Tangerang Selatan (16/2). Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Tangerang Selatan menggelar pelatihan jurnalistik di Gedung Serbaguna (GSG) Masjid Al Mubarok yang berlangsung selama dua hari pada 15-16 Februari. Pada kegiatan tersebut para peserta dipaparkan ilmu jurnalistik dasar untuk bekal melakukan liputan.
Dalam pelatihan jurnalistik tersebut, LDII Tangsel merekrut sebanyak 50 peserta dari delapan Pimpinan Cabang (PC) LDII Se-Tangerang Selatan. Mereka disiapkan untuk menjadi kontributor/pewarta di wilayahnya masing-masing.
Ketua Komunikasi Informasi Media (KIM) DPD LDII Tangsel, M. Diego T. Firdaus, menyatakan minimalnya tim jurnalistik menjadi urgensi diadakannya kegiatan ini. “KIM DPD LDII Tangerang Selatan kekurangan personel dan kami mencoba membuat acara pelatihan jurnalistik angkatan 3 ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Diego mengatakan, pelatihan jurnalistik ini sudah direncanakan sejak tahun 2024 lalu. Namun, terbatasnya pemateri dan penentuan lokasi membuat pelatihan baru bisa dilaksanakan pada Februari 2025 ini.
Kepada LINTAS, Diego mengaku jumlah pendaftar terbilang tinggi dan melebihi ekspektasinya. “Ternyata antusiasmenya lumayan banyak, yang mendaftar lebih dari 60-an orang sehingga perlu diseleksi ulang,” ungkap Diego.
Selanjutnya, Anggota LINES DPP itu juga mengajak seluruh peserta untuk mengimplementasikan ilmu yang telah didapat. “Secara jangka panjang, saya berharap teman-teman tidak hanya berkontribusi di LDII Tangsel. Namun, juga bisa berkontribusi dengan teman-teman yang ada di PC maupun PAC masing-masing,” ujarnya.
Pelatihan ini menggunakan dua metode yaitu pemaparan teori di hari pertama dan praktik langsung di hari kedua. Materi yang diajarkan meliputi dasar-dasar jurnalistik, materi teknis menulis berita, foto dan video jurnalistik, videografi media sosial dan mekanisme alur kerja KIM DPD LDII Tangerang Selatan.
Ketua DPD LDII Tangerang Selatan, Edy Irianto menjelaskan kepada peserta bahwa menjadi jurnalis harus memiliki rasa keingintahuan untuk mengulik informasi. “Sebagai jurnalis harus waspada, jangan sampai kita menyebarkan hoax karena tidak ada verifikasi informasi,” ujarnya.
Sementara itu, Evans yang merupakan peserta dari PC Ciputat mengaku banyak ilmu yang dapat dari pelatihan ini. “Sebelumnya ya saya cuma foto dan video asal, ternyata semua ada caranya,” tutupnya. (Auliya/Isqy)