Bantul, 07/08 – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY (P3AP2) DIY mengadakan sosialisasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Balai Desa Sabd odadi, Kabupaten Bantul, 31/7. Pada kesempatan itu hadir Bendahara Perempuan LDII DIY Bekti Nuraini.
Sosialisasi PPPA dengan tema Perempuan Penggerak Demokrasi ini merupakan kegiatan kemitraan antara Dinas P3AP2 DIY dengan Komisi B DPRD DIY. Sebagai narasumber Anggota Komisi B DPRD DIY Atmaji dan PW Aisyiyah DIY Umi Hidayati.
Umi dalam materinya memaparkan beberapa peran perempuan. Pertama, peran perrempuan dalam bidang politik. Menurutnya, perempuan perlu menyuarakan dalam politik karena terdapat kuota keterwakilan dalam bidang legislatif sebanyak 30 persen. “Selain itu, perempuan berperan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perempuan,” imbuh Umi.
Kedua, peran perempuan dalam masyarakat atau publik. “Peran ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perempuan di luar rumah atau di luar urusan rumah tangga,” ujar Umi. Di era sekarang, Umi menambahkan, peran publik bagi perempuan sudah bukan hal aneh. Bahkan perempaun sekarang sudah menduduki jabatan penting yang dulu hanya diperuntukkan kaum laki-laki.
Ketiga, peran perempuan dalam keluarga yang berkaitan dengan urusan memasak, menyiapkan makanan, mencuci pakaian dan mengasuh anak. “Fenomena kesetaraan merupakan sebuah langkah maju sekaligus menumbuhkan rasa optimis bahwa perempuan mulai menapaki jalan menuju era kemandirian dan kebebasan. “Bahkan indikator bargaining position (posisi tawar) permpuan bergerak naik menuju titik kesetaraan dengan bargaining position kaum laki-laki,” katanya.
Di Indonesia, kata Umi, dalam berbagai hal peran perampuan masih terbelunggu pada budaya patriarki, perbedaan gender, anggapan bahwa politik bukan ranah perempuan, dan masih menggunakan perasaan daripada logika. “Sehingga diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kalitas hidup perempuan,” pungkas Umi.
Sementara itu, Bekti Nuraini berharap agar perempuan LDII bisa menjadi pemilih yang cerdas dan bijak dalam menentukan pilihan dalam Pilpres 2024. “Bisa memilih karena alasan visi misi yang jelas, sehingga mendapatkan pemimpin yang berintegritas tinggi,” katanya.
Oleh: Uyun Kusuma (contributor) / rully kuswahyudi (editor)