Cegah TBC di Keluarga, LDII Ciputat Adakan Penyuluhan Kesehatan

PC LDII Ciputat gelar edukasi kesehatan seputar penyakit menular Tuberkulosis (TBC).

Tangerang Selatan (19/2) – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan keluarga, Pimpinan Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PC LDII) Kecamatan Ciputat menggelar edukasi kesehatan seputar penyakit menular Tuberkulosis (TBC). Acara yang berlangsung di Masjid Baitul Fuqoha, Perumahan Sarua Barokah, Serua, Ciputat, ini dihadiri tidak kurang dari 120 kaum wanita warga LDII Ciputat.

PC LDII Ciputat berkomitmen untuk terus memberikan wawasan kepada kaum ibu, terutama ibu-ibu usia produktif, dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam pola pengasuhan anak (parenting) maupun kesehatan keluarga. Diharapkan, penyuluhan ini dapat meningkatkan kualitas hidup serta mendukung kelancaran ibadah warga LDII Ciputat. “Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan edukasi yang telah sukses dilaksanakan di tahun 2024,” jelas Bendahara PC Ciputat, Ketut Astana, yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya, panitia menghadirkan Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ina Agustina Isturini, sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Dokter Ina menekankan pentingnya peran ibu dalam menjaga kesehatan keluarga, terutama dalam mencegah dan menangani penyakit menular seperti TBC.

Dokter Ina berharap masyarakat mendukung upaya penghilangan stigma terhadap pasien tuberkulosis (TBC).

Dokter Ina menyampaikan beberapa poin penting terkait penyakit ini, antara lain mengenali tanda-tanda atau gejala TBC, langkah-langkah awal yang harus dilakukan jika ada anggota keluarga yang terindikasi TBC, serta upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran TBC di lingkungan keluarga. Ia menegaskan, “Deteksi dini sangat penting. Jika ada anggota keluarga yang mengalami batuk lebih dari dua minggu, segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.”

Dokter Ina juga mengingatkan, bahwa TBC bukan hanya masalah individu, tetapi juga lingkungan. Oleh karena itu, memastikan ventilasi rumah yang baik dan menerapkan etika batuk yang benar adalah langkah sederhana namun efektif dalam mencegah penyebaran.

Masyarakat diharapkan mendukung upaya penghilangan stigma terhadap pasien tuberkulosis (TBC). Pasien dan keluarganya perlu mendapatkan dukungan agar pengobatan dapat berjalan dengan baik, serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas. “Stigma terhadap pasien TBC masih menjadi salah satu kendala utama dalam penanganan penyakit ini,” jelas Ina.

Hasil penelusuran LINES Tangsel (LINTAS), TBC merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pada tahun 2024, diperkirakan ada 1.060.000 kasus TBC baru di Indonesia, dengan 134.000 kematian akibat TBC per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah menargetkan untuk eliminasi TBC pada tahun 2030, dengan penurunan angka kejadian menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk dan angka kematian menjadi 6 jiwa per 100.000 penduduk.

Beberapa kelompok anak yang berisiko tinggi terinfeksi bakteri TBC, yaitu: Anak di bawah usia 5 tahun, Anak dengan HIV, Anak dengan gizi buruk, Anak yang kontak serumah dan erat dengan pasien TBC. Untuk mengatasi TBC, pemerintah dan DPR bertekad untuk melakukan gerakan Indonesia Akhiri TBC.

Kegiatan edukasi ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta. Mereka aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab, menunjukkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan keluarga. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan warga LDII Ciputat semakin memahami pentingnya menjaga kesehatan serta berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah dalam memberantas TBC di Indonesia. /*  [anto/tbindonesia/kemenkopmk/kemenkes]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *