Blog

Lintas Daerah

LDII Halal Bihalal dengan MUI Pusat

Jakarta (15/6). Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghelat Silaturrahim dan Halal bi Halal Idul Fitri 1442 H yang diikuti ormas-ormas Islam secara daring, pada Rabu (9/6).

Acara dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin dan Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar. Dalam pembukaan, Wapres Ma’aruf Amin menyatakan halal bihalal ini menjadi momentum untuk kembali memperbaiki kehidupan bernegara dan berbangsa dari kesalahan yang telah diperbuat.

“Setiap manusia memiliki salah, karena itu tugas kita untuk memperbaiki atau melakukan perbaikan meliputi akhlak, ibadah, dan muamalah,” kata KH Ma’ruf Amin.

Menurutnya, tugas sebagai manusia di muka bumi bukan sekedar mencari kekuasaan, popularitas, maupun kemuliaan. Ketiga hal itu mutlak diberikan oleh Allah SWT kala manusia menunaikan kebajikan.

“Itu adalah langkah ketuhanan. Pemberian Tuhan kepada mereka yang bersungguh sungguh mencari ridho Allah SWT. Pemuka-pemuka agama harus bangkit bersama menyatukan ukhuwah Islamiyyah serta menjaga umat dan memberdayakannya,” ujar KH Ma’ruf Amin.

Sementara KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya mengatakan, halal bihalal merupakan dua kata yang diulang sebanyak dua kali yang bermakna lebih dan bernilai kewaspadaan. Satu bulan puasa yang telah dilakukan juga menambah semangat baru dan untuk meningkatkan kehidupan di dunia dan akhirat.

“Ini ada tugas ganda, apalagi MUI adalah majelisnya para ulama. Oleh karena itu, setelah satu bulan puasa, ada peningkatan kinerja, peningkatan dakwah, kenikmatan, dan komposisi secara betul sebagai qodimul ummah dan shadikul ummah,” ujar KH Miftachul Akhyar.

LDII yang diwakili oleh Ketua DPP LDII Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Si, saat mengikuti acara dari kantor DPP LDII, menyatakan halal bihalal ini menjadi budaya saling maaf memaafkan masyarakat Indonesia. Bagi warga LDII, tanda kesyukuran ini muncul usai melaksanakan 5 sukses Ramadan.

“Sebagai bagian budaya di Indonesia, maka kita juga meminta maaf satu sama lain, dan sama-sama saling memaafkan, baik lahir maupun batin,” ujar Teddy. Ia berharap, acara ini bisa menjadi hikmah untuk menyatukan umat meskipun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. 

Acara silaturrahim yang berlangsung secara daring ini dihadiri pengurus Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Pimpinan Harian Dewan Pimpinan MUI dan pengurus Komisi, Badan, dan Lembaga di lingkungan DP MUI.

Selain itu hadir pula pimpinan MUI Provinsi se-Indonesia, pimpinan lembaga-lembaga mitra kerja MUI yang meliputi lembaga negara, kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, perusahaan swasta, ormas Islam tingkat pusat, dan lembaga masyarakat serta komponen masyarakat lainnya.

Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / olive (editor)

Nasional

Laksanakan Amanat Presiden, LDII Helat Vaksinasi Massal

Jakarta (14/6). Presiden Joko Widodo mengamanatkan kepada DPP LDII untuk menyukseskan program vaksin nasional. Salah satunya, dengan mengajak masyarakat melakukan vaksin. Hal tersebut disambut Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dengan menginisiasi pelaksanaan vaksinasi masal. Acara itu terlaksana berkat kerja sama antara DPP LDII, Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta, dan Ponpes Minhajurrosyiddin.

“Amanat tersebut kami terima pada 5 Maret 2021, saat audiensi menjelang Munas IX LDII di Istana Bogor,” papar KH Chriswanto Santoso. Vaksinasi masal yang dilaksanakan di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Gede, Jakarta Timur ini menargetkan 2.500 peserta. Agar tidak berkerumun, peserta vaksinasi masal dibatasi 500 orang setiap hari selama lima hari.

Dalam pantauan KH Chriswanto Santoso, alur vaksinasi masal jelas dan mempermudah peserta. Beberapa minggu sebelum vaksin, peserta sudah mendaftar lewat link yang disediakan panitia, “Menjelang hari vaksin, peserta mendapat pesan singkat jadwal giliran vaksin. Ini yang membuat vaksinasi masal tidak menimbulkan kerumunan,” ujarnya.

Sesampai di lokasi, peserta cukup membawa KTP untuk mendaftar ulang. Sebelum divaksin, peserta dilakukan screening terkait kondisi kesehatan dan penyakit penyerta oleh dokter, yang bertugas di lokasi, “Bahkan dokter yang bertugas meminta saya menelpon dokter pribadi di Surabaya untuk mengecek kondisi medis. Alhamdulillah dokter pribadi saya mengizinkan,” ujar Chriswanto Santoso.

Setelah persyaratan terpenuhi, peserta vaksin pun disuntik vaksin. Usai divaksin, mereka diminta dokter yang bertugas untuk menunggu di pos observasi selama 20 menit. Setelah 20 menit berlalu tidak ada gejala yang menyertai pascavaksin, peserta diperbolehkan pulang.

Menurut Chriswanto Santoso, DPP LDII mencari waktu yang tepat untuk mengadakan vaksinasi massal. Akhirnya, disepakati 14-17 Juni 2021. Ia mendorong semangat ormas-ormas lainnya, untuk melaksanakan vaksinasi massal untuk warga dan masyarakat pada umumnya. Menurutnya, Presiden Jokowi menargetkan 1 juta dosis vaksin setiap hari, “Ini perlu dukungan semua pihak untuk menciptakan kekebalan komunitas,” imbuhnya.

“Kami memulai vaksinasi untuk menggerakkan kalangan masyarakat agar mau divaksin, sehingga krisis kesehatan ini segera berakhir. terkait kontroversi yang ada, vaksinasi itu tetap lebih baik dari pada tidak,” ujarnya.

Chriswanto Santoso berharap agar masyarakat tidak takut divaksin. Menurutnya, vaksin ini tidak ada masalah karena sebetulnya segala sesuatunya sudah terukur. Seluruh dunia melakukan hal yang sama untuk mencapai herd immunity global alias kekebalan komunitas global.

“Semoga ini dapat menjadi pemicu untuk melaksanakan vaksinasi berikutnya dan jangan takut divaksin. Selain kondisi kita harus fit, di sini juga dilakukan observasi untuk melihat apakah kita layak mendapatkan vaksin atau tidak. Itu saya kira, ayo semangat kita vaksinasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur dr. Indra Setiawan dan Satgas Covid-19 Jakarta Timur drg. Indira Febrianti turut mengapresiasi langkah yang dilakukan LDII. Dokter Indra Setiawan yang meninjau titik vaksin yang terletak di kelurahan Lubang Buaya itu, mengatakan Padepokan Persinas ASAD di lingkungan Ponpes Minhajurrosyidin tersebut, bisa menjadi titik pelaksanaan vaksin berikutnya di Jakarta Timur.

“Alhamdulillah pada pagi hari ini saya ke Ponpes Minhajurrosyiddin terkait vaksinasi dari teman-teman LDII. Saya sangat memberikan apresiasi yang luar biasa dengan tempat seperti ini, pengunjungnya sangat antusias, dan jumlah yang mau divaksin cukup besar,” ujarnya.

Sementara drg. Indira Febriyanti sangat senang karena LDII dapat membantu pemerintah menuju herd imunity atau kekebalan kelompok. Sesuai dengan harapan pemerintah yang menargetkan 1 juta dosis vaksin per hari.

“Saya terus terang sangat senang dan bahagia karena LDII bisa ikut dalam pelaksanaan vaksinasi ini. Kita juga mendapatkan dukungan penuh dari LDII. LDII dapat memberikan contoh kepada masyarakat mengenai vaksin ini. Jadi harapan saya, seluruh masyarakat bisa ikut dalam pelaksanaan vaksinasi dan dapat meraih herd immunity secara cepat,” ujarnya.

Tetap Jaga Prokes Meski Sudah Divaksin

Apakah vaksin bisa membuat kita kebal dari covid-19? Drg. Indira Febriyanti kembali memberi penjelasan. Vaksin ini sangat penting dikarenakan untuk menuju kekebalan kelompok. Hasil akhirnya dapat dapat menurunkan angka kematian dan juga menurunkan gejala yang berat bagi penderita Covid-19.

“Kalau sudah vaksin bukan berarti tidak akan kena Covid-19. Namun tetap akan kena tetapi gejalanya ringan bahkan tidak bergejala sama sekali. Karena antibodi kita sudah mengenal si virus ini setelah kita divaksin,” jelasnya.

Menurut drg. Indira Febriyanti, vaksin ini sangatlah aman. Sampai saat ini tidak ada masyarakat setelah mendapatkan vaksin mengalami gejala berat atau kematian. “Yang ada setelah divaksin mengalami gejala ringan mungkin demam atau sakit kepala atau diare. Dan itu hanya mengalami gejala yang ringan sekali dan tidak berlangsung lama, hanya satu atau dua hari setelah itu hilang,” tambahnya.

Namun, ia menganjurkan untuk para komorbid agar konsultasi dengan dokter spesialis. Secara global, vaksin untuk para komorbit ini sangat dianjurkan karena para komorbitlah yang memiliki resiko besar. “Namun untuk komorbit yang tidak mendapatkan anjuran dari dokter pribadinya mungkin sedang dalam masa peradangan atau infeksi makanya tidak dianjurkan,” ujarnya.

Nasional

MUI Bahas Tiga Rukun Bernegara dalam Tausiyah Kebangsaan di…

Kediri (13/6). Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri yang menjadi mitra strategis LDII dalam melahirkan juru dakwah, menghelat tausiyah kebangsaan yang diikuti secara daring lebih dari 5.000 orang, yang terdiri para ulama dan para pengurus LDII, serta perwakilan dari MUI di provinsi dan kabupaten/kota,

Hadir sebagai narasumber utama Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Dr. KH Marsudi Syuhud, MA., yang saat itu didampingi Wakil Sekjen DP MUI Arif Fahrudin M.Ag, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan DP MUI Prof Dr H Firdaus Syam, M.A, Sekretaris Dr Ali Abdillah.

Dalam tausiyah kebangsaan, KH Marsudi Syuhud menekankan pentingnya keterhubungan antar manusia, sehingga antarmanusia terhubung rohani, pikiran, amaliyah dan berbagai hal lainnya, ketika semuanya nyambung, keberkahan itu hadir.

Keterhubungan itu, menurutnya sudah dicontohkan Rasulullah SAW dalam membangun negara kecil bernama Madinah, yang tertuang dalam Piagam Madinah.

Dalam pandangannya, Rasulullah mendirikan negeri Madinah sebagai negara untuk menyambung, mengikat masyarakat di dalamnya untuk hidup bersama meskipun tidak satu agama, “Islamnya saja ada golongan Muhajirin ada Ansor, ada Yahudi, Nasrani, dan Majusi yang bukan agama samawi. Dari beragam agama itu diikat untuk menyatukan perbedaan,” imbuhnya.

Sebagai penyatu perbedaan, Rasulullah memiliki kemampuan yang mumpuni sebagai hakim, jenderal ketika perang, hingga mengurus ketertiban, “Bahkan Rasulullah sampai mengurusi akhlak,” ujarnya.

Saat Turki Utsmani runtuh, negara-negara memisahkan diri dan para tokohnya bermusyawarah dan berijtihad mengenai negara mereka, “Pada 1936 Nahdlatul Ulama dalam Muktamar 1936 sudah membahas bentuk negara Indonesia. Berangkat dari musyawarah itulah lahirlah dasar negara,” ujarnya. Kemudian, Pancasila ditetapkan menjadi dasar negara atas musyawarah.

“Jadi bila ada yang bertanya pilih Alquran atau Pancasila, itu sama halnya menanyakan bumbu pecel tumpang atau pecel tumpang, bakso atau buletan bakso,” ujarnya. Artinya, Pancasila itu terdapat dalam Alquran. Maka tugas pemerintah adalah menyambungkan hukum yang tetap berupa Alquran dan Sunnah ke dalam aturan-aturan, demi kemaslahatan umat.

“Alquran dan Sunnah itu hukum yang tetap, sementara masalah terus tumbuh dan berkembang, maka pemerintah tinggal membuat aturan untuk kemaslahatan. Lampu lalu lintas tidak ada dalam Alquran dan Alhadits, namun karena maslahat untuk umat manusia, maka itu sudah memenuhi aturan yang syariah,” ujarnya.

Ia memisalkan lagi, mengenai wabah Covid-19. “Rasulullah menyuruh kita waspada dan lari sebagaimana waspada terhadap singa. Maka aturan turunannya ya lockdown dan bansos. Negeri ini tentu ada kekurangannya, maka kekurangannya yang diperbaiki bukan membubarkan negerinya,” ujarnya.

Ia menekankan, konteks hubungan negara dan agama terdapat dalam tiga hal. Pertama, negara harus mampu membuat hubungan antara hukum tetap (Alquran dan Alhadits) dengan produk undang-undang yang dihasilkan negara, “Aturan yang dibuat negara harus bermanfaat dan mengurangi kemaksiatan atau kekacauan,” ujarnya.

Kedua, bernegara itu harus bisa menyatukan maslahat umum dan individu, “Contohnya pajak, hasil pajak bermanfaat untuk kepentingan umum. Namun adakalanya masyarakat dalam kondisi tak mampu bayar pajak, maka aturannya diubah bisa afirmasi atau tax holiday,” pungkasnya.

Dan yang ketiga, menyatukan atau merukunkan kepentingan materi dan rohani, “Saat negara memperbolehkan salat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lainnya bahkan mengurusinya maka sudah syariah. Meskipun bakal ada tabrakan antara syariah dan maksiat, misalnya ada korupsi bantuan sosial, maka korupsinya dibasmi bukan bantuan sosialnya yang dihilangkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum DPP LDII Ir KH Chriswanto Santoso, M.Si mengemukakan pentingnya menjalin silaturahim. Dengan silaturahim itu, para tokoh agama bisa turut memikirkan bangsa dan negara sebagai kontribusi untuk menjadikan Indonesia negeri yang makmur penug rahmat dari Allah.

“Tausiyah ini jadi penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, agar ukhuwah wathoniyah juga kuat, dan ketiga ukhuwah basariyah terjaga. Para pendiri bangsa mendirikan negeri ini atas perbedaan yang tak bisa dihindari, dan para ulama menjadi motor penggerak perjuangan. Dari perbedaan itu, justru kita menyatu,” pungkas KH Chriswanto Santoso.

Menurut Chrsiwanto Santoso, di tengah era digital ini internet mempermudah lalu-lalang informasi. Namun teknologi itu juga mempermudah fitnah menyebar.

“Digitalisasi memungkinkan menulis atau mengubah suara menjadi saya, padahal pesan-pesannya bukan dari saya. Ini bisa mendatangkan fitnah dan perpecahan umat,” ujar Chriswanto Santoso.

Sementara, Pimpinan Pondok Pesantren Wali Barokah, Drs. KH Soenarto, M.Sc., dalam sambutannya menekankan pentingnya tausiyah kebangsaan dalam kondisi keumatan yang menghadapi masalah yang kompleks dan multidimensi, “Kami membutuhkan pencerahan,” ujarnya.

Sebagai pondok pesantren yang diamanati DPP LDII untuk menghasilkan juru dakwah, menurut KH Soenarto, posisi Pondok Pesantren Wali Barokah sangat strategis, “Maka para juru dakwah itu perlu dibekali ilmu agama yang kaffah, dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mantap,” ujarnya.

Tausiyah kebangsaan yang membahas konteks hubungan negara dan agama itu diikuti secara daring Ketua Umum MUI Kota Tangerang Selatan KH Saidih, S.Ag. yang didampingi Sekretaris MUI Kec. Pamulang Ustadz. Aep Saepudin, bersama Pengurus DPD LDII Tangerang Selatan di Studio Mini LDII Jl. Kemiri IV Pondok Cabe Udik, Pamulang, Kota Tangerang Selatan. //**

Lintas Daerah

Ketua MUI Cimahi Hadiri Pengajian Umum Bersama 2.500 Warga…

Cimahi (12/6). DPD LDII Kota Cimahi menggelar pengajian umum se-Kota Cimahi secara daring dengan tausiyah dari Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cimahi KH Alan Nur Ridwan Ramadan lalu. LDII dan MUI dalam kesempatan tersebut sepakat menggaungkan lima sukses Ramadan, yakni sukses puasa, sholat tarawih, tadarus Al Quran, lailatul qadar, dan zakat fitrah.

Pengajian ini diikuti sekitar 2.500 warga dan simpatisan LDII dari 250 studio mini se-Kota Cimahi, dengan studio utama di Majelis Taklim Al-Munawarah PAC LDII Kelurahan Melong, Jumat (9/4/2021) lalu. Pengajian di studio utama dihadiri para pengurus DPD LDII Kota Cimahi yakni Ir. Dwi Hartono (Ketua), Fauzan Hadi, SSi., ME (Wakil Ketua), Fadel Abrori SPi., MH (Sekretaris), KH. Amir Yazid dan KH. Ahmad Darodjat (Dewan Penasihat) serta para pengurus PC LDII Kecamatan Cimahi Selatan dan PAC LDII Kelurahan Melong.

Sementara di studio mini dihadiri para pengurus PC dan PAC se-Cimahi dan warga LDII secara daring. Dalam tausiyahnya, Ketua Umum MUI Kota Cimahi KH Alan Nur Ridwan menjelaskan kewajiban umat Islam selama bulan Ramadan adalah menertibkan melaksanakan ibadah puasa, shalat, dzikir, dan membaca Al Quran. Alan juga menyitir Q.S Al-An’am ayat 125 yaitu, “Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapatkan hidayah/petunjuk, dia akan dibukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa dikehendaki menjadi sesat, dia dijadikan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”

Dari ayat tersebut, Alan menambahkan, ada dua tipe manusia menjelang puasa Ramadan, pertama manusia yang berat hatinya karena merasa banyak hal yang akan membebani menjelang puasa Ramadan. Kedua, manusia yang lapang dada dan menerima bulan Ramadan dengan senang hati karena yakin akan pertolongan Allah. ”Bulan Ramadan adalah bulan yang mulia, bulan yang utama, bulan yang berkualitas. Walaupun bulan Ramadan itu hari, jam, hingga detiknya sama seperti bulan yang lain, tetapi kualitasnya yang beda. Kalau kita manfaatkan umur dan waktu di bulan Ramadan dengan nilai-nilai ibadah sehingga apa yang kita kerjakan menjadi pahala yang berlimpah dan apa-apa yang kita lakukan itu menjadi pahala,” urainya.

Puasa, menurut Alan, adalah sabar, karena keadaan yang membuat diri menjadi lebih sabar harus menahan makan dari terbit fajar hingga tenggelamnya fajar. Selain itu, sabar dari lahan-lahan yang akan merusak pada puasa. “Seperti meningkatkan kualitas ibadah sholat, karna sholat itu sebagai umul ibadah, sebagai kepalanya ibadah. Ibadah tanpa salat tidak akan bisa hidup bagai orang tak punya kepala maka dari itu solat iru adalah rosulnya ibadah,” urainya.

