Public Speaking, Nyaman itu Menjadi Diri Sendiri

Ben Kasyafani menyampaikan materi Public Speaking di Acara Rakornas LDII 2025.

Langit Rakornas LDII 2025 membentang luas di atas para peserta yang datang dari berbagai penjuru. Di antara deretan agenda yang padat, ada satu sesi yang meninggalkan kesan mendalam bagi Edy Iriyanto, Ketua LDII Tangerang Selatan. Dalam ruang yang penuh antusiasme, ia menyimak dengan saksama paparan dari Ben Kasyafani, sosok yang telah lama malang-melintang di dunia publik dan komunikasi.

“Mas Ben menyampaikan materi dengan begitu jelas dan mudah dipahami. Setiap kata yang meluncur dari lisannya bukan sekadar teori, tetapi pengalaman hidup yang nyata,” ujar Edy, yang juga menjabat sebagai Ketua Biro KIM DPW LDII Banten. Ia menyaksikan bagaimana Ben tidak hanya berbicara, tetapi merangkul setiap pendengar dengan tutur kata yang hangat dan menggugah.

Ben Kasyafani, seorang aktor, motivator, sekaligus pembicara ulung, hadir bukan sekadar membagikan teknik, tetapi juga membangun kepercayaan diri. Dengan gaya penyampaian yang luwes, ia mengajak para peserta untuk menjelajahi seni berbicara di depan umum. Bukan hanya soal teknik, tetapi juga keberanian untuk berdiri di panggung dengan jati diri yang utuh.

Edy Iriyanto bersama Ketua DPW LDII Banten Dimo Tono Sumito.

Salah satu hal yang paling membekas bagi Edy adalah teknik mengatasi grogi dan mengatur pernapasan. “Grogi sering kali menjadi momok bagi siapa pun yang hendak berbicara di depan khalayak. Namun, dengan teknik yang diajarkan Mas Ben, saya merasakan kepercayaan diri yang tumbuh lebih kokoh,” tuturnya.

Lebih dari itu, pesan Ben yang paling menggema adalah: Jadilah Diri Sendiri. Sebuah kalimat sederhana, namun mengandung makna mendalam. “Kita tak perlu menjadi bayang-bayang orang lain. Yang terpenting adalah menyampaikan pesan dengan kejujuran dan ketulusan,” lanjut Edy, matanya berbinar oleh inspirasi yang baru saja ia serap.

Dalam sesi yang penuh makna itu, Ben menguraikan tujuh teknik dasar dalam public speaking. Selain mengatasi ketegangan dan menguasai teknik pernapasan, ia juga menekankan pentingnya vokal dan artikulasi yang jelas, kesiapan materi, serta teknik membuka dan menutup pembicaraan dengan efektif. Setiap butir ilmu yang disampaikannya terasa hidup, seakan menuntun para peserta untuk mengasah keterampilan mereka dengan lebih percaya diri.

Bukan sekadar motivator, Ben adalah seorang praktisi yang telah merasakan langsung dinamika dunia public speaking. Ia terlibat dalam berbagai pelatihan, khususnya bagi generasi milenial, dan turut menuangkan pengalamannya dalam buku Public Speaking itu Mudah dan Menyenangkan yang ia tulis bersama Sakti Al Fattaah.

Rakornas LDII 2025 bukan hanya menjadi ajang koordinasi, tetapi juga wadah pembelajaran. Dengan kemampuan public speaking yang semakin terasah, para pengurus LDII diharapkan mampu menyampaikan gagasan dan informasi dengan lebih efektif kepada masyarakat. Karena berbicara bukan sekadar menyusun kata, tetapi juga menyentuh hati dan menggerakkan perubahan. /**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *