Wujudkan Program Ketahanan Pangan, Kades Ambawang Ajak LDII Tanah Laut Kembangkan Sorgum
Tanah Laut (10/9). Isu ketahanan pangan selalu menarik untuk dibahas, karena menyangkut keberlangsungan hidup umat manusia di bumi. Salah satu upaya mewujudkan ketahanan pangan suatu daerah ialah melakukan diversifikasi pangan lokal.
Diversifikasi pangan lokal merupakan upaya memvariasikan sumber pangan, agar tidak bergantung pada padi saja, tetapi menggunakan sumber pangan alternatif yang dapat tumbuh di daerah setempat.
Untuk mewujudkan program ketahanan pangan, Kepala Desa Ambawang, Kecamatan Batuampar, Hayatul Mursyida mengajak Ketua DPD LDII Tanah Laut untuk mengembangkan sorgum di desanya.
“Kami berharap, nantinya desa ini dikenal sebagai sentra sorgum,” tuturnya.
Ketua DPD LDII Tanah Laut, Anton Kuswoyo menyambut baik keinginan Kepala Desa Ambawang tersebut, terlebih ia juga sedang melakukan penelitian disertasi tentang sorgum.
“Sorgum ini cocok dikembangkan di wilayah Tanah Laut ini, baik sebagai sumber pangan ataupun pakan ternak,” jelasnya.
Ia lanjut menerangkan, biji sorgum dapat dijadikan nasi sorgum untuk dikonsumsi layaknya nasi dari beras, bahkan cocok untuk penderita diabetes.
“Dalam 100 gram sorgum mentah mengandung sekitar 330 kalori dan berbagai nutrisi penting lain, seperti 11 gram protein, 3 gram lemak, 72 gram karbohidrat, dan 7 gram serat,” pungkasnya.
Selain itu, sorgum kaya akan vitamin B1, piridoksin, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, selenium, dan zinc. “Biji-bijian ini juga mengandung senyawa fenolik, flavonoid, dan tanin yang berperan sebagai antioksidan,” jelas Anton.
Batang dan daun sorgum juga cocok untuk pakan ternak, seperti kambing dan sapi. Selain itu, sorgum dapat menyerap karbondioksida lebih banyak dibandingkan tanaman jenis lainnya.
“Sehingga dapat berfungsi membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang kian meningkat setiap tahun,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, Anton diharapkan dapat memberikan pelatihan budidaya sorgum kepada warga desa Ambawang.
“Kami sangat berharap mendapat bimbingan dari pak Anton tentang budidaya sorgum, sekaligus pengolahannya menjadi pakan ternak. Agar program ketahanan pangan di desa kami dapat terwujud nyata,” ungkap Hayatul.
Oleh: Anton Kuswoyo (contributor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng