Jayapura (8/8). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Papua turut serta dalam acara peluncuran program Penanaman Bambu untuk Penyelamatan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Acara tersebut diadakan oleh Pemerintah Provinsi Papua dan berlangsung di Pasir Enam, Kampung Nehibe, Distrik Raveni Rara, Kabupaten Jayapura, pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Kegiatan penanaman dilakukan sepanjang 78 Km dari Pasir Enam hingga kampung Maribu, Distrik Sentani Barat. Berbagai kelompok termasuk Masyarakat Adat, Gereja, Masjid, Perguruan Tinggi, TNI, POLRI, Kelompok Pencinta Alam, dan stakeholder lainnya terlibat dalam aksi penanaman ini. LDII Papua juga turut serta dengan mengirimkan 10 orang untuk mendukung program penanaman bambu di wilayah ujung timur Cagar Alam Pegunungan Cycloop.
Pelaksana Tugas Harian (Plh) Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pemulihan lingkungan, yang mencakup pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Penanaman 4.000 pohon bambu sepanjang 3 Km menjadi langkah awal, dan rencananya akan dilanjutkan dengan penanaman 74.000 pohon bambu oleh kelompok-kelompok tanam lainnya.
Plh Gubernur juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh komponen masyarakat dalam penyelamatan Cagar Alam Cycloop, dan mengajak semua stakeholder terkait dengan pemanfaatan fungsi Cagar Alam untuk memberikan dukungan penuh.
Ketua DPW LDII Provinsi Papua, H. Sugiyono, mengapresiasi kerjasama antara LDII dan Pemerintah Provinsi Papua dalam menjaga dan merawat lingkungan. Menurutnya, menjaga lingkungan adalah ibadah, dan penanaman pohon bukan hanya untuk kelangsungan hidup, tetapi juga mendatangkan pahala jariyah dari manfaat hutan dan alam sekitar.
Sugiyono juga mendorong semangat penanaman sebagai bentuk kontribusi positif untuk masyarakat dan lingkungan hidup. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh termasuk Mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu, serta perwakilan dari Pemerintah dan berbagai elemen masyarakat.
Oleh: Echo Exdha (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)