BANYUWANGI (06/04). Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berkunjung ke sentra produsen jajanan Wanita LDII di Dusun Kampung Baru Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi pada Rabu (30/03). Kampung Baru RW 03 yang mayoritas warga PAC LDII Jajag memang dikenal sebagai kampung sentra produksi kuliner jajanan pasar.
Bupati Ipuk mengatakan dirinya sengaja berkeliling mengunjungi pusat-pusat kuliner di Banyuwangi untuk melihat kesiapan kecamatan dan desa memfasilitasi pasar takjil.
“Saya ingin melihat bagaimana kesiapan pemerintah kecamatan dan desa untuk membantu dan memfasilitasi pasar takjil. apa sudah tertata dengan baik, kami ingin fasilitasi dan dukung usaha rakyat karena ini bagian dari upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi ini,” terang Bupati Ipuk.
“Pasar takjil juga menjadi ciri khas antusiasme masyarakat menyambut Ramadan dengan penuh kegembiraan. Selain itu pasar takjil menghadirkan berkah ekonomi sekaligus berkah persaudaraan karena semua warga guyub satu sama lain saat mencari makanan-minuman favoritnya untuk berbuka,” tambah Bupati Ipuk.
Di Kampung Kuliner Jajag ini, Ipuk bertemu dengan ibu-ibu rumah tangga dari Wanita LDII yang mayoritas setiap harinya memproduksi jajanan pasar. Setiap harinya kampung ini mampu memproduksi ribuan jajanan pasar dan melibatkan ratusan ibu rumah tangga untuk memproduksi berbagai jenis jajanan seperti lemper, kue thok, terang bulan, mendut, klepon, jenang jagung, dan jajanan pasar lainnya.
Bahkan ibu-ibu di sini dipanggil sesuai jajanan yang dibuatnya. Ada yang dipanggil “Bu Thok”, “Bu Terang Bulan”, “Bu Donat”, “Bu Klepon”, “Bu Bikang”, dan lainnya menyesuaikan dengan spesialisasi produk mereka.
“Kami tidak pernah berhenti untuk memenuhi kebutuhan jajanan pasar. Di desa kami tiap sore ada pasar kuliner desa, namanya Pasar Sore Moro Seneng. Selain dijual di sini, kami melayani pasar pagi dan sore di Kecamatan Muncar, Srono, Sempu, Siliragung, dan Genteng,” tutur Lilik Hariyani, salah satu pelaku produksi jajanan pasar di kampung tersebut.
Lilik mengaku senang karena desanya tetap membuka pasar kuliner sore selama Ramadan. Baginya, ini berkah karena masih bisa mendapatkan penghasilan selama bulan puasa. “Syukur Pak Kades tetap menghidupkan pasar kuliner sore ini. Karena kami juga khawatir tutup, kan masih pandemi. Tapi syukur tetap dibuka,” katanya.
Kepala Desa Jajag, Suparno, menceritakan pasar kuliner sore ini adalah ide desa yang telah dibuka sejak tujuh tahun lalu. Dari pasar inilah muncul kampung kuliner di lingkungan warga LDII, karena ibu-ibu rumah tangga yang berlomba memproduksi jajanan untuk dijual di pasar tersebut.
“Pasar takjil ini untuk memacu ibu-ibu rumah tangga di desa bikin usaha kuliner. Tetap kami buka, sesuai arahan Ibu bupati juga, karena Ramadan menjadi salah satu kesempatan mereka untuk menambah pemasukan,” kata Suparno.
Oleh: S16ONE_Wandi_Banyuwangi (28.03) 081249604820 (contributor) / olive (editor)