Alan menambahkan, ada lima klasifikasi orang yang salat, pertama salat genjer/kasilin yaitu salatnya orang yang malas, kedua salat qosirin/kolecer yaitu orang yang tidak tumakninah, ketiga salatul gofilin/teler atau tidak khusyuk, keempat salat muta’ahirin/nemer yaitu orang yang selalu mengakhirkan salat, dan yang paling baik kelima yaitu salat khosirin yaitu orang yang khusyuk dalam salat. “Mari kita tertibkan ibadah shaum, shalat, dzikir, dan membaca Al Quran di bulan Ramadan yang akan datang,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kota Cimahi, Ir. Dwi Hartono mengatakan, warga LDII selalu diingatkan untuk bisa mencapai lima kesuksesan selama Ramadan, terutama kesuksesan beribadah. Lima sukses yang dimaksud yakni sukses puasa, salat tarawih, tadarus Al Quran, lailatul qadar, dan zakat fitrah. “Setiap memasuki Ramadan, kami selalu mengingatkan kepada warga LDII agar bisa melaksanakan lima sukses Ramadan ini. Kesuksesan beribadah ini akan bermanfaat bagi masing-masing yang melaksanakannya. Apalagi pahala di bulan Ramadan dilipatgandakan, sehingga pahalanya sangat besar,” ujarnya.

Sementara pelaksanaan shalat tarawih dan pengajian selama Ramadan, imbuh Dwi, akan dilaksanakan pada masing-masing majelis taklim setiap malam. Namun pelaksanaannya akan diubah menyesuaikan masa pandemi saat ini. Pelaksanaannya mengacu pada jumlah kehadiran peserta yang disesuaikan dengan ketentuan kapasitas tempat. “Maksimal yang dipergunakan hanya 30% dari kapasitas tempat atau masjid. Jika masjid bisa menampung 100 orang pada masa normal, maka pada masa pandemi ini dibatasi hanya 30 orang yang diperbolehkan mengikuti di masjid. Sisanya, dipersilahkan shalat tarawih di rumah masing-masing dan mengikuti pengajian secara daring,” terangnya. (fadel)

 

 

Oleh: Fadel Abrori (contributor) / Noni Mudjiani (editor)

Lintas Daerah

Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie Ajak LDII Bina Karakter…

Tangerang (12/6) Dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga dapat mewujudkan karakter Kota Tangerang Selatan yang cerdas modern dan religius, Wali kota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davnie mengajak LDII berkolaborasi melakukan pembinaan karakter generasi muda.

Harapan itu disampaikan Walkot Benyamin ketika menerima audiensi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Tangerang Selatan yang dipimpin Ketua DPD LDII Tangsel Edy Iriyanto, di kantor Pemkot Tangsel (9/6/2021) lalu. Mantan Wakil Walikota Tangsel pendamping Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH selama dua periode ini meyakini, pendidikan agama yang baik dapat membentuk karakter yang juga menjadi lebih baik. “Saya titip, LDII bantu pembelajaran karakter, sehingga ketika tumbuh dewasa mereka tidak hanya mempunyai ilmu (dari) sekolah, tetapi juga memiliki ilmu-ilmu lain yang tidak diterapkan di sekolah,” pintanya.

Menyambut baik ajakan tersebut, Edy Iriyanto menyampaikan bahwa LDII Tangerang Selatan berkomitmen membina karakter generasi penerus yang profesional religius melalui sekitar 60 majelis taklim yang tersebar di tujuh Pimpinan Cabang (PC) tingkat kecamatan, 31 Pimpinan Anak Cabang (PAC) tingkat kelurahan, maupun melalui pondok pesantren binaan LDII, seperti Ponpes Manba’ul Ulum di Kecamatan Pondok Aren dan Ponpes Baitussalam di Pondok Cabe Udik, Kec. Pamulang.

Pengasuh Ponpes Baitussalam yang juga salah satu dewan guru LDII Tangsel, H. Abdul Aziz, S.Pdi, M.Pd menambahkan, selain dua pondok pesantren yang sudah ada tersebut, saat ini LDII Tangsel sedang dalam proses mendirikan Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) yang nanti akan memberikan pembekalan agama dan pendidikan karakter kepada para mahasiswa yang kuliah di Tangerang Selatan, seperti UIN, UNPAM, UT, dan lain-lain. “PPM yang sudah ada saat ini adalah berada di Pondok Karya Bintaro, yang menampung anak-anak mahasiswa STAN, yang lokasinya persis di seberang Kampus STAN Jurang Mangu,” papar Abdul Aziz.

Lebih lanjut dijelaskan Edy Iriyanto, dibangunnya beberapa pondok pesantren tersebut sebagai sarana bagi generasi penerus bangsa untuk membekali diri dalam meraih cita-cita menjadi individu yang berakhlakul karimah, alim-faqih, dan mandiri. “Cita-cita yang kami sebut sebagai Tri Sukses Generasi Penerus tersebut kami maksudkan agar generasi penerus bangsa mampu menghadapi berbagai pengaruh akhir zaman. Kami meyakini upaya ini sangat penting dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Untuk itu, para pengasuh pondok pesantren kami minta untuk menyusun dan melaksanakan kurikulum pendidikan yang memadai untuk menunjang tujuan tersebut,” jelas Edy Iriyanto.

Dijelaskan Edy Iriyanto, ilmu Al Qur’an dan Al Hadits merupakan ilmu yang paling utama dipelajari di berbagai pondok pesantren binaan LDII ini. Disiplin ilmu lainnya, adalah pendidikan terkait dengan pendidikan pembentukan karakter yang mengutamakan pendidikan memelihara kerukunan, kekompakan, kerjasama dalam berbagai hal yang bermanfaat, membangun kejujuran, amanah dan berhemat. Di akhir pertemuan tersebut Benyamin Davnie mengajak LDII membantu mengingatkan masyarakat bahwa pandemic Covid-19 masih ada, dan meminta agar masyarakat selalu menjaga protokol kesehatan; memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir atau dengan hand sanitizer, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.

Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Noni Mudjiani (editor)

Lintas Daerah

DPW LDII Papua Lantik Kepengurusan DPD LDII Merauke yang…

Merauke (09/6) H. Bekti Utomo, S.Sos resmi menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Merauke masa bakti 2021-2026, hal itu ditandai dengan pengukuhan dan pelantikan ketua dan pengurus DPD LDII Kabupaten Merauke masa bakti 2021-2026 oleh Ketua DPW LDII Provinsi Papua H. Sugiyono, SE, M.Si di Swiss-bell Hotel Merauke.

Ketua DPW LDII Provinsi Papua H. Sugiyono, SE, M.Si dalam sambutannya mengatakan, eksistensi LDII sudah lama dan baru-baru ini DPP melaksanakan Munas ke-IX dibuka oleh Presiden RI, Jokowi. Ada empat amanat yang disampaikan presiden kepada LDII sebagai organisasi keagamaan yaitu harus mempunyai komitmen kebangsaan yang kuat, menjunjung sikap toleransi sesama, memiliki prinsip anti kekerasan (kata-kata, perbuatan dan kalbu ), dan menghargai tradisi budaya lokal.

“LDII memiliki 8 program yang telah dicanangkan sehingga kedepan akan kita wujudkan sebagai kontribusi kepada bangsa, negara, dan daerah,” tuturnya. Diantaranya, sambung Sugiyono, program kebangsaan, keagamaan, pendidikan, ekonomi, pangan dan lingkungan hidup, kesehatan, teknologi digital, dan energi terbarukan. Kedelapan program prioritas itu penekanan programnya disesuaikan kondisi wilayah. Untuk Merauke, bisa mendorong sektor ketahanan pangan.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada pengurus LDII Kabupaten Merauke senantiasa menjalin komunikasi dengan pemerintah, organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh lain sehingga dapat menjaga tali silaturahmi. Selamat kepada pengurus baru, selamat bekerja, mengemban amanah program kerja LDII, beri kontribusi nyata,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekda Merauke, Ruslan Ramli mengatakan, komitmen LDII dalam penguatan SDM profesional, religius untuk ketahanan pangan dan kemandirian bangsa menuju Kabupaten Merauke maju itu sesuai visi misi Bupati Merauke yakni gerbang manusia cerdas. Ini sejalan dengan visi Kabupaten Merauke.“Saya berharap LDII Merauke berkomitmen sebagai anak bangsa seluruhnya menjaga empat pilar kebangsaan, kebhinekaan yang sejati telah berjalan selama ini dengan Izakod Bekai Izakod Kai, satu hati satu tujuan dalam bingkai NKRI,” harapnya. Sekda mengajak DPD LDII agar senantiasa bersinergi dan berkaborasi dengan pemerintah mewujudkan pembangunan Merauke cerdas, aman, dan damai. Diakuinya, pemerintah tidak mungkin berjalan sendiri dalam melaksanakan pembangunan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Merauke, H. Bekti Utomo, S.Sos menjelaskan, LDII adalah organisasi sosial dan independen yang konsen pada studi tentang Alquran. Tujuan LDII untuk meningkatkan harkat martabat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, turut serta dalam pembangunan manusia Indonesia di Merauke, dilandasi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. “LDII Merauke peduli dan ikut serta dalam memberdayakan ekonomi masyarakat dengan membentuk Usaha Bersama (UB) ditingkat pimpinan cabang seperti sembako dan pengiriman beras ke luar Merauke sehingga membantu penyerapan produksi beras petani,” ungkapnya.

Kepada wartawan, Ketua DPD terpilih itu mengatakan, pengukuhan/pelantikan itu momentum LDII Merauke kedepannya akan lebih berkontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Mengendepankan nilai Pancasila, UUD 1945, dan targetnya menyusun program lima tahun kedepan dan program tahunan. “Kami lebih menitik beratkan pembinaan karakter, peningkatan kapasitas SDM, kami juga melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan khususnya pembinaan generasi muda untuk menuju generasi alim, faqih, mandiri, dan profesional,” lugas Bekti.

Dalam pelantikan tersebut juga disepakati deklarasi bersama menolak terorisme dan radikalisme sebagai sikap dan respon anak bangsa. Mengajak seluruh warga LDII Kab. Merauke khususnya dan umumnya seluruh warga Merauke untuk berkomitmen bersama menolak tegas tindakan terorisme dan radikalisme mengatasnamakan agama.

Selain itu, LDII mendukung terselenggaranya Pekan Olahraha Nasional (PON) XX Tahun 2021. Diharapkan, Merauke bisa menjadi tuan rumah yang baik.“Kita bawa nama kabupaten, maka LDII sebagai unsur ormas mendukung dengan berperan aktif menciptakan kondisi kamtibmas yang aman dan kondusif untuk pelaksanaan perhelatan PON XX Tahun 2021,” pungkas Bekti. Kegiatan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid 19 dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan memakai hand sanitizer/mencuci tangan.

 

 

Oleh: Bekti Utomo (contributor) / Noni Mudjiani (editor)

Nasional

Wapres KH.Ma’ruf Amin: Halal Bihalal Momentum Untuk Memperbaiki Kehidupan…

Jakarta (9/6). Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghelat Silaturrahim dan Halal bi Halal Idul Fitri 1442 H yang diikuti ormas-ormas Islam secara daring, pada Rabu (9/6).

Acara dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin dan Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar. Dalam pembukaan, Wapres Ma’aruf Amin menyatakan halal bihalal ini menjadi momentum untuk kembali memperbaiki kehidupan bernegara dan berbangsa dari kesalahan yang telah diperbuat.

“Setiap manusia memiliki salah, karena itu tugas kita untuk memperbaiki atau melakukan perbaikan meliputi akhlak, ibadah, dan muamalah,” kata KH Ma’ruf Amin.

Menurutnya, tugas sebagai manusia di muka bumi bukan sekedar mencari kekuasaan, popularitas, maupun kemuliaan. Ketiga hal itu mutlak diberikan oleh Allah SWT kala manusia menunaikan kebajikan.

“Itu adalah langkah ketuhanan. Pemberian Tuhan kepada mereka yang bersungguh sungguh mencari ridho Allah SWT. Pemuka-pemuka agama harus bangkit bersama menyatukan ukhuwah Islamiyyah serta menjaga umat dan memberdayakannya,” ujarnya.

Dia melanjutkan, jika ingin kemuliaan itu datang maka sepatutnya para pemuka agama bangkit bersama untuk kembali menyatukan ukhuwah. “Harus dijaga agar tidak menjadi perpecahan atau perselisihan. Datangnya bantuan pertolongan itu tergantung kesiapan kita,” ungkapnya.

Sementara KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya mengatakan, halal bihalal merupakan dua kata yang diulang sebanyak dua kali yang bermakna lebih dan bernilai kewaspadaan. Satu bulan puasa yang telah dilakukan juga menambah semangat baru dan untuk meningkatkan kehidupan di dunia dan akhirat

“Ini ada tugas ganda, apalagi MUI adalah majelisnya para ulama. Oleh karena itu, setelah satu bulan puasa, ada peningkatan kinerja, peningkatan dakwah, kenikmatan, dan komposisi secara betul sebagai qodimul ummah dan shadikul ummah. Halal bihalal ini memberikan energi baru semangat baru nutrisi dalam hidup yang pada akhirnya kita sebagai hamba Allah sukses dunia dan sukses akhirat,” ujarnya.

Acara silaturrahim yang berlangsung secara daring ini dihadiri pengurus Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Pimpinan Harian Dewan Pimpinan MUI dan pengurus Komisi, Badan, dan Lembaga di lingkungan DP MUI. Selain itu hadir pula pimpinan MUI Provinsi se-Indonesia, pimpinan lembaga-lembaga mitra kerja MUI yang meliputi lembaga negara, kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, perusahaan swasta, ormas Islam tingkat pusat, dan lembaga masyarakat serta komponen masyarakat lainnya.

DPP LDII yang diundang dalam acara ini diwakili oleh Ketua DPP LDII Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Si. Saat mengikuti acara dari kantor DPP LDII, Teddy Suratmadji menyatakan halal bihalal ini menjadi budaya saling maaf memaafkan masyarakat Indonesia.

Bagi warga LDII, tanda kesyukuran ini muncul usai melaksanakan lima sukses Ramadan, “Sebagai bagian budaya di Indonesia, maka kita juga meminta maaf satu sama lain, dan sama-sama saling memaafkan, baik lahir maupun batin,” ujarnya

Teddy juga menggarisbawahi usai Ramadan, dan saling memaafkan menjadi energi untuk berbuat baik dan menjadi pelayan umat. Ia pun berharap, acara ini bisa menjadi hikmah untuk menyatukan umat meskipun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Lintas Daerah

LDII Depok Bagikan 250 Paket Sembako

Depok (11/06). Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Depok menggelar aksi sosial pada bulan Ramadan tahun ini, berupa pembagian 250 paket sembako bagi warga sekitar Kantor Sekretariat LDII di Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong.

Ketua DPD LDII Kota Depok, H. Ratman Latif, M.Pd mengatakan, kegiatan pembagian sembako ini rutin dilakukan setiap tahun. Bahkan setiap kepengurusan LDII tingkat kecamatan dan kelurahan pun, dianjurkan untuk menggelar kegiatan sosial di bulan Ramadan.

“Pembagian paket sembako kali ini mengutamakan protokol kesehatan, sehingga nanti warga mengambil paket di rumah RT setempat untuk meminimalisir kerumunan,” ujar Ratman.

Sementara itu, Lurah Kalimulya Nandang Juhana, S.Sos mengapresiasi kegiatan sosial yang dilaksanakan LDII. Apalagi kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap tahun yang merupakan kepedulian pengurus dan warga LDII memberikan perhatian dan partisipasinya ke warga Kalimulya.

“Saya sangat berterima kasih dengan kegiatan yang dilaksanakan LDII yang merupakan wujud peduli dengan sesamanya. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa dilaksanakan terus ke depannya,” harap Nandang.

Selain paket sembako, LDII juga menyalurkan 37 karung baju layak pakai atau pakaian barokah ke berbagai daerah yang membutuhkan. Ribuan pakaian yang dikemas dengan rapi sebagai wujud cinta warga LDII kepada sesama, telah didistribusikan ke wilayah Karawang, Indramayu, Pakis, dan Bandung.

Pembagian paket sembako yang digelar di kantor DPD LDII Kota Depok, dihadiri Lurah Kalimulya, Ketua DPD LDII Depok, dan tokoh masyarakat sekitar. (fadel)

Oleh: Fadel Abrori (contributor) / olive (editor)

Lintas Daerah

LDII Merauke Tolak Terorisme dan Paham Radikalisme

MERAUKE (10/06). Deklarasi bersama menolak terorime dan paham radikalisme dicanangkan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Merauke di Hotel Swiss-Bell, pada Selasa (08/06).

“Ini menunjukkan sikap dan respon seluruh jajaran LDII Merauke sebagai anak bangsa untuk berkomitmen menolak secara tegas tindakan terorisme dan paham radikal yang mengatasnamakan agama,” ujar Bekti Utomo Ketua DPD LDII Kabupaten Merauke.

Bekti Utomo menegaskan, hal tersebut tidak sejalan dengan ajaran di dalam Alquran maupun Alhadis karena Islam adalah agama rahmatan lil alamin. “LDII akan berupaya untuk memberikan kontribusi nyata dan lebih baik lagi dalam kehidupan bermasyarakat dengan tetap mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” tegasnya.

Di samping itu, target Bekti adalah membuat program yang menitikberatkan pada pembinaan karakter, peningkatan kapasitas SDM, serta melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan. “Khususnya dalam membina generasi muda untuk menuju generasi yang alim, fakih, mandiri dan profesional,” tutup Bekti.

Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / olive (editor)

Lintas Daerah

Cetak Jurnalis Muda yang Profesional Religius, LDII Surabaya Adakan…

Surabaya (10/06). Berita itu bukan karangan atau pendapat pribadi, tapi menyampaikan fakta. “Berita yang kita tulis, harus berasal dari peristiwa yang benar-benar terjadi,” ujar Sofyan sebagai pemateri pada acara Workshop dan Pembentukan Tim Jurnalis Surabaya pada Minggu (6/7) di Masjid Nashrullah, binaan PC LDII Kenjeran.

Acara tersebut diadakan oleh Tim Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Penggerak Pembina Generus Surabaya. Tujuan dari acara tersebut adalah  mencetak para jurnalis muda yang berkompeten dan memiliki karakter profesional religius.

“Saya berharap melalui acara workshop ini akan muncul jurnalis-jurnalis muda yang siap membantu Tim Infokom PPG Surabaya dalam menulis berita dan mendokumentasikan seluruh kegiatan yang ada di PC PAC LDII Surabaya,” ujar Fauzan selaku ketua pelaksana dalam acara tersebut.

 Dalam penyampaiannya Sofyan juga mengatakan bahwa di dalam setiap berita harus disertai dengan foto jurnalistik, yang mana foto jurnalistik adalah bentuk dari jurnalisme yang menggunakan gambar-gambar dalam rangka mengabarkan sebuah berita. “Pengambilan foto jurnalistik itu tidak perlu menggunakan kamera mahal yang penting foto bisa menceritakan tentang moment tersebut,” ujar Sofyan.

Selain menulis berita dan proses pengambilan foto jurnalistik. Sofyan juga menerangkan tentang etika dalam proses melakukan wawancara dengan seorang narasumber. “Dalam mencari berita, seorang jurnalis juga harus memiliki etika wawancara yaitu berpenampilan rapi, memperkenalkan diri sebelum memulai wawancara dan menggunakan bahasa yang sopan. Jadi jangan asal todong,” tambah Sofyan.

Sofyan juga berpesan bahwa dalam menulis berita diusahakan menggunakan kalimat yang singkat, padat, jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca. “Usahakan dalam menulis berita. Pembaca dapat memahami dengan cepat dan isi berita mudah tersampaikan. Jangan sampai dalam membaca tulisan kita, pembaca masih berfikir dan tidak paham dengan apa yang kita tulis,” tutupnya.

Oleh: Yessy Sy (contributor) / olive (editor)