Blog

PLTS_Kediri Lintas Daerah

Ponpes di Kediri Ini Tak Khawatir Pemadaman Listrik Karena…

Kediri – Pondok Pesantren Wali Barokah LDII di Kediri tidak khawatir jika akan dilakukan pemadaman listrik oleh PLN seperti yang terjadi di Jabodetabek. Sebab pondok tersebut telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Untuk kebutuhan sehari-hari, ponpes tersebut menggunakan listrik tenaga surya. Ponpes hanya menggunakan listrik dari PLN dan mesin genset jika darurat saja.

Kemudian kegiatan belajar mengajar di pondok juga dirasakan semakin nyaman. Pengeras suara dan lampu digunakan agar para santri dapat mendengarkan penjelasan guru dengan jelas. Serta kipas angin agar para santri tidak gerah saat menerima pelajaran.

Penggunaan listrik tenaga surya sudah dimulai di pondok sejak Oktober 2018. Kala itu pihak pondok tidak ingin kegiatan belajar mengajar terganggu apabila listrik PLN terjadi pemadaman.

“Alhamdulillah dengan bergotong-royong warga LDII, kami bisa mewujudkan pembangunan PLTS berskala besar di Ponpes ini. Kalau bagi kami, ponpes sementara tidak khawatir dengan adanya pemadaman karena telah menggunakan PLTS,” kata Wakil Ketua Ponpes Wali Barokah, H Agung Riyanto kepada detikcom, di ponpes yang berada di Kelurahan Burengan dan Kelurahan Banjaran Kota Kediri, Sabtu (5/8/2019).

Menurut Agung, pihaknya mencoba mensyukuri anugerah Tuhan berupa sinar matahari dengan menjadikannya energi listrik. Energi yang bisa menerangi pondok sehingga menghemat biaya pengelolaan pondok secara signifikan. 

“Untuk ke depannya ada pemikiran menjadikan ponpes ini sebagai wisata religi dan edukasi teknologi PLTS. Sehingga menginspirasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penerapan energi baru terbarukan,” Imbuhnya.

Ketua Pendamping Teknis Horisworo menjelaskan secara teknis bagaimana cara kerja PLTS di Wali Barokah Kediri. Pembangkit listrik tersebut dirancang dan dikelola para alumni pondok yang mahir di bidangnya. Dengan anggaran Rp 10 miliar, mereka memasang PLTS di Rooftop Wali Barokah berukuran 41 x 40 meter dengan 640 panel.

“Dalam Lima jam pancaran sinar matahari tiap hari, PLTS itu mampu menampung 220 kilowatt. Selain itu PLTS tersebut juga dilengkapi 40 baterai penyimpanan energi listrik dari PLTS untuk malam hari. Dengan kapasitas 50 ribu watt,” kata Horisrowo yang juga alumni Wali Barokah.

Dengan 4 ribu santri yang bermukim, awalnya ponpes harus mengeluarkan biaya Rp 125 juta untuk membayar tagihan listrik PLN setiap bulannya. Namun sejak memanfaatkan tenaga surya mereka mampu menghemat pengeluaran hingga Rp 50 juta.

“Prinsipnya ponpes Wali Barokah sudah mempraktikkan dan berinvestasi jangka panjang dalam bidang energi baru terbarukan,” pungkas Horisworo.

Sumber: detik.com

Lintas Daerah

LDII Kabupaten Tangerang Bangun Sinergisitas dengan MUI

TANGERANGNEWS.com-Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tangerang terus bersinergi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam pembinaan umat Islam.

Seperti yang dilakukan LDII Kecamatan Cikupa, yang menjalin sinergitas dengan menggelar Kajian Hadist Bukhori Juz 4, Jumat (15/11/2019).

Pimpinan Cabang LDII Kecamatan Cikupa Ahmad Gunadi menyampaikan, LDII adalah wadah umat Islam yang berjuang mengajak serta merangkul masyarakat untuk konsisten mempelajari Alquran dan Alhadist, sehingga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain kegiatan rutin pengajian, LDII juga kerap menggelar kegiatan positif untuk generasi muda seperti Sako Pramuka dan Cinta Alam Indonesia.

“Disamping itu, diperlukan upaya meningkatkan silaturohim dengan MUI Kecamatan Cikupa, agar terus terjalin sinergisitas dalam upaya pembinaan umat yang lebih faqi dan pada giliranya meningkat kualitas ibadahnya,” jelasnya.

Ketua DPD LDII Kabupaten Tangerang Dadan Mardiana menyampaikan, kegiatan pengajian yang kerap diselenggarakan ĹDII diikuti dari berbagai macam latar belakang profesi masyarakat. “Ini menunjukkan bahwa LDII sebagai ormas Islam yang terbuka, tidak eksklusif,” paparnya.

Ketua MUI Kec Cikupa Yayan Mulyana mengatakan MUI merupakan payung besar bagi seluruh umat Islam. Sehingga MUI merangkul semua pihak. “Jadi MUI ini adalah orangtuanya ormas Islam, baik itu NU (Nahdlatul Ulama), Muhamadiyah, LDII, dan lain-lain,” jelasnya.(RAZ/RGI)

Sumber: https://tangerangnews.com/kabupaten-tangerang/read/29169/LDII-Kabupaten-Tangerang-Bangun-Sinergisitas-dengan-MUI

Lintas Daerah

DPD LDII Kota Tangerang Cetak Generasi Pengusaha Baru

DPD LDII Tangerang Kota mengadakan Pelatihan Wirausaha UMPK ke-1 di Gedung Serba Guna Al-Furqon Cimone, Tangerang Kota, pada Minggu (3/2) lalu. Acara ini memiliki tema ‘Menumbuhkan Sociopreneur Melalui Program Pembinaan Usaha Mandiri Produk Kreatif (UMPK)’.

Pelatihan wirausaha ini memilih menu dimsum karena menurut Chef Sriyanto yang saat itu menjadi pengisi materi, proses pembuatan dimsum sangatlah mudah dan digemari oleh para generasi milenial, terutama peserta acara ini yang hadir sebanyak 150 orang dari perwakilan tiap-tiap kecamatan.

Ade Indra Permana Ketua PPG Tangerang Kota mengatakan dengan diadakan pelatihan ini agar warga LDII bisa mandiri dan menghasilkan produksi yang menguntungkan.

“Supaya para warga LDII bisa mandiri dan bisa menghasilkan karena sekarang ini kita menghadapi kompetisi bisnis yang sangat ketat. Oleh karena itu kita cari peluang-peluang yang bisa menunjang mereka untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga,” ujar Ade.

Selaras dengan Ade, Ketua Pelatihan UMPK Sugeng Lubar mengungkapkan, acara ini diadakan untuk mencetak generasi pengusaha baru.

“Kita perlu untuk mendukung mereka dan memberikan pemahaman tentang entrepreneurship atau pelatihan wirausaha karena itu sangat diperlukan oleh pemerintah kita untuk menciptakan generasi-generasi pengusaha baru,” kata Sugeng.

Sociopreneur kalo saya gambarkan dalam diagram Venn itu adalah lapisan irisan antara entrepreneur dengan yayasan. Karenanya ini adalah kegiatan wirausaha yang bisa menciptakan social impact jadi masalah-masalah yang ada di masyarakat bisa teratasi dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. (elga/rouf/lines)