para peserta juga banyak mendapatkan motivasi dari tokoh-tokoh senior LDII seperti Keenan Nasution dan Ida Royani.

Ketua DPD LDII Jakarta Selatan, Mulyono, menyampaikan pentingnya acara silaturahim ini bagi para lansia. “Acara silaturahim ini, yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang hangat, menjadi momen berharga bagi kita semua untuk mempererat tali persaudaraan. Dalam usia senja, pertemuan seperti ini sangat berarti untuk menjaga kesehatan fisik dan spiritual,” ujarnya.

Mulyono juga melihat acara ini sebagai ajang reuni bagi para lansia. “Acara ini mengingatkan kita pada perjuangan bersama di masa lalu dan memotivasi kita untuk terus istiqomah dalam beribadah hingga akhir hayat,” tambahnya. Ia mengapresiasi antusiasme para peserta, “Melihat semangat dan keceriaan para lansia, saya merasa sangat terharu.”

Mulyono berharap agar kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin. “Dengan pertemuan berkala, para lansia akan merasa lebih diperhatikan dan termotivasi untuk terus aktif dalam kegiatan keagamaan,” tutupnya.

Ida Royani menyampaikan Pesan spiritual menyentuh hati kepada peserta Generus Senior. (Foto : Diego)

Dalam sambutannya, Ida Royani, tokoh yang menginspirasi banyak generasi, menyampaikan, “Acara ini adalah manifestasi dari janji Allah SWT bahwa orang-orang yang beriman akan saling menyayangi. Kita semua adalah saudara seiman. Dengan bersilaturahim, kita telah mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat tali persaudaraan. Saya yakin, Allah akan senantiasa memberikan keberkahan bagi kita semua.” Pesan spiritual yang disampaikan Ida Royani begitu menyentuh hati para peserta, sehingga suasana menjadi semakin khidmat.

Imam Sarjono, perwakilan dari DPD LDII Tangerang Selatan, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran acara. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para lansia, baik dari segi kesehatan maupun spiritual. Semoga mereka semakin mempersungguh beribadah dan mampu menghadapi masa tua dengan tenang,” ujar Imam.

Peserta acara Silaturahim Hangat Generus Senior (Foto : Diego)

Selain menjadi ajang silaturahim, kegiatan meriah ini juga merupakan bentuk kepedulian nyata LDII terhadap kesejahteraan para lansia, yang tercermin dari berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Dengan berbagai kegiatan yang positif, diharapkan para lansia dapat tetap aktif, bahagia, dan menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Imam Sarjono berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan dan bahkan meluas ke daerah-daerah lainnya. “Silaturahim ini sangat penting untuk mempererat tali persaudaraan dan memberikan dukungan moral bagi para lansia. Ini membuktikan bahwa LDII berkomitmen untuk terus mendukung kesejahteraan mereka,” tegas Imam. (AJENG/Lintas)

Ketua MPR Ungkap Sistem Demokrasi di Indonesia Perlu Dikaji…

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat memberikan pembekalan di acara Rakernas LDII 2023

Jakarta (7/110). Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berbicara tentang sistem demokrasi di Indonesia, dalam Rakernas LDII 2023 di Grand Ballroom Minhaajurrosyidin, Jakarta, pada Selasa (7/11). Menurutnya, dahulu sebelum amandemen, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan pemerintahan Indonesia dijalankan oleh wakil rakyat hingga utusan golongan.

Ia menjelaskan utusan golongan merupakan perwakilan masyarakat Indonesia yang menjadi anggota MPR. Pada era Orde Baru (Orba), utusan golongan diisi oleh perwakilan dari berbagai profesi seperti ulama, cendekiawan, buruh, guru, petani, nelayan dan lain-lain.

“Pascareformasi, kita sudah kehilangan satu unsur dalam sistem politik, yakni utusan golongan. Sehingga ketika bicara kepentingan ulama, kepentingan cendekiawan, harus kalah dengan kepentingan partai politik,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, utusan golongan di MPR dihapuskan saat amendemen UUD 1945 pada 1999. Susunan keanggotaan MPR kemudian hanya berasal dari perwakilan politik dan daerah. Dengan keanggotaan MPR hanya berasal dari dua kelompok itu, menurutnya, tak semua kelompok masyarakat bisa terwakili.

Untuk itu, pria yang akrab disapa Bamsoet itu menginginkan sistem demokrasi di Indonesia dapat dikaji kembali. Hal tersebut bertujuan untuk mengakomodasi dan melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisiapasi mengabdi pada negeri lewat kursi legislatif.

Dengan begitu, menurutnya menghadirkan kembali utusan golongan di MPR dinilai penting. Pasalnya, tidak semua aspirasi masyarakat bisa terwakili lewat perwakilan partai politik dan kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

“Sehingga sistem politik yang kita harapkan lewat utusan golongan betul-betul membawa manfaat. Mereka dapat menyerap aspirasi dari golongannya,” ungkapnya.

Bamsoet menjelaskan, pada masa Reformasi, pengambilan keputusan untuk menghapus utusan golongan di MPR dinilai terlalu terburu-buru. Padahal menurutnya, dalam konteks keindonesiaan, praktik kehidupan demokrasi harus dijiwai oleh sila keempat Pancasila. Sila ini mengamanatkan penegakan kedaulatan rakyat serta melembagakannya dalam mekanisme permusyawaratan dan perwakilan.

“Dalam demokrasi yang kita anut hari ini ternyata masih ngeri-ngeri sedap. Artinya bahwa rupanya kita terlampau cepat memilih sistem demokrasi. Seharusnya, bangsa Indonesia menganut budaya musyawarah dan mufakat dalam pengambilan keputusan. Semua elemen masyarakat turut menyampaikan aspirasi dari golongannya,” ucapnya.

Menurut Bamsoet, keberadaan utusan golongan juga dinilai penting untuk mengurangi hegemoni partai politik, dan pemegangan kekuasaan yang diisi oleh segelintir orang dengan modal yang besar.

“Pemerintahan demokrasi ini jangan hanya diisi oleh mereka yang memiliki isi tas. Kalau sistem kita tidak diperbaiki, maka yang akan mengisi ruang legislatif di daerah-daerah adalah orang-orang yang memiliki modal kuat, atau dimodali oleh orang yang modalnya kuat,” ucapnya.

Dengan demikian, unsur utusan golongan di MPR menurut Bamsoet tak hanya merefleksikan kebhinekaan. Sekaligus menjadi penjelasan kepada rakyat tentang terserapnya aspirasi semua golongan, dan terpenuhinya kesepakatan semua elemen bangsa yang berdaulat.

Ketua MPR RI: Sistem Demokrasi Indonesia Perlu Perbaikan dan…

Jakarta (18/10). Lebih dari 25 tahun pascareformasi, banyak hal yang perlu diperbaiki dalam sistem demokrasi di Indonesia. Semangat reformasi yang digaungkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Diperlukan pembangunan wawasan kebangsaan yang kuat bagi seluruh elemen bangsa guna menyongsong era Indonesia Emas 2045. Untuk itu, simbol-simbol kebangsaan perlu diinternalisasikan kepada generasi penerus sejak usia dini.

Hal itu disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima kunjungan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso beserta jajarannya di Kompleks Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (17/10).

“Perbaikan masih banyak yang harus kita kejar. Ternyata pascareformasi keadaan kita tidak semakin baik sebagaimana yang diimpikan pada saat reformasi,” ujarnya.

Menurutnya, setiap sendi-sendi kehidupan demokrasi masih dalam perbaikan. “Kehidupan demokrasi masih dalam perbaikan, kehidupan ekonomi kita juga masih dalam pemantapan, kehidupan masyarakat yang berkeadilan, kemiskinan dan kebodohan, kita masih bergelut di situ,” ujar politisi Partai Golkar itu.

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menegaskan, untuk mencapai reformasi yang diinginkan membutuhkan waktu yang panjang. “Sebenarnya kita mempunyai ekspektasi tinggi saat Reformasi agar bisa mendongkrak ke arah yang lebih baik. Tapi semua itu memerlukan waktu dan perlu penyesuaian dari berbagai pihak. Kita membutuhkan proses agar benar-benar matang dan membumi,” tambahnya.

Menurut pandangannya, pendapatan per kapita dan literasi pendidikan yang masih rendah menjadi salah satu faktor penyebabnya. “Pilihan demokrasi kita menurut pribadi saya, belum waktunya kesana. Karena income per kapita kita masih rendah dan literasi pendidikan kita masih rendah dibandingkan dengan nilai-nilai Barat, yang demokrasinya bisa maju karena masyarakatnya juga sudah maju,” ujarnya.

Bamsoet menambahkan membangun wawasan kebangsaan harus dilaksanakan masif agar dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat dan mengisi setiap ruang publik. Dan yang tidak kalah pentingnya, membangun wawasan kebangsaan harus dilaksanakan secara berkesinambungan, agar tertanam kuat dan tidak mudah goyah oleh arus perubahan zaman” pungkas Bamsoet.

Dalam pertemuan itu, Bamsoet mengapresiasi kontribusi yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan, “Saya mengapresiasi kontribusi LDII yang gerakannya selalu pada nilai-nilai kebangsaan, pertanian, sumberdaya alam, SDM dan seterusnya. Tidak hanya bicara tentang agama tapi juga bicara soal kehidupan yang berkeadilan, kesejahteraan dan memerangi kebodohan,” tutupnya.
Sementara, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan Ormas Islam sebagai civil society memilik peran dalam memperkuat semangat Reformasi.

“Komunikasi seperti ini dalam rangka menyamakan visi dan persepsi, supaya sikap kita dalam menangani negara dengan kesepakatan yang sudah disepakati ini sinkron,” paparnya. Menurut KH Chriswanto, ketika semangat Reformasi masih jauh dari yang diharapkan, maka dibutuhkan iuran tangan seluruh komponen anak bangsa. “Yang kurang kita perbaiki bersama, yang lebih kita pertahankan sehingga kita bisa menuju ke arah kesepakatan dengan damai,” tegasnya.
Terkadang, lanjut KH Chriswanto, demokrasi sering dikonotasikan bebas dalam menyampaikan pendapat. Sehingga kadangkala cara mengatasi perbedaan menggunakan kekerasan. “Komunikasi seperti ini adalah sarana yang efektif sehingga dapat menghindari hal-hal yang memberikan dampak negatif kepada bangsa dan negara,” urainya.

KH Chriswanto memaparkan, pertemuan itu bagian dari “Road to Rakernas” sekaligus mengundang Ketua MPR RI itu menjadi pembicara dalam Rakernas LDII yang akan diselenggarakan November mendatang.
“Kami sebagai salah satu kekuatan civil society yang mengurusi rakyat tentu kami perlu berkomunikasi, salah satunya sarana yang kami gunakan adalah pelaksanaan Rakernas nanti. Maka kami mengundang Pak Bamsoet dalam Rakernas untuk memberikan wawasan kepada kami,” tuturnya.

Terhadap permintaan LDII tersebut Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2023 yang akan digelar pada tanggal 7-9 November 2023 di Jakarta. “Insya Allah saya akan hadir,” ujar Bamsoet. Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum DPP LDII didampingi Sekretaris Umum Dody Taufiq Wijaya, Ketua Sudarsono, Sekretaris Rioberto Sidauruk dan Departemen OKK Rahmat Tri Fahmi.

Kemendikbudristek dan LDII Sepakat Pendidikan Karakter Dimulai Sejak Dini

Jakarta (18/10). Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Muhammad Adlin Sila mengatakan membentuk sumberdaya manusia berkualitas dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyakat. Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan Pengurus DPP LDII, di ruang Tarumanegara, Gedung A, Kemendikbudristek, Jakarta, pada Senin (16/10).

Dalam kunjungan tersebut, LDII mengundang Mendikbudristek Nadiem Makarim menjadi pembicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang akan dilaksanakan pada November mendatang. Sekaligus mengundang Nadiem sebagai pembicara kunci dalam webinar “Gerakan PAUD Profesional Religius Menuju Indonesia Emas 2045” yang akan dilaksanakan pada Sabtu (21/10).

Menanggapi undangan tersebut, Adlin menyambut baik dan menegaskan program-program LDII tersebut, sejalan dengan program “Merdeka Belajar” yang dicanangkan Mendikbudristek.

“Saya kira tema yang akan diangkat dalam kegiatan webinar sangat terkait dengan kebijakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Mas Menteri, terutama terkait dengan pendidikan PAUD. Bagi kami, ini merupakan awal mula dalam mendidik karakter anak-anak,” ujar professor riset itu.

Ia mendorong, kerja sama dan kolaborasi antara LDII dan Mendikbudristek, “Kami ingin kebijakan Merdeka Belajar menjadi gerakan sosial. Karena itu, kami mengajak seluas-luasnya kepada masyarakat sipil termasuk LDII untuk mengkampanyekan merdeka belajar ini. Karena saya yakin ini dibutuhkan oleh dunia pendidikan kita ke depan,” ungkapnya.

Mantan Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI itu mengapresiasi LDII mengangkat profesional religius dalam membentuk SDM berkualitas. “Nilai-nilai religius menurut saya semuanya bagus apapun agamanya. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia untuk menerjemahkan nilai-nilai agama itu sehingga membumi,” ungkapnya.

“Profesional itukan artinya puncak dari nilai-nilai agama. Kalau dalam agama itu konsep Ihsan atau mukhsin. Artinya, kita melakukan sesuatu tanpa dipaksa atau disaksikan oleh orang lain. Saya kira kami sebagai lembaga pendidikan mengajak anak-anak kita untuk punya karakter agama yang menjadi menyatu sehingga menjadi bagian dari karakter masing-masing anak,” tutupnya.

Sementara, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan penyiapan SDM berkualitas menjadi keharusan, “Penyiapan SDM ini mutlak. Negara supaya tetap eksis, maka harus menyiapkan SDM yang berwawasan kebangsaan, akhlakul karimah, keagamaan, profesional, sehat secara jasmani dan rohani,” ungkapnya.

Untuk mencapai hal itu, KH Chriswanto mengatakan perlunya kerja sama dan kolaborasi anatara masyarakat sipil kepada otoritas. “Karena tidak mungkin dapat dikerjakan satu instansi saja tapi kesepakatan. Saya berharap tidak berhenti di sini, tapi kerja sama ini berkelanjutan karena sama-sama mempunyai visi yang sama yakni menyiapkan Indonesia sejahtera, adil dan beradab,” ujarnya.

Terkait pelaksaan webinar gerakan PAUD, KH Chriswanto menyebut menyiapkan pendidikan karakter harus dimulai sejak di dalam kandungan. “Kami melakukan itu sejak anak di dalam kandungan, orangtuanya menerima parenting skill yang baik, sehat jasmani dan Rohani, sehingga lahir sebagai generasi yang sehat,” ungkap Chriswanto yang didampingi Ketua DPP LDII Basseng, Prof.Singgih Tri Sulistiyono dan Prof.Netti Herawati.

Ketum LDII Ingatkan Risiko Besar Bila Masih Pakai Politik…

Manokwari (27/9). Akar sejarah politik identitas adalah gerakan moral dan perjuangan kelas, untuk melepaskan diri dari penindasan dan kesewenang-wenangan. Gerakan politik identitas dipakai orang-orang kulit hitam melawan diskriminasi warga kulit putih.

“Namun Pemilu di Indonesia, Amerika, Belanda, dan Italia di abad 21, menunjukkan batasan mengenai komunikasi politik populis dan politik identitas menjadi kabur. Keduanya digunakan untuk memburukkan pihak lain, juga untuk membuat batasan antara kawan dan lawan,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, saat ditemui di kantor DPW LDII Papua Barat usai acara Musyawarah Wilayah IV LDII Papua Barat, pada Selasa (26/9).

Pemilu lalu, menurut KH Chriswanto, para elit politik menggunakan politik identitas untuk menandai atau melabel pihak lain. Bukan untuk membangkitkan semangat membangun bangsa dan negara, sebagaimana lahirnya teori politik identitas. Dari penggunaan politik identitas yang negatif itu, melahirkan komunikasi politik populis.

Komunikasi politik populis adalah bentuk komunikasi yang menyalahkan pihak lain, atas kegagalan negeri ini, “Bentuknya terlihat, kelompok-kelompok agama menyalahkan para nasionalis jauh dari Tuhan, sehingga negara menjadi gagal. Sementara kelompok nasionalis mengatakan kegagalan bangsa akibat pola pikir konservatif para pemuka agama,” tutur KH Chriswanto.

Di Italia, Jerman, dan Belanda menurut KH Chriswanto, para elit politik sayap kanan menuding penyebab sempitnya lapangan kerja dan penurunan ekonomi dialamatkan kepada para imigran Timur Tengah, “Sama halnya saat Amerika Serikat di bawah pimpinan Presiden Trump, menuding imigran Meksiko mengambil alih lapangan kerja warga,” ujarnya.

Politik identitas dan komunikasi politik populis, menurutnya, terbukti mampu memikat pemilih juga membangkitkan fanatisme. Namun ada risiko yang lebih besar, “Keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa menjadi taruhan,” tegas KH Chriswanto. Cita-cita luhur berdirinya negara dan bangsa Indonesia jadi pertaruhan hanya karena Pemilu lima tahun sekali.

Ia pun mengingatkan para elit politik agar bersikap dewasa, dengan tidak membawa gaya kampanye politik identitas dalam menghadapi Pemilu 2024, “Saya minta seluruh elit politik supaya lebih dewasa, dalam mensikapi, tidak termakan pola-pola komunikasi politik populis dan praktik politik identitas yang berakibat timbulnya perpecahan,” kata Chriswanto.

Bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku, agama, dan ras, menurut KH Chriswanto merupakan ladang subur tumbuhnya politik identitas. Apalagi, untuk keperluan instan menarik suara, politik identitas sangat rentan digunakan para elit politik. Ia pun berpesan, agar masyarakat tidak terprovokasi dan menyadari, Indonesia ini dibangun atas dasar perbedaan, “Dan sudah seharusnya perbedaan itu tidak dipermasalahkan lagi,” paparnya.

Ia pun juga mengimbau para elit politik untuk menyadari risiko perpecahan, bila masih menggunakan gaya lama dalam kampanye Pemilu. Selain itu, ia juga meminta pihak-pihak lain jangan menunggangi tahun politik demi popularitas, “Membuat kegiatan yang mendiskriminasi pihak lain di tahun politik, justru motifnya perlu dicurigai. Sekadar untuk popularitas atau memang ingin memecah belah bangsa,” tegas KH Chriswanto.

Antara popularitas dan ingin memecah blah bangsa, menunjukkan ketidakdewasaan dalam berbangsa dan bernegara. Justru, menurut KH Chriswanto, bila ingin memperoleh panggung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semua pihak harus menunjukkan kontribusinya dalam membangun negara. Bukan malah membuat gaduh atau menista pihak lain.

Jelang Muswil IV LDII Papua Barat, Ketum LDII Berpesan…

Manokwari (26/9). Menjelang Musyawarah Wilayah (Muswil) IV LDII Papua Barat, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso berpesan, agar para pengurus membuat program pengabdian prioritas. Hal itu ia katakan, saat konferensi pers Pramuswil LDII Papua Barat, di Tabea Social House, Manokwari, Papua Barat, pada Minggu (24/9).

“Setelah kami berbincang, potensi program prioritas LDII Papua Barat, adalah penanganan kemiskinan dan pencegahan stunting. Akan kami pelajari, apakah karena masalah budaya, ekonomi, atau hal lainnya,” ujarnya.

Secara umum, Chriswanto mengungkapkan LDII memiliki “8 program pengabdian untuk bangsa”. “Pertama, adalah kebangsaan. Kemudian keagamaan, ada sisi moralitas. Program Pendidikan, harus profesional dan berkarakter. Program Kesehatan, seperti pencegahan stunting,” ujarnya.

Selanjutnya, ada program teknologi digital. “Kami bekerja sama dengan Kominfo, telah melaksanakan literasi digital pada 200 ribuan warga kami,” pungkasnya.

Hal itu bertujuan, agar tidak menjadi korban efek negatif dari era digital. “Kami berpesan, kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Kalau pikiran baik, maka memanfaatkan teknologi digital, yang dibuka adalah yang baik-baik,” jelasnya.

Kemudian, program ekonomi syariah dan energi baru terbarukan. “Kami sudah membangun PLTS dan PLTMH di ponpes dan tempat ibadah kami. Kutub utara, setiap tahun bergeser 0,5 derajat. Maka, energi baru terbarukan penting dikaitkan dengan lingkungan hidup,” pungkasnya.

Terakhir, adalah program ketahanan pangan. “Saat ini terjadi el nino, yang menyebabkan banyak kekeringan. Kami mendorong, kedaulatan pangan yang berwawasan lingkungan,” ujarnya.

Selain rekomendasi program strategis, Chriswanto mengungkapkan, Muswil IV LDII Papua Barat yang akan dihelat pada tanggal 26 September itu, akan membicarakan beberapa hal. “Pertama, mengevaluasi kinerja kepengurusan periode sebelumnya. Apa yang harus diperbaiki, sesuai dengan program kerja yang telah dibuat,” imbuhnya.

Kedua, mengevaluasi kepengurusan, apakah ketua dilanjutkan atau memilih ketua yang baru. “Besok kami bermusyawarah secara mufakat,” jelasnya.

Ketiga, memberikan rekomendasi kondisi keterkinian. “Baik lokal di Papua Barat, maupun secara umum. Terlebih menyongsong Pemilu 2024, kami mengimbau warga LDII netral aktif dan damai,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Chriswanto juga mengungkapkan, kehadirannya di Papua Barat untuk menginformasikan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP LDII yang akan dihelat pada tanggal 7-9 November 2023 di Jakarta.

“Sudah 2 tahun setelah Munas, kami punya kewajiban melaksanakan Rakernas. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan strategis,” ujarnya.

Terlebih, menjelang tahun politik 2024, ia mengatakan ada kehangatan berlebih yang berpotensi mengacaukan keberlangsungan bangsa dan negara. “Jangan sampai persatuan dan kesatuan kita rusak karena momen ini,” ujarnya.

Menurutnya, persatuan bangsa bisa rusak apabila Pemilu lebih banyak membicarakan jeleknya calon, dibandingkan baiknya calon. “Maka dalam Rakernas, kami akan mengundang tiga capres. Rakernas akan dibuka Presiden Jokowi dan ditutup Wapres Ma’ruf Amin,” katanya.

Ia berharap pada Rakernas nanti para capres menyampaikan visi dan misi, serta program kerjanya. “Bukan black campaign, juga tidak ada politik uang sehingga tidak terjadi potensi korupsi electoral,” jelasnya.

Maka, dari Pemilu 2024, LDII menginginkan yang terpilih merupakan wujud keterwakilan, bukan keterpilihan. “Kalau keterwakilan, menghindarkan potensi transaksional. Betul-betul untuk rakyat Indonesia,” tutupnya.

Sementara itu Ketua DPW LDII Papua Barat, Suroto mengatakan bahwa dalam Muswil IV LDII Papua Barat itu nantinya akan diikuti sekitar 80 orang yang terdiri dari perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota. Yaitu dari Kabupaten Bintuni, Fakfak, Kaimana, Manokwari, sedangkan Kota Sorong dan Kabupaten Sorong hadir sebagai peninjau.

“Dengan kehadiran Ketua Umum LDII di Manokwari menambah semangat warga dan pengurus LDII Papua Barat dalam mensukseskan Muswil IV LDII Papbar dan meningkatkan karya, kontribusi dan komunikasi LDII di tengah masyarakat,” ujar Suroto.

Jubir Menhan: Perdamaian Jadi Esensi Politik Pertahanan Indonesia

Jakarta (21/9). Bagi Indonesia seribu kawan masih kurang, sementara satu lawan terlalu banyak. Hal tersebut menunjukkan kebijakan pertahanan nasional harus aktif, sebagaimana tersemat dalam “Pembukaan UUD 1945”. Bahkan, menjadi salah satu tujuan berdirinya negara adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pernyataan tersebut ditegaskan Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Menhan) Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam peluncuran bukunya yang berjudul ‘Politik Pertahanan’, di Aula Theatre Gedung Pierre Tendean, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.

Dahnil menceritakan tantangan yang dihadapi Prabowo saat menjadi Menhan. Ia mengatakan spektrum pertahanan sangat luas, bukan sekadar penguatan militer, namun juga ekonomi. Dalam buku setebal 248 halaman tersebut, Dahnil menyampaikan di antaranya berbagai kebijakan pertahanan Prabowo selama menjabat sebagai Menhan.

Buku tersebut memuat berbagai topik mulai dari Pertahanan Rakyat Semesta, Pangan dan Pertahanan Negara, Memperkuat Diplomasi Pertahanan Kita, Politik Alutsista Prabowo Subianto, hingga Urgensi Komponen Cadangan TNI.

“Menhan Prabowo sejak dilantik, dalam beberapa bulan melawat ke-10 negara. Prabowo bertindak bukan hanya sebagai menhan tapi juga menteri luar negeri. Prabowo berdiplomasi pertahanan membangun perkawanan, bukan hanya membangun alat utama sistem pertahanan (Alutsista),” tutur Dahnil.

Menurutnya, apa yang dilakukan Menhan adalah untuk menghindari perang, “Dari sini kita bisa menarik definisi, bahwa perang adalah diplomasi gagal. Bila kita tidak kuat, maka berkawan dengan semua orang,” tuturnya.

Indonesia yang cinta damai, tentu saja harus bersiap dengan perang. Apalagi, ibarat perahu, menurut Dahnil, Indonesia sedang berlayar di antara dua karang, “Kita sedang berada di antara konflik Amerika Serikat dan China, dua negara adidaya,” tutur Dahnil. Untuk itu, Indonesia harus mandiri dalam industri pertahanan, membangun ekonomi berwawasan pertahanan, pangan sebagai pertahanan negara, hingga penguatan era digital.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPP LDII Singgih Trisulistiyono yang diundang dalam acara tersebut mengatakan, buku karya Jubir Kemenhan Dahnil Anzar memicu dan memacu pemikiran-pemikiran baru mengenai pertahanan, “Buku ini sebagai pijakan pemikiran, yang harus dikembangkan untuk menjaring pemikiran segar. Agar Indonesia di masa depan menjadi negara yang well defend,” tutur Singgih yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro.

Sebagai negara yang memiliki pertahanan yang baik, menurut Singgih, Indonesia bisa menentukan dirinya sendiri, menentukan keamanan lingkungan geostrategis, dan geopolitik, “Ke depan kita juga perlu mengembangkan studi ini, yakni membangun pertahanan yang berbasis kepada Pancasila dan semangat nasionalisme. Karena ini menjadi fundamental yang sangat penting untuk membangun pertahanan Indonesia ke depan,” imbuh Singgih.

Ia menambahkan untuk bisa melahirkan gagasan-gagasan pertahanan yang baik, bangsa Indonesia juga harus belajar sejarah, “Dari sejarah kita bisa mengambil pelajaran, agar tidak mengalami nasib serupa. Syaratnya adalah kita membangun pertahanan yang baik, jadi saya kira buku ini sangat inspiratif,” pungkasnya.

