Bekasi (2/1). Menyadari potensi pengaruh negatif perayaan malam tahun baru, Pimpinan Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PC LDII) Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, melakukan langkah antisipatif dengan menggelar pengajian malam suntuk bertajuk “NUSANTARA” (Night With Sahabat Generus Tarumajaya). Acara ini diadakan di Masjid Luhur Nur Ali, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, pada tanggal 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 subuh, melibatkan remaja muda-mudi generus usia pra remaja, remaja, dan pra nikah.
Dengan tema “Bertaqwa, Berkarya, dan Berbudaya,” pengajian akhir tahun ini, yang dikoordinir oleh pengurus PC/PAC LDII Tarumajaya, Sentra Komunikasi Mitra Polisi (SENKOM), dan Penggerak Pembina Generus (PPG), bertujuan untuk melindungi generasi muda LDII dari dampak negatif yang mungkin terjadi pada perayaan malam tahun baru.
Dewan Pembina PC LDII Tarumajaya, CH. Samijo, menjelaskan bahwa pengajian malam suntuk menjadi tradisi bagi remaja generus Tarumajaya di seluruh Indonesia pada malam pergantian tahun. “Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan kita untuk memilih kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat, menguatkan diri dari sisi ibadah, keimanan, silaturrahmi, dan kerukunan, sekaligus menanamkan sifat Mujhid Muzhid pada generasi muda,” ungkap Samijo.
Ia menyoroti berbagai perilaku negatif yang seringkali diikuti oleh generasi muda saat merayakan malam tahun baru, seperti keliling kota, menyalakan kembang api, bakar petasan, hingga pesta miras, narkoba, dan pergaulan bebas. Dengan adanya kegiatan pengajian akhir tahun, diharapkan generasi muda dapat terhindar dari dampak negatif tersebut.
Ketua Pembina Penggerak Generus (PPG) dan muda-mudi PC LDII Tarumajaya, Hilman Nur, menyatakan bahwa pengajian malam suntuk adalah langkah antisipasi terhadap potensi dampak negatif perayaan tahun baru. “Kami isi dengan pengajian, ceramah, dan doa bersama. Selain itu, ada berbagai kegiatan seru seperti lomba, quiz berhadiah, pembuatan kostum dari daur ulang sampah, makan bersama, dan doorprize bagi peserta yang beruntung,” jelas Hilman.
Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)