Nasional

Anggota DPD RI Abdullah Puteh Apresiasi Kontribusi Pertanian LDII

Jakarta (13/1). Anggota DPD RI Abdullah Puteh silaturrahim ke kantor DPD LDII, Jakarta Selatan. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Muswil DPW LDII Provinsi Aceh yang dihelat beberapa waktu lalu.

Abdullah Puteh disambut langsung oleh Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso beserta jajarannya.

Saat berbincang-bincang, Abdullah Puteh mengapresiasi program 8 Bidang Pengabdian LDII. Terlebih lagi, Abdullah Puteh yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Pertanian Indonesia (GKPPI) mengapresiasi peran LDII di bidang pertanian.

KH Chriswanto menjelaskan beberapa kisah sukses warga LDII pada bidang pertanian, salah satunya Awaldi Hasibuan penyuluh pertanian nasional yang sukses menanam singkong raksasa di Riau yang ditanam oleh Awaldi Hashibuan. Sementara di Garut, Tantan Rustandi mengembangkan pertanian digital di Garut. Selanjutnya, ada nama Taswadi yang mengembangkan pertanian di lahan gambut di Kalimantan Barat.

Menanggapi program LDII, Abdullah Puteh terinspirasi dengan berbagai program pertanian yang dilaksanakan warga LDII, “Programnya sangat terarah dan mereka memberdayakan ekonomi masyarakat di bidang peternakan dan pertanian. Itulah yang dibutuhkan masyarakat kita hari ini. Saya kira ini memang sudah sangat berkembang dan harus terus dikembangkan,” ujarnya.

Abdullah Puteh kemudian bercerita, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Aceh tertinggi ke-5, namun angka kemiskinan menempati peringkat ke-6 pada tahun 2019. Masyarakat Aceh dengan mayoritas petani dan area yang cukup besar, sayangya kemiskinan masih melanda. Ia pun prihatin dengan dengan keadaan ini.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa peran ormas harus diperkuat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Produksi pertanian harus ditingkatkan, apalagi lahan yang tersedia di Aceh juga cukup luas. Ia mengajak ormas LDII di tiap daerah mengelola lahan.

“Saya lihat LDII sudah siap, nanti kita bisa lihat bersama-sama tentang Kepres Pertanian. Saya juga punya ide food estate regional. Cita-cita saya dengan jaringan LDII yang sudah ada, dapat membuat food estate regional. Misal dipecah 10.000 hektar untuk provinsi dan 10.000 hektarnya kerjasama dengan LDII,” ujarnya.

Supaya dapat mengelola lahan, ia menyarankan ormas LDII di tiap provinsi membuat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) ataupun Koperasi. Saat ini, Hak Guna Lahan (HGU) di bawah 5.000 hektar bisa diteken di tingkat kabupaten. Seandainya pemerintah bisa fokus di lapangan dan dibantu dengan berbagai pihak, lahan pertanian yang luas dapat dikelola dengan baik dan produksi pertanian pun bisa meningkat.

“Saya berharap bisa terus berlanjut dan lebih besar lagi. Saya siap bekerja sama membantu LDII supaya bisa sama-sama memberikan sesuatu untuk masyarakat. Kita akan membentuk tim teknis, tapi yang jelas semua sektor pertanian LDII mumpuni. Kita pilih yang lebih cepat terlaksana dan kelihatan hasilnya,” ujarnya.

KH Chriswanto Santoso sangat mengapresiasi kehadiran Abdullah Puteh. Ia menjelaskan jika pertanian, pangan, dan lingkungan hidup adalah salah satu prioritas program dikerjakan DPP LDII berdasarkan program “8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa”.

“Kehadiran kakanda Abdullah Puteh ke tempat kami adalah kehormatan yang luar biasa, orang yang dulu saya kagumi. Maka pengalamannya perlu kita adopsi untuk bisa berkontribusi nyata ke depannya,” ujarnya.

Chriswanto Santoso kemudian bercerita terkait program yang sudah dilakukan LDII untuk bangsa. Terkait pangan, ketika hal ini disampaikan oleh pemerintah daerah, mereka sangat membuka uluran tangan.

“Di Bangka Belitung, kami dibantu dan diamanahi 1.000 hektar oleh Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Ketua DPP LDII Profesor Rubiyo membantu warga LDII agar lahannya menjadi produktif,” ujarnya.

Chriswanto Santoso pun menyarankan agar fokus pada satu tempat untuk dikerjakan, terutama di wilayah Provinsi Aceh. Jika berhasil, program ini bisa dikloning untuk daerah lain. (kim/*)

 

 

keterangan foto:

Anggota DPD RI Abdullah Puteh silaturrahim ke kantor DPP LDII, Jakarta. Foto: LINES.

Kunjungan Abdullah Puteh anggota DPD RI membahas mengenai salah satu program pengabdian LDII di bidang pertanian. Foto: LINES.

Nasional

BSI dan LDII Sepakati Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah

Jakarta (13/1). Komisaris Bank Syariah Indonesia (BSI) Arief Rosyid silaturahim ke pengurus DPP LDII di Kantor DPP LDII Patal Senayan, Jakarta Selatan. Dalam kunjungan itu, ia mengapreasiasi pencapaian DPP LDII dan ingin bekerja sama untuk mengembangkan ekonomi umat.

Arief Rosyid disambut oleh Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan jajarannya. Tokoh yang pernah jadi Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi ini sedikit bercerita mengenai keadaan umat Islam di Indonesia.

Indonesia dari 267 juta masyarakat, 87 persennya adalah umat Islam yang menjadikan Indonesia negara muslim terbesar di dunia. Sayangnya, hanya 9 persen umat Islam yang teredukasi soal pentingnya ekonomi syariah.

Sadar dengan jumlah yang peduli ekonomi syariah sangat sedikit, Arief Rosyid pun mengajak DPP LDII membangun ekosistem ekonomi umat yang berbasis ekonomi syariah. Ia ingin merangkul stakeholder khususnya ormas-ormas Islam bersama menyongsong kebangkitan umat. Diakuinya, memang saat ini semua stakeholder berjalan masing-masing.

“LDII yang lahir sejak 1972 punya banyak pesantren, boarding school, masjid-masjid, lembaga keuangan mikro syariah, juga punya pengusaha-pengusaha haji dan umroh. Nah, inilah yang menurut kami menjadi sebuah potensi mengembangkan ekosistem ekonomi umat,” ujarnya.

BSI lahir menjadi bank terbesar di Indoensia usai proses merger tiga bank yakni Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah. Asetnya sudah mencapai Rp240 triliun, menempatkan BSI pada posisi bank dengan aset terbesar ke-7 di Indonesia. Arief Rosyid mengakui, tanpa kebersamaan dengan umat, mustahil BSI bisa berkembang lebih besar lagi.

“Kami ingin industri keuangan syariah tumbuh dan besar bersama. Sebagai industri keuangan kami juga harus mengejar profit besar, tapi saya pastikan ini harus kembali ke masyarakat. Saya kira LDII bisa menjadi pilar yang mendorong terbangunnya ekonomi umat,” ujarnya.

Menanggapi pendapat Arief Rosyid, KH Chriswanto Santoso mendukung penuh BSI. Ia menjelaskan, LDII bukan hanya sebagai lembaga yang hanya berdakwah, tapi LDII juga membangun ekonomi umat. Hasil pertemuan inipun akan ditindaklanjuti dengan tim teknis.

“Salah satu di antara keinginan kami sebagai lembaga dakwah adalah membangun ekosistem ekonomi syariah secara baik. Kami punya UB, pikub.com, tabungan haji, BMT, dan kami punya gerakan ekonomi syariah yang semuanya bisa untuk dikerjasamakan termasuk mengelola dana kurban,” ujarnya.

Menurut Chriswanto Santoso, kunjungan BSI ke kantor DPP LDII suatu itikad yang sangat baik. Banyak hal yang sudah dibicarakan dalam membangun ekonomi umat. Ia menambahkan, ekonomi syariah memang bagian dari 8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa. Dengan membangun ekonomi dan sumberdaya manusia, Indonesia bisa mempertahankan empat hal yang selalu diperebutkan dunia, yaitu energi, pangan, air, dan logam. (kim/*)

 

Keterangan foto:

Komisaris BSI Arief Rosyid bersama Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan jajarannya membahas kerja sama untuk mendukung ekonomi syariah. Foto: LINES.

Komisaris BSI Arief Rosyid mengatakan, LDII bisa menjadi pilar yang membangun ekonomi umat. Foto: LINES

Nasional

Ketum DPP LDII Ingatkan Pentingnya Lawan Penyebaran Covid-19 Saat…

Jakarta (12/7). DPP LDII mendukung kebijakan pemerintah melalui Kementerian Agama, yang mengatur teknis penyelenggaraan kurban.

Menurut Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, Idul Adha dan kurban adalah salah satu dari tiga ibadah yang diutamakan. Namun dalam kondisi pandemi Covid 19 saat ini, kemaslahatan umum harus dikedepankan.

“Bagi umat Islam, selain salat lima waktu dan haji, Idul Adha dan kurban merupakan ibadah yang diutamakan. Saat Covid-19 masih merajalela, pelaksanaan kurban diatur sedemikian rupa agar tidak memunculkan klaster baru,” ujar KH Chriswanto Santoso.

