Puluhan Pesilat Putri Kebumen Naik Tingkat di UKT Persinas ASAD

 

Kebumen (28/6). Sorak semangat dan hentakan langkah tegas mewarnai dua lokasi di Kabupaten Kebumen, saat puluhan pesilat putri dari Persinas ASAD mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) dari sabuk putih ke sabuk kuning, Minggu (22/6). Kegiatan ini menjadi ajang pengujian kemampuan teknik, karakter, dan mental juang para pesilat muda.

UKT dilaksanakan di dua lokasi, yakni Komplek Padepokan Persinas ASAD Mertokondo dan Gombong. Meski terpisah secara geografis, semangat para pesilat menyatu dalam satu tekad, “meningkatkan keterampilan, menapaki jenjang lebih tinggi, dan membentuk pribadi yang tangguh lahir batin.”

UKT ini merupakan agenda rutin Persinas ASAD. Melalui ujian ini, para peserta dievaluasi dari sisi penguasaan teori dan praktik dasar pencak silat. Materi ujian mencakup pemahaman jurus, teknik dasar, strategi tanding, serta gerakan fisik seperti kuda-kuda, serangan, dan pertahanan.

Ketua Tim Penguji sekaligus Pendekar Wanita Pemegang Sabuk Merah Persinas ASAD Kebumen, Romelah menegaskan, pentingnya UKT sebagai tolok ukur keberhasilan latihan para pesilat. “Ujian ini sangat penting untuk menilai kemampuan dan keterampilan pesilat Persinas ASAD,” tegasnya.

UKT kali ini juga memiliki misi strategis. Ketua Panitia sekaligus Pendekar Sabuk Merah Persinas ASAD Kebumen, Muhammad Nurdin, menyampaikan bahwa kegiatan ini dijadikan sebagai seleksi awal calon pelatih putri untuk memperkuat struktur pelatihan di tingkat ranting. “Kami ingin mencetak pelatih-pelatih putri yang tidak hanya jago teknik, tapi juga punya dedikasi tinggi untuk membina generasi muda,” jelasnya.

Ketua Persinas ASAD Kabupaten Kebumen, Paryanto, yang juga dikenal sebagai Legenda Pendekar Sabuk Merah, menyatakan rasa bangganya atas kelancaran kegiatan ini. Ia menekankan bahwa pencak silat tidak semata-mata mengejar prestasi, tetapi juga sebagai sarana pembinaan kepribadian. “Latihan ini bukan semata-mata untuk meraih juara, tetapi sebagai proses membentuk karakter mulia dan mental positif,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Dewan Pembina Persinas ASAD Kabupaten Kebumen, Sayid Raden Hamka Gus Septadi, mengingatkan bahwa seni bela diri tidak hanya menyentuh aspek fisik, melainkan juga mental dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari.

“Saya berharap para peserta bisa membawa manfaat dari pelatihan ini ke dalam kehidupan nyata menjadi pribadi berkarakter luhur dan tangguh menghadapi tantangan,” pesannya.

Acara ditutup dengan semangat tinggi dan evaluasi menyeluruh dari para pelatih. Diharapkan, kegiatan ini dapat melahirkan lebih banyak pesilat putri yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga menjunjung tinggi sportivitas, berjiwa pemimpin, dan berpijak pada nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi Persinas ASAD.

Dengan semangat yang terpancar dari wajah-wajah muda para pesilat, tampak jelas bahwa pencak silat bukan sekadar seni bela diri, melainkan juga jalan hidup membentuk pribadi yang kuat, disiplin, dan bermartabat.

 

Oleh: M. Fahrudin (contributor) / Riska Sabillah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng