Amin melangkah mantap ke Ballroom Ponpes Minhajurrosidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, pagi itu, 1 Februari 2025. Bersama lima rekannya dari Tangerang Selatan, ia datang dengan satu tujuan: memahami lebih dalam tentang hisab rukyat, sebuah ilmu yang selama ini hanya ia kenal dari ceramah dan buku.
Pelatihan Hisab Rukyat Angkatan V yang digelar DPP LDII ini bukan sekadar pelatihan biasa. Sebanyak 9 DPW LDII dan 21 DPD LDII, termasuk rombongan Amin, berkumpul di tempat ini, dipersatukan oleh semangat yang sama—meningkatkan akurasi observasi hilal dengan pendekatan ilmiah dan peralatan modern. Pelatihan ini terbuka bagi semua pihak yang ingin memperdalam pemahaman tentang rukyat.
Amin terpesona saat pertama kali melihat teleskop besar yang berdiri kokoh di sudut ruangan. “Selama ini saya pikir melihat hilal cukup dengan mata telanjang. Ternyata ada banyak teknik dan alat yang bisa digunakan,” ujarnya, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.
Hari pertama pelatihan dibuka dengan materi dasar hisab yang disampaikan oleh Korbid Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII Wilnan Fatahillah. Ia mengupas tuntas dasar-dasar perhitungan astronomi berdasarkan dalil Al-Qur’an, membuat Amin semakin paham bahwa ilmu ini bukan sekadar angka-angka, melainkan bagian dari ibadah yang penuh makna.
Ketua Dept. Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII KH. Aceng Karimullah, yang turut hadir, menekankan pentingnya ilmu falak dalam penentuan waktu ibadah. “Ilmu ini menjaga kita tetap selaras dengan sunnah,” katanya, membuat Amin dan peserta lain merenung betapa vitalnya peran rukyat hilal dalam kehidupan umat Islam.
Puncak antusiasme Amin terjadi saat sesi praktik observasi hilal bersama Hendro Setyanto, ahli rukyat hilal dari Planetarium Lembang, Bandung. Hendro, dengan caranya yang sederhana namun penuh wibawa, menunjukkan cara menggunakan peralatan modern untuk mengamati hilal. Amin memperhatikan dengan saksama, mencoba setiap instruksi dengan hati-hati.
“Regenerasi LDII berjalan dengan baik. Saya melihat bagaimana generasi tua dengan sabar dan telaten mendampingi serta melatih generasi muda,” kata Hendro di sela pelatihan. Ucapannya menggugah Amin. Ia merasa menjadi bagian dari estafet ilmu yang tidak boleh terputus.
Di hari kedua, semangat para peserta tak surut. Ketua DPP LDII Teddy Suratmadji menyampaikan visi LDII untuk membentuk tim rukyat hilal di berbagai titik strategis yang ditetapkan pemerintah. Amin dan timnya berdiskusi hangat, membayangkan bagaimana mereka bisa berkontribusi di Tangerang Selatan.
Ketika pelatihan usai, Amin tidak hanya membawa pulang catatan penuh angka dan rumus, tetapi juga tekad yang lebih kuat. “Kami ingin menjadi bagian dari jaringan rukyat hilal yang lebih luas dan akurat. Ini bukan sekadar ilmu, ini tentang menjaga amanah waktu dalam ibadah,” ujar Amin, tersenyum bangga.
Perjalanan Amin dan timnya di pelatihan hisab rukyat ini menjadi awal dari sebuah komitmen baru. Sebuah perjalanan untuk menyelami langit demi menjaga waktu, menghubungkan ilmu, iman, dan pengabdian. /*