Warga di zona merah pada wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menurut Chriswanto, sebaiknya mematuhi imbauan pemerintah demi kemaslahatan umum, “Menjaga satu sama lain saat wabah, itu adalah ibadah yang besar pahalanya. Inilah salah satu bentuk jihad dalam memerangi wabah penyakit,” pungkasnya.

Ia mengingatkan, gelombang kedua wabah Covid-19 akibat mutasi virus yang lebih menular dan juga lebih berbahaya. Dengan demikian, pemerintah mengatur agar tidak terjadi kerumunan dalam salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban, dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

“Bahkan, bila RPH terbatas, pemotongan diatur di ruangan terbuka dan melibatkan sedikit orang agar bisa jaga jarak. Pembagian daging juga harus diantar sukarelawan agar tidak terjadi antrean,” papar KH Chriswato Santoso mengutip SE Nomor 17 tahun 2021 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Salat Idul Adha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun1442 H/2021 M di Wilayah PPKM Darurat.

Menurutnya, semua demi kemaslahatan bersama untuk menekan wabah Covid-19 dan mengurangi jumlah pasien Covid-19. Ia menegaskan umat Islam memiliki kewajiban berjihad memberantas Covid-19, salah satunya dengan mengikuti surat edaran dari Kementerian Agama.

“Untuk itu kami akan membuat surat edaran untuk memperkuat imbauan Kemenag kepada DPW dan DPD agar diteruskan hingga Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC),” tegasnya.

Kurban Bernilai Strategis Selama Pandemi
Sementara itu ekonom Universitan Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta Ardito Bhinadi mengatakan, Idul Adha atau Hari Raya Kurban, memiliki nilai lebih selama pandemi Covid-19, “Ada wacana uang untuk membeli hewan kurban dijadikan bansos, bisa saja. Namun LDII menyerahkan praktek tersebut sesuai kondisi warga di wilayah masing-masing dengan tidak mengurangi esensi makna dari berkurban,” papar Ardito yang juga Ketua DPP LDII.

Namun menurutnya, meskipun kurban ibadah sunah yang diutamakan, tapi dapat memutar ekonomi peternak dan memiliki multiplier effect bagi perekonomian yang tengah lesu saat ini. Senada dengan Ardito, Ketua DPP LDII Sudarsono yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor, saat dihubungi setelah mengikuti telekonferensi Sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag). Ia mengatakan pembagian daging kurban sangat membantu warga, dalam meningkatkan imunitas.

“Protein hewani mampu mendorong peningkatan imunitas masyarakat. Dengan adanya pembagian daging kurban di kala pandemi, warga bisa mendapatkan protein hewani secara cuma-cuma. Ini sangat membantu saat daya beli lemah,” kata Sudarsono.

Menurutnya, DPP LDII dalam pelaksanaan kurban tahun ini akan menyembelih hewan kurban sesuai edaran Kementerian Agama. Hewan kurban disembelih di RPH atau lokasi yang luas, dengan sirkulasi yang baik. Serta mengantar langsung daging kurban ke rumah-rumah warga.

Sementara, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto mengatakan, bahwa pelaksanaan Sholat Idul Adha 1442 H dan pemotongan hewan qurban di lingkungan LDII Kota Tangerang Selatan akan mengacu kepada Surat Edaran MUI Kota Tangerang Selatan No. A.045/XVI-08/SE/VII/2021 tertanggal 12 Juli 2021, yaitu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara maksimal tanpa meninggalkan ketentuan syariat sebagaimana mestinya. /**

Nasional

Ketum LDII Launching Kader Gemilang LDII sebagai Komitmen atas…

Jakarta (19/6). Sebagai andil merawat lingkungan yang menjadi tanggung jawab bersama dan juga mendukung Generasi Restorasi yang digalakkan pada Hari Lingkungan Hidup 2021, DPP LDII menggelar kembali Webinar Lingkungan Hidup mengenai Pengelolaan Sampah Rumah Tangga demi Pemulihan Lingkungan Hidup di Masa Pandemi Covid 19.

Dalam acara tersebut, Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, sekaligus meluncurkan Kader Gemilang (Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan) LDII sebagai komitmen untuk terus mewujudkan sumber daya manusia profesional religius berwawasan lingkungan.

“Para kader Gemilang LDII ini siap untuk ditingkatkan kemampuannya melalui berbagai pelatihan untuk menjadi agen perubahan ( agent of change) dalam mengatasi masalah lingkungan. Kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait isu lingkungan seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam melatih kader Gemilang LDII tersebut sangat kami harapkan,” kata KH Chriswanto.

Hadir dalam webinar tersebut, narasumber mewakili KLHK, Cicilia Sulastri, SH., M.Si., Kepala Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan, BP2SDM dan Dr. Ir. Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Dirjen PSLB3, serta Dr. Ir. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, MUI. Dari kalangan akademisi dan praktisi masalah sampah, hadir Guru Besar Fateta IPB – Prof. Dr. Arif Sabdo Yuwono, dan pengurus harian dari Departemen Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LISDAL), DPP LDII – Hj. Erni Suhaina Ilham Fadzry, S.Pd.I.

Berkaitan dengan peluncuran Kader Gemilang LDII, Cicilia Sulastri mengapresiasi kader peduli lingkungan dari LDII ini, “Peran LDII dengan program Kader Gemilang ini tentunya selaras dengan tugas pokok fungsi dari Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan,” ujarnya.

Untuk itu, Cicilia mengimbau pada Kader Gemilang LDII untuk meningkatkan pengetahuan mengenai lingkungan melalui berbagai media, melakukan kampanye perilaku ramah lingkungan melalui media sosial, dan membuat jejaring komunikasi dengan instansi. “Kader Gemilang LDII dapat melakukan inisiasi aksi milenial bidang lingkungan, khususnya mendukung pengembangan sirkuler ekonomi,” jelasnya.

Di KLHK, Program Gerakan Masyarakat Bela Lingkungan sendiri memiliki tujuan untuk mendorong agar lembaga masyarakat dan komunitas dapat melakukan gerakan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan yang melibatkan sebanyak mungkin warga masyarakat, berkelanjutan, bersinergi satu sama lain, dapat membantu mengatasi masalah lingkungan hidup dan kehutanan di daerahnya serta terukur hasilnya, outcome/dampaknya.

“Meningkatkan peran aktif/nyata lembaga masyarakat dan komunitas dalam melakukan gerakan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan juga menjadi capaian yang diharapkan,” kata Cicilia.

Secara sederhana, Cicilia mencontohkan gerakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan adalah dengan menggunakan air dan listrik sesuai dengan keperluan, jangan membuang sampah sembarangan, pilah dan kelola sampah dari rumah/sekolah, hindari plastik sekali pakai dan belanja menggunakan tas daur ulang.

“Makan dan minum sampai habis, menanam dan memelihara pohon, mencintai flora dan fauna, dan mengikuti berbagai aksi di bidang lingkungan,” katanya.

Selain itu, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar mengatakan gaya hidup untuk mengurangi sampah itu dimulai dari rumah, karena persoalan sampah merupakan persoalan multidimensi yang juga membutuhkan kolaborasi setiap elemen masyarakat.

Novrizal berpendapat mengatasi persoalan sampah harus dilakukan dengan cara kolaborasi skala besar dan tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat ataupun daerah saja. Seluruh elemen, termasuk organisasi masyarakat diharapkan juga turut berkolaborasi. Karena menurutnya dari perilaku-perilaku kecil yang dilakukan masyarakat dapat turut menyelamatkan bumi dari ancaman sampah.

Nasional

Laksanakan Amanat Presiden, LDII Helat Vaksinasi Massal

Jakarta (14/6). Presiden Joko Widodo mengamanatkan kepada DPP LDII untuk menyukseskan program vaksin nasional. Salah satunya, dengan mengajak masyarakat melakukan vaksin. Hal tersebut disambut Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dengan menginisiasi pelaksanaan vaksinasi masal. Acara itu terlaksana berkat kerja sama antara DPP LDII, Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta, dan Ponpes Minhajurrosyiddin.

“Amanat tersebut kami terima pada 5 Maret 2021, saat audiensi menjelang Munas IX LDII di Istana Bogor,” papar KH Chriswanto Santoso. Vaksinasi masal yang dilaksanakan di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Gede, Jakarta Timur ini menargetkan 2.500 peserta. Agar tidak berkerumun, peserta vaksinasi masal dibatasi 500 orang setiap hari selama lima hari.

Dalam pantauan KH Chriswanto Santoso, alur vaksinasi masal jelas dan mempermudah peserta. Beberapa minggu sebelum vaksin, peserta sudah mendaftar lewat link yang disediakan panitia, “Menjelang hari vaksin, peserta mendapat pesan singkat jadwal giliran vaksin. Ini yang membuat vaksinasi masal tidak menimbulkan kerumunan,” ujarnya.

Sesampai di lokasi, peserta cukup membawa KTP untuk mendaftar ulang. Sebelum divaksin, peserta dilakukan screening terkait kondisi kesehatan dan penyakit penyerta oleh dokter, yang bertugas di lokasi, “Bahkan dokter yang bertugas meminta saya menelpon dokter pribadi di Surabaya untuk mengecek kondisi medis. Alhamdulillah dokter pribadi saya mengizinkan,” ujar Chriswanto Santoso.

Setelah persyaratan terpenuhi, peserta vaksin pun disuntik vaksin. Usai divaksin, mereka diminta dokter yang bertugas untuk menunggu di pos observasi selama 20 menit. Setelah 20 menit berlalu tidak ada gejala yang menyertai pascavaksin, peserta diperbolehkan pulang.

