Skip to content
LDII Tangsel
  • Beranda
  • Liputan
  • Organisasi
    • Profil
    • Motto LDII
    • Visi Misi
    • Legalitas
    • Kontak
  • Motto
  • Kegiatan
    • DPD
    • PC Pamulang
    • PC Serpong
    • PC Serpong Utara
    • PC Setu
    • PC Ciputat
    • PC Ciputat Timur
    • PC Pondok Aren

Terancam Stagflasi Akibat Perang Rusia-Ukraina LDII Ajak Masyarakat Hidup…

  • April 6, 2022

Jakarta (5/4). Krisis ekonomi dunia yang berkepanjangan akibat wabah, kini mendapat tantangan baru yakni potensi krisis pangan dan energi. Hal tersebut bisa terjadi bila pertempuran antara Rusia dan Ukraina berkepanjangan, diiringi perang dagang antara Blok Barat dan Rusia.

“Rusia merupakan salah satu negara utama pengekspor energi dan pangan, terutama gandum dan energi. Bila konflik ini berkepanjangan, maka harga energi dan pangan dunia akan mengalami kenaikan,” ujar Ardito Bhinadi ekonom dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Menurutnya, dampak kenaikan pangan dan energi tersebut bisa dipastikan sampai ke Indonesia.

Indonesia meskipun sebagian besar penduduknya mengkonsumsi beras, namun impor gandum Indonesia terus naik setiap tahun. Masyarakat Indonesia terbiasa pula mengkonsumsi mie, pasta, dan roti, yang kesemuanya berbahan gandum, yang saat ini harganya mulai melambung.

Perang Ukraina dan Rusia, bisa berpengaruh pada sektor energi, akibatnya harga-harga barang juga mengalami kenaikan, “Karena energi ini merupakan input utama dalam produksi barang dan jasa, termasuk distribusinya,” ujar Ardito yang juga Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Ia memperkirakan, jika perang makin panjang dan meluas menjadi perang dagang antara Barat dan Rusia, kenaikan harga barang atau inflasi bisa mencapai 2,5-4,5 persen, “Bank Indonesia memperkirakan pada 2022, inflasi mencapai 3 persen plus minus, yang artinya inflasi di antara 2-4 persen. Ceritanya bisa lain, bila perang berkepanjangan,” tutur Ardito.

Ia mengingatkan harga minyak bumi selalu menjadi penyumbang inflasi yang cukup signifikan di Indonesia, terutama pada distribusi barang dan jasa, “Kenaikan harga BBM ini akan meningkatkan harga barang dan jasa. Maka produk-produk atau komoditas juga mengalami kenaikan,” tegasnya. Hanya saja, saat ini masyarakat mengurangi pergerakan karena kekhawatiran terhadap pandemi Covid-19.

Bisa ditebak, saat masyarakat mulai bergerak bebas, permintaan BBM akan meningkat drastis. Arahnya, harga BBM dan komoditas juga terkerek naik, “Soal seberapa besar infalsinya, tergantung bagaimana pemerintah mengendalikannya. Kenaikan inflasi tak lebih dari 1 persen,” ujar Ardito.

Ardito mengingatkan, selain pangan dan energi terdapat 10 bahan pokok seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang dan lain-lain, juga kerap memicu inflasi, “Apalagi Ramadan dan Idul Fitri, permintaan tinggi sementara harga BBM juga naik, ini bisa meningkatkan biaya hidup masyarakat,” tegasnya.

Kondisi tersebut mendorong timbulnya stagflasi, yakni pertumbuhan ekonominya stagnan tapi inflasinya naik. Dalam kondisi tersebut, ia mengingatkan masyarakat untuk hidup hemat. Selain itu menjaga diversifikasi pangan dan melakukan penghematan energi.

Senada dengan Ardito, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto meminta masyarakat untuk berprilaku muzhid mujhid, “Pola hidup hemat atau efisien dan bekerja keras sangat diperlukan, agar ketika harga-harga mahal, masyarakat masih memiliki sumber dana atau masih dapat bertahan hidup,” ujarnya.

Kenaikan harga yang terjadi secara terus-menerus, juga melemahkan daya beli masyarakat sekaligus menambah jumlah penduduk miskin, “Dengan sikap muzhid-mujhid masyarakat masih bisa membeli kebutuhan pokok, dan mengabaikan kebutuhan sekunder demi keberlangsungan hidup,” imbuhnya.

KH Chriswanto juga mengingatkan pentingnya ketahanan pangan dan energi, “Kami di LDII telah mendorong pemakaian energi baru terbarukan dan diversifikasi pangan sebagai bagian dari program ketahanan pangan,” ujarnya.

Ketahanan pangan dan energi memang menjadi bagian delapan program kerja LDII, caranya keluarga bisa memulai ketahanan pangan dengan tidak hanya mengkonsumsi beras, tapi juga umbi-umbian. Sementara, kini sangat memungkinkan setiap rumah menambahkan sel surya, untuk menghemat listrik. /**

Bupati Banyuwangi Kunjungi Sentra Produksi Jajanan Wanita LDII
Persiapan Kembesda, Sako SPN Gunungkidul Bekali Peserta

Related articles

Jubir Menhan: Perdamaian Jadi Esensi…
Menkominfo: Pemilu Butuh Ruang Diskusi…
Saat Temui LDII, Kabaintelkam Jelaskan…
Silaturrahim dengan Wapres, DPP LDII…
Ketum DPP LDII: Pers Harus…
Pengasuh Ponpes Al Ubaidah Berikan…
Ketum LDII: Harlah NU Bukti…
DPP LDII: Seabad NU Menjadi…
Kehamilan Remaja di Luar Nikah…
LPOI dan LDII Ingatkan Jangan…

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Terbaru

  • Jubir Menhan: Perdamaian Jadi Esensi Politik Pertahanan Indonesia
  • Menkominfo: Pemilu Butuh Ruang Diskusi Digital yang Sehat untuk Berbeda Pendapat
  • LDII Helat Pelantikan Pengurus PC dan PAC se-Sumedang
  • 800-an Warga LDII Ikuti Jalan Sehat “Guyub Bareng” Kelurahan Balepanjang
  • LDII Jebres dan Kelurahan Pucangsawit Sukses Gelar Jalan Sehat HUT RI

Kategori

  • Banten
  • Lintas Daerah
  • Nasional
  • Tangsel
  • Uncategorized

Flag Counter

Copyright ©2023 DPD LDII Tangerang Selatan | All rights reserved
Theme by Colorlib Powered by WordPress
  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • youtube