Satgas yang dikukuhkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Antonius Hari Sukmono, atas nama Bupati Gunungkidul, melibatkan berbagai unsur masyarakat, termasuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Sebagai organisasi keagamaan, LDII mendapat kepercayaan untuk ikut serta dalam satgas ini.
Dalam acara tersebut, hadir Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Jawa Puji Iswari, Ketua DPRD Gunungkidul, jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), serta para panewu se-Kabupaten Gunungkidul.
Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Jawa, Puji Iswari, menilai pengukuhan Satgas Siaga Sampah sebagai langkah strategis dalam pengelolaan sampah daerah. Dengan sistem pemilahan yang baik, sampah tidak lagi sekadar limbah, tetapi bisa menjadi komoditas bernilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kami mengapresiasi langkah ini. Jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat,” ujar Puji.
Senada dengan itu, dalam sambutan Bupati Gunungkidul yang dibacakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap sampah. Menurutnya, penyelesaian krisis iklim harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan yang terdampak langsung.
“Dengan mengelola sampah dengan baik, kita bisa menciptakan lingkungan yang sehat, menjaga kelestarian alam, serta menjadikan sampah sebagai sumber daya bernilai ekonomis,” katanya.
Ketua DPD LDII Gunungkidul, Wahono Budi Rustanto, yang turut dikukuhkan sebagai Satgas Sampah, menyebut bahwa peran LDII dalam pengelolaan sampah telah berjalan di berbagai masjid binaannya.
“Ini sejalan dengan program Kerja Bersama Bakti untuk Negeri. Di masjid-masjid LDII, sudah diterapkan program pemilahan sampah yang melibatkan takmir masjid. Kami juga pernah mengusulkan ide pengelolaan sampah kepada calon kepala daerah yang kini terpilih,” ujar Wahono kepada awak media.
Ia menambahkan, Gunungkidul masih berada dalam tahap perkembangan dalam pengelolaan sampah. Jika tidak segera ditangani dengan baik, permasalahan sampah bisa menjadi bom waktu seperti yang terjadi di kota-kota besar.
Pengukuhan Satgas Siaga Sampah ini diharapkan menjadi langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan partisipasi aktif berbagai elemen masyarakat, sampah yang selama ini menjadi permasalahan bisa bertransformasi menjadi sumber daya yang lebih bermanfaat.
Oleh: Masgino Masgin (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng