Wabah PMK, Jumlah Hewan Qurban LDII Jember Meningkat

Jember (13/7). Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah merebak tidak membuat jumlah hewan kurban jemaat LDII Kabupaten Jember, Jawa Timur berkurang. Animo warga LDII Jember untuk berkurban pada Iduladha tahun ini justru meningkat dibandingkan tahun lalu.

Jika tahun lalu, jemaat LDII memotong 91 ekor sapi dan 117 ekor kambing kurban, tahun ini 106 ekor sapi dan 155 ekor kambing. “Memang ada kecenderungan jumlah hewan kurban meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu saat pandemi, jumlah hewan kurban juga lebih banyak daripada tahun sebelumnya,” kata Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah LDII Jember Agung Pangaribowo, Minggu (10/7/2022).

Menurut Agung, di tengah wabah PMK, LDII bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember untuk melakukan sosialisasi kepada pengurus hingga tingkat kecamatan dan desa. Mereka mendapat penjelasan mengenai seluk-beluk PMK dan penanganannya, serta apa yang harus dan tidak boleh diperbuat agar wabah ini tak makin menyebar.

LDII prihatin, tambahnya, dengan wabah PMK saat ini. Wabah ini menyebabkan peternak tidak bisa mengambil keuntungan maksimal pada musim Iduladha. “Harga ternak hewan turun. Kalau dulu satu ekor sapi Rp 30 juta, sekarang Rp 26-27 juta sudah dapat bagus,” kata Agung.

Ketua DPD LDII Kabupaten Jember Akhmad Malik Afandi mengatakan, umat Islam senantiasa mendapat ujian dan cobaan dari Allah SWT. “Namun sebagai orang beriman, kita tidak boleh panik menghadapi ujian dan cobaan itu. Justru kita harus meningkatkan iman dan ketakwaan,” katanya, di sela acara penyembelihan hewan kurban di Pesantren Minhajurrosyidin Ambulu.

“Makna berkurban adalah kita harus semakin meningkatkan ketakwaan dan kepedulian sosial kita. Selain itu seorang muslim harus rela menyumbangkan secara ikhlas sebagian harta, tenaga dan pikiran untuk orang-orang yang membutuhkan tanpa memandang latar belakang,” kata alumnus Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Pertanian Universitas Jember ini.

LDII Jember menyerukan kepada warga untuk melaksanakan ibadah dengan tertib dan berusaha menjadi warga negara yang baik, taat kepada pemerintah dan peraturan perundangan yang berlaku. “Kita turun berperan aktif dan meneguhkan solidaritas sosial di dalam menghadapi ujian dan cobaan sesuai kemampuan dan potensinya masing-masing,” kata Malik.

 

Oleh: Akhmad Malik Afandi (Jember) (contributor) / Faqihu Sholih (editor)

You Might Also Like