Mojokerto (25/9). Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (PD DMI) Kota Mojokerto mengadakan “Safari Sholat Subuh Berjamaah” di Masjid Nurul Jannah yang berada di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Kegiatan ini merupakan agenda rutin bulanan PD DMI Kota Mojokerto.
Kegiatan ini dihadiri oleh Forkopimda Kota Mojokerto, Muhammadiyah, NU, MUI, DMI, LDII, serta jamaah Masjid Nurul Jannah. usai melaksanakan sholat shubuh berjamaah, Takmir Masjid Nurul Jannah berpesan kepada semua jamaah agar saling menghargai, dan diharapkan pengurus masjid bisa lebih melayani jamaahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PD DMI Kota Mojokerto KH. Faqieh Usman, Lc menerangkan bahwa beribadah kepada Alloh harus menggunakan akal pikiran dan keimanan. Pengasuh Ponpes Al- Qur’an Nurul Huda Kota Mojokerto ini mencuplik hadist yang diriwayatkan Abdulloh Bin Abbas RA, yang berbunyi, “Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca istighfar, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahan, dan solusi dari setiap kesempitan, dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka”.
Dengan beribadah menggunakan akal pikiran dan keimanan, lanjutnya, maka bersyukur bila mendapat nikmat, dan bersabar serta berdo’a bila mendapatkan musibah “Teknologi yang sekarang terus berkembang adalah sebagai jembatan perantara saja, kefadholan membiasakan membaca istighfar semua akan dimudahkan Alloh SWT,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris DMI Kota Mojokerto, H. Masfudin menambahkan bahwa Masjid di Indonesia ini ada sekitar 5095 masjid. “Masjid yang sekarang itu haruslah masjid yang ramah anak, ramah diffabel, ramah lansia, ramah lingkungan dan ramah kaum dhuafa,” ujarnya.
Senada, Ustad Amir Mahmud menerangkan dalam tausiahnya bahwa pendidikan karakter pada anak akan berhasil bila ada contoh tauladan yang baik. “Sebagai contoh orang tua memerintahkan anak sholat berjama’ah, maka sebaiknya orang tua juga berangkat bersama-sama anak untuk melaksanakan sholat berjamaah di Masjid,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa dalam keberhasilan mendidik dan menjadi karakter baik ada 3 hal harus diperhatikan.
“Tutur atau memberikan nasihat, untuk menjadi karakter baik pada anak perlu adanya komunikasi dan nasihat baik kepada anak. Hal ini adalah sebagai wujud usaha agar anak merasa ada perhatian dari orangtuanya. Yang kedua adalah “wuwur”, atau membiayai. Tentulah untuk menjadikan anak baik tidak hanya komunikasi saja, tapi didalamnya ada biaya-biaya yang menyertai, dan yang ketiga “sembur” atau mendo’akan. Sebagai manusia beriman, usaha dan do’a adalah satu paket yang tidak boleh dipisahkan. Do’a merupakan wujud usaha batiniah dari hamba Alloh yang lemah ini.,” ungkapnya.
Oleh: adi kurniawan (contributor) / Fitri Utami (editor)