Kuala Lumpur (12/6). Prestasi membanggakan diraih tim mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang juga santri Yayasan Pondok Pesantren Mahasiswa Bina Khoirul Insan (PPM BKI) Semarang. Mereka meraih Gold Award kategori tingkat Universitas dalam ajang internasional World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2025 di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada 28–31 Mei 2025.
Acara ini merupakan bagian dari 36th International Invention, Innovation, and Technology Exhibition (ITEX) Malaysia, dan menjadi ajang pameran inovasi dan riset teknologi dari peserta tingkat SD hingga Universitas dari berbagai negara, termasuk kawasan ASEAN dan Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Qatar.
Tim mahasiswa UNDIP dari PPM BKI ini beranggotakan Ridwan Baihaqi Ardana (Vokasi, 2023), Faisal Ismail Asadullah (Teknik, 2021), Bintang Timur (Ekonomi dan Bisnis, 2023), Muhammad Keane Farrel Abbas (Ilmu Budaya, 2023), Muhammad Fadly Evanto Prabowo, (Teknik, 2023), Moch Maulana Zaki (Ekonomi dan Bisnis, 2023), Fahril Firdaus (Peternakan dan Pertanian, 2023).
Dalam ajang ini, tim PPM BKI UNDIP mempersembahkan inovasi berjudul ‘INSANI: Strengthening Application-Based Noble Character Education to Create a Religious Professional Generation Towards Golden Indonesia 2045.’ Aplikasi INSANI dirancang untuk mendukung pendidikan karakter berbasis 29 Nilai Karakter Luhur, yang merupakan program unggulan dari Yayasan PPM Bina Khoirul Insan.
Inovasi ini muncul dari keprihatinan terhadap tantangan digital yang dihadapi generasi muda, seperti paparan konten negatif, cyberbullying, dan kecanduan digital, yang berpotensi merusak pembentukan karakter anak-anak dan remaja.
Aplikasi INSANI menawarkan fitur seperti; Dashboard monitoring untuk guru dan orang tua, Pengingat harian nilai karakter, Modul interaktif berbasis gamifikasi, Laporan perkembangan siswa secara berkala. Walaupun aplikasi ini masih dalam proses pengembangan, tekad tim sangat kuat untuk menjadikannya solusi nyata dalam membentuk generasi profesional yang religius, sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pendidikan pesantren dan pendidikan tinggi mampu menghasilkan inovasi yang tidak hanya relevan dengan tantangan zaman, tetapi juga diakui di tingkat dunia. “Kami harap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan berkarya. Kita yakin bahwa generasi kita mampu menjadi generasi yang unggul, profesional, dan religius,” ujar Bintang, salah satu anggota tim.
Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi para santri, mahasiswa, dan generasi muda Indonesia untuk terus mengasah kreativitas, berpikir kritis, serta berkontribusi dalam kemajuan bangsa melalui inovasi teknologi yang berlandaskan nilai-nilai karakter.
Oleh: Vikko Satya (contributor) / Noni Mudjiani (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng