Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Sampaikan Retorika Berdakwah pada Diklat Dai LDII Jawa Timur

Surabaya (2/7). Berdakwah membutuhkan kemampuan retorika yang pas. Retorika Dakwah ini disampaikan oleh Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Prof Ali Aziz pada acara Diklat Dai DPW LDII Jawa Timur, di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, (18/6).

Ali Aziz mengatakan seorang dai harus menjadi contoh yang baik. “Seorang dai harus bisa memanage dirinya sebelum memanage orang lain. Berarti akhlak dirinya harus disempurnakan terlebih dahulu sebelum menyempurnakan orang lain,” tegasnya.

Dai juga perlu melatih kejujuran. “Kejujuran itu penting. Bagaimana orang lain mau jujur kalau dirinya tidak mau jujur?,” tambahnya.

Ali Aziz menambahkan, menjadi penceramah haruslah komunikatif. “Hari ini saya tidak mengajarkan bagaimana cara menjadi penceramah yang bagus, akan tetapi bagaimana menjadi penceramah yang mengesankan,” paparnya.

Khutbah membutuhkan persiapan yang lama, tambah Ali Aziz. “Khutbah tidak bisa disampaikan dalam persiapan seminggu. Butuh waktu yang lama karena butuh pentaskehan oleh guru, ditanyakan oleh guru ahli hadis, ” jelasnya.

Menurut Ali Aziz, durasi khutbah efektif tidak lebih dari 15 menit. Dalam durasi tersebut ia menyarankan menggunakan perkataan yang baik. “Jadilah orang yang menyemangati,” katanya.

Hal lain yabg perlu diperhatikan saat berceramah adalah proses komunikasi. “Harus bisa mengemas cara menyampaikan lalu dipelajari betul. Ketika kita ceramah lalu audiens melihat jam terus menerus berarti ceramah kita membosankan,” jelas Ali Aziz.

Ceramah juga bisa mengalami kegagalan. “Konflik sosial bukan dari ajarannya yang salah akan tetapi kurangnya silaturahmi,” jelasnya. Ia menambahkan, ceramah tidak akan didengar jika tidak ada keakraban. Disitulah pentingnya silaturahim. Saling berkunjung ke masjid-masjid terdekat, ke organisasi lain bahkan yang lintas agama sekalipun. Ali Aziz menjelaskan ceramah, diingatkan bahwa silaturahmi itu penting adanya dan ceramah tidak akan didengar kalau tidak adanya keakraban.

Sebagai informasi, Hajatan tahunan ini merupakan program kerja Biro Pendidikan Agama dan Dakwah (PAD) DPW LDII Jawa Timur dengan mengundang sejumlah narasumber.

Diantaranya antor Wilayah Kementerian Agama (Kawil Kemenag) Jawa Timur, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Guru Besar UIN KH Achmad Siddiq Jember, Polda Jawa Timur, serta Pengasuh Ponpes Al-Ubaidah Kertosono.

Peserta Diklat Dai juga akan mendapatkan pengarahan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. “Diklat dai dilaksanakan secara hybrid dengan diikuti 150 peserta perwakilan dari 38 DPD LDII kabupaten/kota serta diikuti lebih dari 1.000 peserta daring yang tersebar di Jawa Timur,” ujar Didik Eko Putro, Ketua Panitia.

Oleh: Sofyan Gani (contributor) / FF (editor)

You Might Also Like