Beberapa penanggap yang hadir dalam kesempatan itu antara lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksda TNI (Purn) Amarulla Octavian, Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono, Wartawan Harian Kompas Edna Caroline, dan Pengamat Militer dan Pertahanan Khairul Fahmi.

Menkominfo: Pemilu Butuh Ruang Diskusi Digital yang Sehat untuk…

Jakarta (21/9). Google dan Youtube Indonesia menggelar acara “memahami Pemilu 2024” pada Rabu (20/9). Acara yang diselenggarakan di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta juga dihadiri  Budi Arie Setiadi. Dalam kesempatan itu, DPP LDII juga diundang sebagai peserta.

Dalam sambutannya, Budi Arie mengatakan, Pemilu 2024 bakal melibatkan sekitar 204 juta pemilih. Angka tersebut naik signifikan sebesar 12 persen dibandingkan dengan Pemilu 2019, “Ini adalah indikasi positif yang menunjukkan minat yang tinggi, dalam berpartisipasi dalam proses demokrasi di Indonesia,” ujar Budi.

Budi juga mengungkapkan data mengenai profil pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2021-2022. Menurutnya, Indonesia mencatatkan tingkat penetrasi internet sebesar 78 persen, “Terdapat 153,7 juta pengguna media sosial berusia 18 tahun ke atas, yang aktif secara daring dengan rata-rata menggunakan media sosial selama enam jam per hari,” ungkapnya. Ia berpendapat teknologi dan internet memiliki peran yang sangat penting dalam proses Pemilu 2024.

Mantan jurnalis Media Indonesia ini mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat mengharapkan bahwa Pemilu 2024 berjalan damai. Pemilu Damai 2024 menjadi salah satu agenda penting dalam 13 bulan ke depan, “Tujuannya adalah mewujudkan Pemilu yang damai, bermartabat, dan berkualitas sebagai tolok ukur kedewasaan demokrasi. Untuk mencapainya, perlu menciptakan ruang digital yang sehat. Ruang di mana berbagai kelompok dapat berdiskusi secara damai dan menghormati perbedaan pendapat,” katanya.

Sementara itu, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam menjelaskan tantangan yang dihadapi Google dalam mengatasi masalah misinformasi dalam konteks Pemilu mendatang, “Google mengakui bahwa tantangan dalam menghadapi penyebaran misinformasi selama Pemilu semakin kompleks. Para penyebar misinformasi semakin canggih dalam taktik dan teknik mereka. Namun, Google telah berkomitmen untuk terus berupaya mencegah penyebaran misinformasi di platformnya,” ujarnya.

Salah satu pendekatan yang diambil oleh Google adalah meningkatkan literasi media digital di kalangan warganet. Untuk mencapai tujuan itu, Google akan bekerja sama dengan lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Safer Internet Lab, Cek Fakta, Narasi Media, dan Vindes untuk mengedukasi pemilih pemula. Mereka diupayakan mampu mengenali dan menghindari misinformasi.

“Program inisiatif Google ini diberi nama “Recheck sebelum Kegocek,” dengan harapan dapat memberdayakan warganet untuk lebih kritis dalam menyaring informasi yang mereka temui di dunia digital,” tutur Putri Alam.

Google juga menjalankan upaya kolaboratif dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk membantu komunitas, yang mungkin kurang terlayani di Indonesia. Program ini akan menjangkau lebih dari 1,6 juta orang, termasuk anak muda dan lansia, yang rentan terhadap misinformasi, “Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengenali, melawan, dan melaporkan informasi yang salah dan menyesatkan,” ungkapnya.

Sedangkan, Kepala Kebijakan Publik YouTube untuk Indonesia dan Asia Selatan, Danny Ardianto menjelaskan, ada empat upaya Youtube Indonesia dalam pencegahan konten hoaks,

“Ada empat R. Pertama, Remove artinya Youtube akan menghapus konten negatif yang melanggar hukum di negara setempat. Kedua, Reuse yang artinya mengangkat konten positif mengenai Pemilu 2024 dari media terpercaya dan kredibel. Yang ketiga, Reduce yaitu mengurangi konten yang kurang bermanfaat. Yang terakhir adalah Reward yang artinya memberikan monetisasi untuk konten positif nan bermanfaat,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris DPP LDII, Rioberto Sidauruk mengatakan LDII menyadari pengguna internet Indonesia sudah sangat banyak. Tentu LDII akan menjadi bagian untuk mengedukasi, “LDII berkeinginan bahwa pihak Google dan Youtube juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat dan ormas Islam lainnya.

LDII memberikan apresiasi atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Google dan YouTube dalam melawan disinformasi, hoaks serta upaya untuk menyebarkan informasi yang sehat kepada masyarakat, baik masyarakat global dan secara khusus tentunya untuk masyarakat Indonesia.

“Komitmen YouTube dalam membantu upaya membangun literasi digital kepada masyarakat, khususnya tentu masyarakat Indonesia sangat bermanfaat. Selain itu, LDII juga sering memberikan edukasi mengenai pentingnya peranan sosial media untuk masyarakat melalui LINES (LDII News Network),” tuturnya. (FWI/LINES)

Saat Temui LDII, Kabaintelkam Jelaskan Ingar Bingar Tahun Politik…

Jakarta (14/9). Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan jajarannya, silaturahim ke Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri di Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (13/9). Dalam pertemuan itu, Kepala Baintelkam Polri, Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Suntana menerima masukan LDII, untuk memperkuat Kamtibmas pada tahun-tahun politik.

Komjen Pol. Suntana tidak memungkiri, pesta demokrasi berpotensi menimbulkan polarisasi. Apalagi jika tidak dikelola dengan tepat dan terukur, bisa menimbulkan konflik. Ia melalui Baintelkam, mengajak seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan terpolarisasi. Ia mengingatkan di tahun politik, muncul pula aktor-aktor yang mengadu domba, menyebarkan berita bohong, fitnah dan provokasi yang memecah-belah masyarakat.

“Kami melaksanakan upaya preventif dan penegakan hukum. Kami ajak masyarakat menyikapi masalah sosial yang ada dengan tindakan yang baik,” ujar Komjen Pol. Suntana. Ia pun mengutip ayat Alquran, Surat Al Ashr ayat 3, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

LDII mencoba menyampaikan informasi yang edukatif melalui Rakernas dan bisa merumuskan kontribusi LDII terhadap bangsa. “Sehingga negara ini betul-betul menghadapi Pemilu ini dengan damai dan berhasil,” katanya.

Ayat tersebut menjadi pijakannya, dalam menyelesaikan permasalahan Kamtibmas pada tahun politik dengan tetap memperhatikan ketenangan dalam masyarakat, “Herang caina, beunang laukna, yang artinya airnya tetap bening, sementara ikannya tertangkap,” ujar Komjen Pol. Suntana memberi penjelasan.

Ia mengajak LDII, berpartisipasi menjaga kebajikan dan mengajak kebaikan pada masyarakat yang lain. Ia menambahkan, kelompok masyarakat yang mengadakan kegiatan harus mematuhi peraturan yang berlaku. Mereka harus memberitahukan acara mereka dan mengantongi izin, “Bila acara tersebut berpotensi memecah belah bangsa, dalam situasi tertentu polisi bisa membubarkan kegiatan,” ungkapnya.

Terkait kehadiran DPP LDII, ia mengucapkan selamat atas pelaksanaan Rapat Kerja Nasional atau Rakernas pada November nanti. Semoga berjalan aman dan lancar. Kepolisian siap membantu dan mendukung kegiatan Rakernas yang akan dilaksanakan. Maju terus LDII,” katanya.

Menanggapi ajakan Komjen Pol. Suntana mewujudkan tahun politik yang damai, KH Chriswanto Santoso menggencarkan edukasi untuk meningkatkan literasi digital warga LDII. DPP LDII terus menginformasikan kegiatan yang positif kepada masyarakat. Pihaknya juga terus berkoordinasi terkait keamanan dan ketertiban dengan Polri.

“Yang jelas LDII berkepentingan untuk menjaga agar negeri ini tetap diberikan keamanan, keselamatan, kelancaran, dan kebarokahan. Kedatangan kami ke Kabaintelkam untuk melaporkan persiapan Rakernas. Kami sudah diterima Presiden Jokowi dan siap untuk membuka, serta meresmikan Gedung Serbaguna LDII. Kami juga sudah diterima Wakil Presiden dan siap untuk menutup Rakernas LDII 2023,” kata KH Chriswanto.

Dalam kesempatan itu, KH Chriswanto juga mengundang Kapolri dan Kepala Baintelkam untuk memberikan materi dalam Rakernas. Dengan kehadiran para narasumber terutama dari Polri, KH Chriswanto berharap Rakernas LDII mampu melahirkan rekomendasi yang bisa menyejukkan tahun politik. Sehingga, negeri ini tidak lagi selalu ribut setiap agenda lima tahunan.

“Harapannya, masyarakat tidak terbawa oleh post truth atau kebenaran baru. Maksudnya, kebenaran yang belum tentu itu merupakan kebenaran hakiki yang seringkali dibuat karena faktor framing,” katanya.