Menurut Chriswanto Santoso, DPP LDII mencari waktu yang tepat untuk mengadakan vaksinasi massal. Akhirnya, disepakati 14-17 Juni 2021. Ia mendorong semangat ormas-ormas lainnya, untuk melaksanakan vaksinasi massal untuk warga dan masyarakat pada umumnya. Menurutnya, Presiden Jokowi menargetkan 1 juta dosis vaksin setiap hari, “Ini perlu dukungan semua pihak untuk menciptakan kekebalan komunitas,” imbuhnya.

“Kami memulai vaksinasi untuk menggerakkan kalangan masyarakat agar mau divaksin, sehingga krisis kesehatan ini segera berakhir. terkait kontroversi yang ada, vaksinasi itu tetap lebih baik dari pada tidak,” ujarnya.

Chriswanto Santoso berharap agar masyarakat tidak takut divaksin. Menurutnya, vaksin ini tidak ada masalah karena sebetulnya segala sesuatunya sudah terukur. Seluruh dunia melakukan hal yang sama untuk mencapai herd immunity global alias kekebalan komunitas global.

“Semoga ini dapat menjadi pemicu untuk melaksanakan vaksinasi berikutnya dan jangan takut divaksin. Selain kondisi kita harus fit, di sini juga dilakukan observasi untuk melihat apakah kita layak mendapatkan vaksin atau tidak. Itu saya kira, ayo semangat kita vaksinasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur dr. Indra Setiawan dan Satgas Covid-19 Jakarta Timur drg. Indira Febrianti turut mengapresiasi langkah yang dilakukan LDII. Dokter Indra Setiawan yang meninjau titik vaksin yang terletak di kelurahan Lubang Buaya itu, mengatakan Padepokan Persinas ASAD di lingkungan Ponpes Minhajurrosyidin tersebut, bisa menjadi titik pelaksanaan vaksin berikutnya di Jakarta Timur.

“Alhamdulillah pada pagi hari ini saya ke Ponpes Minhajurrosyiddin terkait vaksinasi dari teman-teman LDII. Saya sangat memberikan apresiasi yang luar biasa dengan tempat seperti ini, pengunjungnya sangat antusias, dan jumlah yang mau divaksin cukup besar,” ujarnya.

Sementara drg. Indira Febriyanti sangat senang karena LDII dapat membantu pemerintah menuju herd imunity atau kekebalan kelompok. Sesuai dengan harapan pemerintah yang menargetkan 1 juta dosis vaksin per hari.

“Saya terus terang sangat senang dan bahagia karena LDII bisa ikut dalam pelaksanaan vaksinasi ini. Kita juga mendapatkan dukungan penuh dari LDII. LDII dapat memberikan contoh kepada masyarakat mengenai vaksin ini. Jadi harapan saya, seluruh masyarakat bisa ikut dalam pelaksanaan vaksinasi dan dapat meraih herd immunity secara cepat,” ujarnya.

Tetap Jaga Prokes Meski Sudah Divaksin

Apakah vaksin bisa membuat kita kebal dari covid-19? Drg. Indira Febriyanti kembali memberi penjelasan. Vaksin ini sangat penting dikarenakan untuk menuju kekebalan kelompok. Hasil akhirnya dapat dapat menurunkan angka kematian dan juga menurunkan gejala yang berat bagi penderita Covid-19.

“Kalau sudah vaksin bukan berarti tidak akan kena Covid-19. Namun tetap akan kena tetapi gejalanya ringan bahkan tidak bergejala sama sekali. Karena antibodi kita sudah mengenal si virus ini setelah kita divaksin,” jelasnya.

Menurut drg. Indira Febriyanti, vaksin ini sangatlah aman. Sampai saat ini tidak ada masyarakat setelah mendapatkan vaksin mengalami gejala berat atau kematian. “Yang ada setelah divaksin mengalami gejala ringan mungkin demam atau sakit kepala atau diare. Dan itu hanya mengalami gejala yang ringan sekali dan tidak berlangsung lama, hanya satu atau dua hari setelah itu hilang,” tambahnya.

Namun, ia menganjurkan untuk para komorbid agar konsultasi dengan dokter spesialis. Secara global, vaksin untuk para komorbit ini sangat dianjurkan karena para komorbitlah yang memiliki resiko besar. “Namun untuk komorbit yang tidak mendapatkan anjuran dari dokter pribadinya mungkin sedang dalam masa peradangan atau infeksi makanya tidak dianjurkan,” ujarnya.

Nasional

Ketum DPP LDII: “Kerusakan Ekosistem Petaka Bagi Umat Manusia”

Jakarta (6/6). Setiap 5 Juni, seluruh dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia. Peringatan tahun ini jadi yang ke-49. Peringatan hari lingkungan sedunia yang nyaris setengah abad itu, menjadi alarm bagi umat manusia, bahwa lingkungan yang baik mendukung kehidupan umat manusia.

“Merawat lingkungan adalah tanggung jawab umat manusia sebagai khalifah yang diturunkan di muka bumi oleh Allah. Manusia dipersilakan memanfaatkan lingkungan dan alam sekitarnya, untuk kesejahteraannya tapi memeliharanya juga menjadi kewajiban,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut KH Chriswanto, lingkungan merupakan pendukung kehidupan di muka bumi. Kerusakan ekosistem akan menjadi petaka bagi siapapun yang berada dalam lingkup ekosistem itu. Menurutnya, umat manusia harus berupaya keras menjaga lingkungan agar bumi yang satu ini, tetap bisa menjadi rumah tinggal yang nyaman bagi umat manusia.

“Sebagai umat Islam kita wajib bersyukur karena Allah SWT yang telah menciptakan bumi yang indah ini sebagai tempat tinggal manusia. Untuk itu, merawat lingkungan adalah keniscayaan,” ujarnya. KH Chriswanto meyakini ada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan, “Kita menjaga bumi, maka bumi menjaga kita,” ujarnya. Ia mengatakan LDII sangat mendukung semangat Hari Lingkungan Hidup (HLH) tahun 2021, yaitu “Generasi Restorasi.”

Untuk itu, LDII sejak lama terus berusaha mewujudkan sumber daya manusia (SDM) profesional religius yang berwawasan lingkungan. Kiprah LDII di bidang lingkungan dapat dilihat dari gerakan Go Green sejak 2008, yang dicetuskan di Jawa Timur bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

“Gerakan itu terus berlanjut hingga kini, dengan menanam 3,5 juta lebih pohon dengan angka kematian mencapai 7 persen,” ujar KH Chriswanto. Selain itu, LDII berupaya mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan, dengan menggunakan sel surya untuk mencukupi kebutuhan listrik di Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.

Menggolah limbah juga diupayakan di pesantren yang dinaungi LDII. Di Pesantren Minhajusshobirin, Jakarta Timur, bekas air wudlu dimanfaatkan sebagai bahan dasar aquaponik, “Akuaponik merupakan sistem pertanian berkelanjutan, sehingga kebutuhan lauk berupa ikan dan sayuran dapat dicukupi secara mandiri,” ujar KH Chriswanto.

Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi salah satu program kerja unggulan LDII. Ketua DPP LDII Sudarsono yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan untuk menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pihaknya akan melaksanakan berbagai kegiatan.

“Seluruh kegiatan tersebut dihelat pada Juni, seperti kampanye di media sosial tentang Hari Lingkungan Hidup,” ujarnya. Menurutnya kegiatan itu tak sekadar meriah di media sosial, menurut Sudarsono, bulan Juni juga jadi pencanangan Gerakan Sadar Lingkungan, soft launching Kader Gemilang (Generasi Muda Bela Lingkungan) LDII, dan Webinar Penanganan Sampah Rumah Tangga pada era pandemi Covid 19. Semuanya akan dilaksanakan dalam bulan Juni 2021.

DPP LDII berharap, pada masa depan Kader Gemilang LDII menjadi agen perubahan dalam mengatasi masalah lingkungan, “Untuk itu, Kader Gemilang LDII akan dilatih secara berkelanjutan melalui rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan penanggulangan masalah lingkungan bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam dan Lingkungan (LISDAL) yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB, Sri Wilarso, mengatakan pandemi Covid-19 secara tidak langsung membawa dampak positif bagi lingkungan makro. Di antaranya, pemulihan lingkungan yang terlalu padat oleh lalu lalang manusia.

“Namun isu penting terkait pandemi Covid-19, adalah penanganan limbah di tingkat rumah tangga. Bagaimana best practice penanganan limbah terkait Covid-19 akan dibahas dalam webinar LDII dalam rangka HLH 2021,”ujarnya.

Sesuai tagar HLH 2021 #GenerasiRestorasi, LDII menyambutnya dengan gerakan sadar lingkungan pada bulan Juni, “Gerakan ini dilakukan di seluruh jajaran organisasi LDII di seluruh Indonesia dengan melaksanakan berbagai kegiatan antara lain menanam pohon, penanganan sampah rumah tangga sesuai kondisi setempat,” imbuhnya.

Nasional

Ketum DPP LDII: Inklusivitas Pancasila Membuat Semua Pemeluk Agama…

Jakarta (1/6). Keberagaman suku, ras, dan agama di Indonesia menjadi keelokan tersendiri berkat adanya Pancasila. Meskipun Islam menjadi agama mayoritas, agama-gama lain dapat dijalankan dengan bebas di Indonesia.

“Hari lahir Pancasila menjadi momen untuk mengenang jasa para pendiri bangsa. Atas jasa mereka, bangsa Indonesia bisa menjalankan hak asasi yang esensial yakni memeluk agama atau keyakinan dan menjalankan ibadah,” ujar KH Chriswanto Santoso.

Menurutnya, Pancasila yang inklusif sejalan dengan nilai-nilai Islam. Inklusivitas Pancasila itu, membuat semua pemeluk agama di Indonesia nyaman dan tenteram beribadah, bahkan umat Islam yang mayoritas pun turut melindungi keberagaman agama di Indonesia.

“Pancasila dan Islam itu beriringan, bahkan nilai-nilai Islam terdapat dari sila pertama hingga kelima,” ujar KH Chriswanto Santoso. Ia mengatakan, meskipun terjadi perdebatan sengit mengenai Piagam Jakarta dan terjadi kompromi dengan mengubahnya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, hal tersebut justru membuka ruang Islam yang inklusif.

KH Chriswanto Santoso menyitir Bung Karno, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan wujud memeluk agama yang dilandasi gotong royong, “Di dalam gotong-royong terdapat sikap saling menghormati, menghargai, toleransi, semangat membantu, tanpa meninggalkan jati diri sebagai umat Islam atau pemeluk agama tertentu,” imbuhnya.

Ia mendorong umat Islam yang inklusif, “Atas dasar prinsip Pancasila yang menjadi asas organisasi kami, dan Islam yang rahmatan lil alamin, kami mendorong warga LDII dan umat Islam umumnya untuk toleran, terbuka, saling menghargai dan menghormati tanpa meninggalkan keyakinannya,” tuturnya.

Di mata KH Chriswanto, Pancasila sebagai ideologi yang inklusif, menekankan penghormatan terhadap keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, “Dalam kondisi bangsa yang hidup di negeri yang bukan negara berdasarkan agama ataupun sekuler, justru kehidupan beragama menjadi indah. Penuh toleransi, yang memungkinkan semua umat beragama berkontribusi dalam pembangunan,” imbuhnya.

Radikalisme, pada akhirnya tidak mendapat ruang di Indonesia, begitu pengingat dari KH Chriswanto Santoso, “Menganggap paling benar sendiri, hanya menciptakan golongan atau kelompok yang radikal. Hal ini tak sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila,” imbuhnya. Untuk itu, ia mengingatkan para tokoh agama atau sekelompok orang untuk tidak memaksakan agama atau keyakinan, karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Ia mengingatkan, sebagai negara demokrasi yang mayoritas penduduknya umat Islam, Indonesia menjadi teladan bagi negara-negara lain, “Di Indonesia, mayoritas melindungi minoritas. Pancasila yang menjadi dasar negara, memastikan agar tidak terjadi penindasan terhadap minoritas,” pungkasnya.

KH Chriswanto mengatakan, pesan-pesan Islam yang inklusif diwakili bahkan digemakan dengan kuat oleh Pancasila. Kelahiran Pancasila menurutnya, juga merupakan cermin kebesaran hati para tokoh-tokoh Islam saat itu, “Meskipun umat Islam berjuang memerdekakan Indonesia, tokoh-tokoh agama yang lain tak kalah besar jasanya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Dan Pancasila menjadi cermin yang elok kebesaran jiwa para pendiri bangsa itu,” imbuhnya. /**

Nasional

Buka MUNAS IX LDII, Presiden Ajak Ormas Islam Moderasi…

Jakarta (7/4). Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX LDII, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur pada Rabu (7/4). Presiden Jokowi di depan para peserta yang mengikuti pidato pembukaan secara daring tersebut, mengingatkan Ormas Islam untuk mengembangkan dan melaksanakan moderasi beragama.

“Kita patut bersyukur menerima warisan berupa Bhinneka Tunggal Ika dari para pendiri bangsa, meskipun berbeda-beda suku, bangsa, dan berbeda dalam pandangan agama, tapi tetap saling menghormati, bersatu, rukun, dan bersama-sama bergotong royong,” ujar Jokowi.

Selanjutnya, dengan modal sosial itu Presiden Jokowi mengatakan sikap toleran, menghargai segala perbedaan, dan keyakinan adalah keharusan. Sikap ini, menurutnya bisa tumbuh, bila dikembangkan sikap saling menghormati dan belajar dari orang lain, “Sehingga mencapai sikap saling menghormati dalam perbedaan,” ujar Jokowi.

Sikap tertutup dan eksklusif, menurut Jokowi, tak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika, “Sikap tertutup menciptakan intoleransi yang merusak sendi-sendi keagamaan, dan menimbulkan penolakan serta pertentangan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh jajaran dan pimpinan keluarga besar LDII, untuk menyuarakan dan meningkatkan kehidupan sosial keagamaan kita,” imbuhnya.

Jokowi mengatakan pemerintah berkomitmen dan terus berupaya, serta mendorong moderasi beragama. Ia juga menyerukan sikap yang tidak toleran yang disertai dengan kekerasan fisik, harus dihilangkan dari Bumi Pertiwi, “Sikap beragama yang memecah belah persatuan tak ditoleransi,” ujarnya.

Senada dengan Jokowi, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, dalam delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa, kebangsaan ditempatkan pada posisi pertama, “Dengan semangat kebangsaan itu, LDII melaksanakan moderasi beragama, berdakwah dengan sejuk. Serta berkomitmen menegakkan Empat Pilar Kebangsaan,” ujar Chriswanto.

Moderasi beragama bagi LDII sangat penting, “Moderasi beragama adalah pangkal dari modal sosial membangun bangsa. Agar kebhinnekaan yang ada dalam rakyat Indonesia menjadi perekat untuk menjalankan program pembangunan,” ujar Chriswanto saat ditemui usai seremoni pembukaan Munas IX LDII.

Sikapi Pandemi dengan Inovasi

Dalam pidato pembukaan, Chriswanto menegaskan empati dan dukungannya terhadap pemerintah. “LDII turut merasakan beratnya permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini. Kehadiran pandemi covid-19 sejak awal tahun lalu dan masih berlanjut hingga sekarang, benar-benar telah memukul mundur capaian target-target pembangunan pada berbagai sektor khususnya kesehatan dan perekonomian,” ujarnya.

Menurut Chriswanto, jumlah penduduk yang meninggal karena covid-19 juga cukup membuat kita sedih, yaitu di kisaran 40 ribuan, “LDII sangat merasakan dan sangat berempati terhadap masalah ini,” lanjut Chriswanto.

LDII, lanjut Chriswanto, mengajak seluruh elemen bangsa bekerja keras, cerdas, kreatif, dan out of the box agar target-target pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 – 2024, kembali pada jalur semula.

Sejalan dengan konteks tersebut, Chriswanto mengatakan Munas IX LDII mengambil tema “Penguatan SDM Profesional Religius untuk Ketahanan dan Kemandirian Bangsa Menuju Indonesia Maju”. Dengan merevitalisasi dan menajamkan delapan program kerja yang ditetapkan dalam Rakernas LDII 2018.

Program kerja pertama berupa Kebangsaan, yang bertujuan membangun nasionalisme agar persatuan dan kesatuan bangsa dapat lebih terjaga, “Termasuk mencintai produk bangsa sendiri. Sebagai Lembaga Dakwah Islam, LDII selama ini telah menempatkan program kebangsaan sebagai program utama, karena bagaimanapun juga persatuan dan kesatuan adalah modal utama bangsa,” ujarnya.

Kedua Keagamaan, yaitu program yang bertujuan meningkatkan nilai religiusitas bagi ummat Islam, termasuk didalam membangun toleransi beragama. Ketiga, Pendidikan, yaitu program yang mendorong agar pendidikan karakter, khususnya karakter professional religius, dapat dijadikan sebagai life-long education, atau pendidikan sepanjang hayat.

Keempat Ekonomi, yaitu program yang mendorong ekonomi syariah, termasuk percepatan pemulihan dan membangkitkan kembali ekonomi di era pandemik ini. Kelima pangan dan lingkungan hidup, yaitu program yang bertujuan untuk membangun kemandirian pangan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Keenam kesehatan, yaitu suatu program yang bertujuan mendorong penggunaan obat tradisional atau herbal secara meluas terlebih pada kondisi kedarutan kesehatan. Ketujuh Teknologi Digital, yaitu suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai bidang pembangunan.

Dan kedelepan Energi Baru Terbarukan, yaitu suatu program untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fossil, termasuk untuk mengurangi emisi karbon guna mengurangi efek rumah kaca.

“Ke delapan delapan program tersebut di atas bukannya baru perencanaan, akan tetapi LDII telah berbuat dengan membuat beberapa pilot project di beberapa daerah sesuai kondisi keunggulan daerah tersebut,” tutup Chriswanto.

Munas IX LDII dihadiri 3.750 secara daring dan luring, kabupaten kota di seluruh Indonesia. Mereka mengikuti dari 457 studio mini, sementara para ulama, DPW LDII dari 33 provinsi, dan undangan lainnya yang hadir di lokasi mencapai 200 orang. Mereka diwajibkan swab antigen dan menjaga protokol kesehatan.

“Perwakilan DPW LDII Nusa Tenggara Timur tidak bisa hadir karena bencana badai, yang mengakibatkan penerbangan sulit di wilayah tersebut,” ujar Ketua Panitia Munas IX LDII Rully Kuswahyudi.

sumber: Pers Rilis DPP LDII