Situbondo (9/10). DPD LDII Kabupaten Situbondo mengadakan pengajian umum dan silaturahim dengan pengurus MUI Kabupaten Situbondo yang bertempat di Masjid Nurul Haq Patokan, Situbondo. Pengajian itu bertemakan ” Meneladani Rasulullah SAW dengan Menguatkan Ukwah demi Keutuhan Bangsa dan Negara”.
Ketua DPD LDII Kabupaten Situbondo, Arif Fadjar dalam sambuntannya yang dibacakan oleh Hartono, Wakil Ketua menjelaskan, tentang 8 Klaster Kontribusi LDII untuk Bangsa.
Selain itu, Arif menyampaikan bahwa hubungan LDII dengan Ormas Islam lain di Kabupaten Situbondo yang sudah terjalin dengan baik agar terus dibina dan makin ditingkatkan demi tetap terwujudnya kondusivitas masyarakat.
“Alhamdulillah, saat ini peran LDII dengan berbagai organisasi kemasyarakan termasuk dengan MUI sudah terjalin dengan baik. Umat Islam itu baik NU, Muhammadiyah, LDII dan Al Irsyad dan yang lainnya mempunyai Kitab Suci yang sama yaitu Al Quran dan Al Hadist. Namun begitu adakalanya terdapat perbedaan dalam tafsir maupun madhab atau yang sering disebut Khilafiah,” ujarnya.
Perbedaan Khilafiah adalah suatu keniscayaan, dalam pandangan para ulama itu bukan merupakan masalah, tetapi adalah hasanah dan rahmat maka kita tidak perlu mempermasalahkan.
“Kita tetap saling hormat menghormati dan tetap mencari titik-titik temu persamaannya. Sudah saatnya sekarang seluruh Ormas Islam untuk terus menerus merawat dan membina ukhuwah dan membangun bangsa tanpa saling melihat perbedaan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, ketua MUI Kabupaten Situbondo, Habib Muhammad Abubakar Al Muhdar menjelaskan dalam tausyiahnya di hadapan warga LDII dalam forum pengajian umum sebagai pelaksanaan ukhuwah islamiah.
Habib menambahkan, dalam beragama jangan sampai ada perpecahan, hanya karena adanya perbedaan, perselisihan yang membuat ibadah menjadi tidak nyaman. Sebagai umat islam kita wajib menajaga kerukunan, kekompkana dan keharmonisan dalam beragama dan antar agama.
Selain itu, menyatukan perbedaan membutuhkan usaha yang begitu besar. Perbedaan tidak dapat dihindarkan, maka jadikan perbedaan itu menjadi kesatuan dalam bingkai NKRI yang tak bisa dipisahkan, “Maka dari itu, MUI menekankan, jauhi perselisihan dan perbedaan-perbedaan yang ada di antara umat beragama, jangan mencari-cari perbedaan,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia pun mengapresiasi kepada LDII yang sudah membangun sumber daya manusia, dengan adanya kaderisasi dari pemuda LDII, pengkaderan seperti ini agar tetap dijaga dengan baik
Oleh: Feri03.sit* (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)