Kuala Lumpur – Tim mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tergabung dalam Yayasan Pondok Pesantren Mahasiswa Bina Khoirul Insan (PPM BKI) Semarang meraih penghargaan Gold Award dalam ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2025. Kompetisi internasional ini digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada 28–31 Mei 2025.
WYIE merupakan bagian dari 36th International Invention, Innovation, and Technology Exhibition (ITEX) Malaysia, yang menghadirkan inovasi dari pelajar tingkat SD hingga universitas dari berbagai negara. Ajang ini menjadi etalase riset dan teknologi dari kawasan ASEAN hingga Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Qatar.
Tim mahasiswa UNDIP dari PPM BKI terdiri dari Ridwan Baihaqi Ardana (Sekolah Vokasi), Faisal Ismail Asadullah (Fakultas Teknik), Bintang Timur (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), Muhammad Keane Farrel Abbas (Fakultas Ilmu Budaya), Muhammad Fadly Evanto Prabowo (Fakultas Teknik), Moch Maulana Zaki (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), serta Fahril Firdaus (Fakultas Peternakan dan Pertanian).
Dalam kompetisi tersebut, tim mempersembahkan inovasi bertajuk INSANI: Strengthening Application-Based Noble Character Education to Create a Religious Professional Generation Towards Golden Indonesia 2045. Aplikasi INSANI dikembangkan sebagai solusi pendidikan karakter berbasis digital, dengan mengusung 29 nilai karakter luhur yang menjadi ciri khas Yayasan PPM Bina Khoirul Insan.
INSANI hadir sebagai respon terhadap tantangan generasi muda di era digital, seperti paparan konten negatif, cyberbullying, hingga kecanduan gawai. Aplikasi ini menawarkan sejumlah fitur seperti dashboard monitoring untuk guru dan orang tua, pengingat harian nilai karakter, modul interaktif berbasis gamifikasi, serta laporan perkembangan siswa secara berkala.
Meski masih dalam tahap pengembangan, tim PPM BKI UNDIP optimistis INSANI dapat menjadi kontribusi nyata dalam membentuk generasi profesional yang religius, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Kami harap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan berkarya. Kita yakin generasi kita mampu menjadi generasi yang unggul, profesional, dan religius,” ujar Bintang, salah satu anggota tim.
Pencapaian ini menjadi bukti kuat bahwa kolaborasi antara dunia pesantren dan perguruan tinggi mampu melahirkan inovasi global yang relevan dan bernilai. Prestasi tersebut sekaligus membuka jalan bagi santri dan mahasiswa untuk terus mengasah kreativitas serta berpikir kritis demi kemajuan bangsa.
——————–
——————–
——————–
——————–
——————–
——————–
——————–
——————–
Oleh: Vikko Satya (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng