Tangsel

Dialog Pemuda Lintas Paham Keagamaan: Mengupas Toleransi dalam Bingkai…

DPD LDII Kota Tangerang Selatan mengutus Daud Wibisono dan Nur Fauzan untuk menghadiri Dialog Pemuda Lintas Paham Keagamaan Islam dalam Bingkai Moderasi Beragama. Acara ini diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI di Hotel Aryaduta, Karawaci, Kota Tangerang, dari Rabu hingga Jumat (14-16/6).

Berbagai Ormas Islam dari berbagai wilayah di Indonesia turut hadir, seperti NU, Muhammadiyah, LDII, Ahmadiyah, Nahdatul Wathan, Persis, HMI, Rusyan Fikr, Yayasan Inklusif, dan lain-lain.

Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, menjelaskan bahwa pemuda Indonesia memiliki peran penting dalam menangani konflik keagamaan di Indonesia. Ia mengajak pemuda dari berbagai pihak untuk bekerja sama dalam membangun kerukunan umat beragama, terutama di tahun politik ini.

Pada pembukaan Dialog Pemuda di Tangerang, Rabu [14/06], Adib menyampaikan, “Pemuda memiliki peran penting dalam memandang persoalan secara jernih. Dalam dialog ini, kita berharap dapat mendiskusikan isu-isu krusial terkait konflik keagamaan di Indonesia.”

Adib berharap Dialog Pemuda Tangerang Banten menghasilkan rekomendasi strategis yang dapat didengar oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia. Ia menekankan pentingnya kehadiran pemuda dari berbagai organisasi keagamaan Islam dalam forum ini, sebagai tugas bersama dalam membangun harmoni umat beragama.

Dialog Pemuda Lintas Paham Keagamaan: Mengupas Toleransi dalam Bingkai Moderasi Beragama
Foto bersama Adib (peci hitam, batik), Dedi (peci hitam, baju putih)

Menurut Adib, dialog ini sangat penting dalam membangun kerjasama untuk menciptakan kerukunan umat beragama di Indonesia. Ia menyoroti kompleksitas masalah umat beragama di Indonesia, terutama menjelang pesta demokrasi 2024. “Perlu waspada terhadap pemicu konflik menjelang periode politik seperti ini,” ujarnya.

Dialog Pemuda Tangerang Selatan merupakan langkah lanjutan dari Kementerian Agama dalam upaya mewujudkan Indonesia yang harmonis. Kementerian Agama sebelumnya telah menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan untuk mendeteksi dan mencegah konflik keagamaan sejak dini. “Kita ingin mendeteksi konflik sejak awal agar tidak berkembang menjadi konflik yang lebih besar,” tambahnya.

Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik, Dedi Slamet Riyadi, menjelaskan bahwa diskusi yang berlangsung selama tiga hari bertujuan mencari titik persamaan antara kelompok keagamaan yang hadir, bukan memperlebar jurang pemisah antar kelompok.

Acara ini juga bertujuan untuk saling memahami sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik. “Kita ingin ada kerjasama dalam menyelesaikan masalah kebangsaan yang sangat kompleks di Indonesia,” jelasnya.

Ketua LDII Tangerang Selatan, Edy Iriyanto, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap melalui dialog seperti ini dapat memperkuat hubungan antar paham keagamaan dan organisasi Islam. Hal ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman satu sama lain, sehingga generasi penerus bangsa Indonesia dapat berbagi ide dan gagasan untuk masa depan yang lebih baik. /** [wibi]