Alternatif Ketahanan Pangan, Warga LDII Pandeglang Tawarkan Padi Gogo

Pandeglang (9/4). Ketua Kelompok Tani Neglasari Aryadi yang juga Warga LDII di Kecamatan Cikeusik Pandeglang bersama petani lainnya melakukan panen perdana padi gogo pada Sabtu (5/4). Panen ini merupakan bagian dari upaya LDII untuk mendukung ketahanan pangan di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten.

“Kami berkomitmen untuk menanam padi gogo, sebagai panen perdana ini kami sangat senang,” ujar Aryadi. Ia menambahkan, pertanian padi gogo mencakup pengembangan ekonomi umat melalui berbagai inisiatif, seperti usaha bersama dan usaha berbasis koperasi.

Selain sektor pangan, Aryadi dan petani juga berinovasi dalam pengelolaan ketahanan pangan bersama melalui Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) padi gogo. Ia menjelaskan bahwa padi gogo memungkinkan tumbuh lebih baik menjadi lebih efisien dan surplus.

“Padi gogo ini memudahkan petani dalam bercocok tanam di lingkungan kebun sawit, sekaligus meningkatkan pendapatan keuangan para petani bersama masyarakat. Kami menanam padi gogo di sela-sela tanaman sawit, dan mampu panen rata-rata 2-3 ton per hektare,” katanya.

Rinciannya, dari 200 hektare lahan kebun sawit tersebut, 100 hektare ditanami padi gogo. Dari luas lahan itu, 25 hektare di antaranya dikelola Kelompok Tani Neglasari, sementara sisanya dikelola tiga kelompok tani lainnya. Lahan tersebut mulai tanam pada masa musim hujan antara bulan November dan Desember.

Ia bersama Kelompok Tani Neglasari menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal Pertanian terkait, Pemprov Banten, Pemkab Pandeglang, dan para penyuluh pertanian, “Semuanya telah berkontribusi, berkat bantuan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) ini kami sangat berterima kasih,” ujarnya.

“Alhamdulillah hasilnya sangat bagus, hasil panen 2-3,5 ton per hektare. Keberhasilan ini menjadi inovasi teknologi dan meningkatkan keuangan para petani sawit. Warga LDII bersama petani optimis dapat memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional,” kata Aryadi.

Menurutnya, kerja sama ini menjadi bukti, sinergi pada sektor pertanian dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat luas.

Di tempat terpisah, Ketua DPW LDII Banten, Dimo Tono Sumito, mengatakan ketahanan pangan bukan sekadar produksi, tetapi juga mencakup pengolahan, distribusi, hingga peningkatan nilai tambah produk pangan, “Ini adalah langkah konkret untuk menciptakan ekosistem pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dimo menambahkan, LDII melihat ketahanan pangan sebagai peluang besar bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha berbasis syariah. “Saya sangat mendukung program ketahanan pangan termasuk yang dilakukan warga LDII di Kecamatan Cikeusik bersama masyarakat petani sawit yang mengembangakan pemanfaatan lahan ditanami padi gogo,” pungkasnya.

Oleh: Bung Pream (contributor) / rully kuswahyudi (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *