Nasional

Kontribusi LDII dalam Pengembangan Sepak Bola Indonesia

Jakarta (30/8). Dalam wujud pengembangan sepak bola Indonesia, DPP LDII menggelar webinar daring bertajuk “Pembinaan Sepak Bola Usia Dini” pada Minggu (29/8/2021) di Senayan, Jakarta.

Dalam acara tersebut, DPP LDII mengundang salah satu pelatih terbaik Indonesia, Indra Sjafri. Dalam kesempatan tersebut, mantan pelatih timnas Indonesia mengapresiasi dan ingin melihat langsung kegiatan sepak bola di LDII.

“LDII telah menurunkan jebolan pemain yang pernah bermain untuk Timnas Indonesia. Di antaranya, Budi Sudarsono, David Maulana, Abimanyu dan lain sebagainya. Saya berharap lebih banyak lagi pemain Indonesia lahir dari LDII,” katanya.

Indra Sjafri juga menceritakan, saat dirinya melatih tak hanya melatih fisik dan mental saja. Ia mengaku, berdakwah di lapangan hijau juga dapat membantu keberlangsungan dalam permainan pemain.

“Saya membangun sepak bola Indonesia dengan ikhlas. Saya melatih tim sekaligus berdakwah di sana. Terlihat, pemain Indonesia usai meraih kemenangan, sebagian melakukan sujud syukur. Itu merupakan simbol-simbol religus yang ditampakkan oleh generasi timnas Indonesia,” ujarnya.

Indra pun menceritakan pengalamannya saat melatih pemain Timnas Indonesia dengan cara berdakwah di ruang ganti. Saat itu, Indonesia mengalahkan juara bertahan Korea Selatan dengan skor tipis 3-2.

“Tidak ada yang tidak bisa dikalahkan di dunia ini kecuali Allah SWT. Itu merupakan karakter moral yang saya berikan kepada pemain Timnas Indonesia. Oleh karena itu, masalah spiritual tetap menjadi hal terpenting. Alhasil, Indonesia bisa mengalahkan Korea Selatan pada 2013,” jelasnya.

Tidak hanya itu, bermain sepak bola tidak hanya mengenai kalah atau menang saja. Namun sepak bola harus dibangun melalui nilai-nilai dan karakter yang baik.

“Sepak bola bukan mengenai kalah-menang saja. Namun, kualitas dan nilai-nilai karakter harus dibangun dalam sepakbola. Kekalahan yang sudah diperjuangkan dengan cara yang baik, itulah kemenangan yang hakiki. Tetapi sebaliknya, jika kemenangan dicapai dengan cara yang tidak baik, maka itu kekalahan yang sebenarnya,” tuturnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, Indra juga memberikan tips kepada peserta webinar agar menjadi pelatih yang baik.

“Ingin menjadi pelatih yang baik, harus mengetahui tugas kepelatihan, metode kepelatihan dan psikologi kepelatihan. Nah, tugas tersebut harus dilalui bertahap dengan cara kursus kepelatihan,” paparnya.

Ia juga memberikan gambaran, pemain hebat belum tentu bisa menjadi pelatih yang hebat pula. “Mantan pemain hebat tidak cukup untuk menjadi pelatih yang baik. Bisa dilihat dari Diego Maradona semasa muda menjelma menjadi pemain hebat. Namun, saat menjadi pelatih dia gagal,” ujarnya.

“Pelatih yang baik bukan menjadikan pemain itu seperti kita. Pelatih baik adalah bagaimana dia bisa mengembangkan potensi pemain yang dimiliki. Hal tersebut bisa menjadikan sang pemain lebih bagus dari pelatihnya,” imbuhnya.

Direktur Teknik PSSI ini juga memberikan arahan kepada generasi muda LDII untuk mendapatkan lisensi resmi kepelatihan. “Lisensi D itu pelaksanaanya sudah diambil dari Asosiasi Sepak Bola Provinsi (Asprov). Nah, setelah itu, Asprov akan mengajukan ke PSSI. Kemudian PSSI akan menunjuk instrukturnya,” paparnya.

Indra Sjafri mengharapkan, LDII dapat membuat kursus kepelatihan di setiap provinsi. “Saya berharap kepada LDII untuk kedepannya, membuat kursus kepelatihan di setiap provinsi. Bila ini terwujud, saya yakin generasi muda Indonesia akan mahir dalam sepak bola. Inilah yang dilakukan negara lain, seperti Jepang,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta mengapresiasi LDII yang telah berfokus memajukan sepak bola di Indonesia.

Ia mengungkapkan LDII di berbagai daerah telah menggiatkan olahraga, salah satu upayanya dengan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB). “Banyak pemain terbaik Indonesia yang lahir dari LDII,” ujarnya.

Penduduk Indonesia merupakan penggila bola terbesar ketiga di dunia. Menurut Raden Isnanta, menjadi penggila sepak bola tidak secara otomatis menjadikan prestasi sepak bola Indonesia mendunia. “Agar berprestasi tinggi, olahraga khususnya sepak bola harus dibina, sejak usia dini hingga menjadi pemain profesional,” ucapnya.

Proses panjang itu tidak hanya melibatkan soal teknis seperti skill, taktik, strategi dan mental, namun faktor non teknis pun sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi pada anak. “Seperti halnya lingkungan yang kondusif, islami, agamis dan sebagainya tentu akan menumbuhkan atlet yang berprestasi,” tambahnya.

Ia menambahkan, jika berada dalam lingkungan yang tidak baik, iklim pertumbuhan atlet berprestasi tidak akan tercipta. Namun ada juga atlet dari iklim yang kurang baik bisa menjadi atlet berprestasi.

“Sebagai contoh, Mike Tyson. Dia berasal dari lingkungan yang kurang baik, kemudian diangkat ke dalam iklim yang kondusif maka dia menjadi atlet berprestasi, tentu perlu pengawasan,” kata Raden Isnanta.

Dukungan dari berbagai pihak mulai dari keluarga, organisasi, pemerintah maupun pondok pesantren sangat dibutuhkan. “Alhamdulillah, LDII sangat peduli dengan sepak bola akhirnya melahirkan pesepakbola yang berprestasi,” katanya.

Dalam upaya membangun sepak bola harus lengkap. Membangun sepak bola tidak hanya melihat dari hasil pertandingan yang menang, namun membangun mental dan moral para pemain juga harus menjadi perhatian. “Perlu adanya perekayasaan secara menyeluruh,” tuturnya.

“Saat ini, Presiden menempatkan sepak bola menjadi konsen pemerintah. Salah satu upayanya PSSI dibantu dalam membina usia dini, pembinaan SDM melalui pelatihan lisensi pelatih, lapangan untuk latihan maupun tanding, dan tata kelolanya,” ujarnya.

Tidak hanya itu, masyarakat juga berpartisipasi aktif dalam memajukan sepak bola, terbukti dengan banyak munculnya SSB di tengah masyarakat dalam membina sepak bola usia dini. Saat ini, Indonesia sedang menuju dalam pembinaan yang terstruktur secara baik. Pemerintah menyelenggarakan kompetisi usia dini dengan melibat SSB yang ada di masyarakat.

“Banyak munculnya kompetisi sepak bola usia dini seperti Liga Pelajar U-12, ada juga Piala Suratin, sehingga usia kompetisi usia dini sudah terisi, tinggal peserta yang perlu diperbanyak,” ucapnya.

Dari segi latihan, tidak harus berlatih di stadion, namun dapat menggunakan lapangan yang ada. Banyak wilayah yang mendukung sepak bola seperti di Bali, menggunakan dana desa untuk memperbaiki lapangan sepak bola dengan tujuan meningkatkan animo masyarakat bermain sepak bola.

Sementara dalam segi SDM, pelatih sebagai komponen yang paling penting dalam sepak bola, sebab peran pelatih sangat berpengaruh kesuksesan olahraga, “Karena pelatih yang hebat bisa mengatasi kelemahan, bisa memanfaatkan sumber daya yang ada, pelatih yang baik adalah yang sadar dengan keadaan yang ada” katanya.

Pemerintah menempatkan sepak bola, basket dan voli sebagai cabang olahraga yang dikemas sebagai Sport Industry. “Menteri BUMN, Erick Tohir mengatakan bahwa cabang olahraga yang dapat dikemas secara industri akan didukung dari dunia usaha,” katanya saat webinar.

Menurutnya, dalam industi olahraga, sepak bola menjadi pasar terbesar, sebab 86 persen penduduk Indonesia pecinta sepak bola. “Jangan sampai animo itu diambil oleh asing, sehingga semua berduyun-duyun mengambil pasar sepak bola Indonesia. Sementara, kita tidak mengambil, karena saat ini sepak bola bisa jadi barang dagangan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufik Wijaya mengatakan, pembinaan sepakbola usia dini, LDII sudah melakuan pembinaan fisik, mental, dan spiritual.

“Sebelumnya, kami mengapresiasi untuk narasumber yang mau membagikan ilmunya dalam pembinaan sepak bola untuk generasi muda. Ini merupakan dakwah bilhal LDII alias kontribusi nyata untuk bangsa,” ujarnya.

Nasional

Webinar LDII: “Tidak Harus Jadi Karyawan, Kemandirian dapat Lahir…

Jakarta (29/8). Ketua Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII Adityo Handoko, M.M., mengungkapkan bahwa mandiri tidak harus menjadi karyawan. Kemandirian dapat lahir dari kreativitas. “Di masa pandemi ini, kreativitas dapat muncul dari hobi yang ditekuni dan dipersungguh lalu dipasarkan melalui dunia maya sehingga dapat menghasilkan keuntungan,” ujarnya saat membuka Temu Tamu 2.0. dengan tema Kreativitas Penambah Imunitas.

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Komunitas Titik Temu dengan Departemen PKOSB DPP LDII bertujuan memberikan wawasan dan kesempatan usaha pada bidang industri kreatif, sehingga dapat mendorong kemandirian pemuda Indonesia.

Dilaksanakan melalui kombinasi luring dan daring dari Gedung DPP LDII, Patal Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu (29/8), talkshow kali ini menghadirkan narasumber praktisi industri kreatif yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, yaitu Farah Baharessa (Fashion Designer dan Creative Director Baharessa Studio), Febriyana Fadhillah (Freelance Illustrator), Saiful Bahri (Visual Designer dan Editor), dan Tangguh Mafaza (Graphic Designer dan Marketing Strategis).

Farah berpendapat bahwa saat kita sudah terjun ke dalam industri kreatif, kita dapat secara bebas untuk mengekpresikan ide-ide dan yang paling mengesankan adalah saat orang lain sudah tertarik dengan karya kita. “Kalau kita tidak mulai mencoba, maka kita tidak akan tahu kalau kita memiliki passion di bidang tersebut” jelas Farah.

Sejalan dengan Farah, Saiful berpendapat mengenai hal yang paling berkesan. “Saya tidak pernah menyangka kalau karya saya diterima oleh klien dari luar negeri dan hal itu menjadi titik paling membanggakan bagi saya terjun di dunia ini (industri kreatif),” tambah Saiful.

Tangguh menyampaikan tidak perlu takut untuk menghadapi persaingan yang ketat di industri kreatif karena di balik ketatnya persaingan, terdapat kesempatan yang semakin besar. “Walaupun berhadapan dengan perusahaan yang besar, kita harus bisa standout dan jangan mau kalah,” jelas Tangguh.

Berbicara menjalankan karir dengan status mahasiswa, Febriyani berpendapat bahwa dalam menjalankan kedua hal tersebut tentu harus berani berkorban. “Yang paling banyak dikorbankan adalah waktu. Terkadang waktu istirahat digunakan untuk bekerja. Tentu hal tersebut menjadi dorongan untuk meraih sukses,” tambah Febriyani.

Nasional

Menkes, Panglima TNI dan Kapolri Kunjungi Lokasi Vaksin. LDII…

Jakarta (2/7). DPP LDII bersama Ponpes Minhaajurrosyidiin dan Puskesmas Cipayung menghelat vaksinasi Covid-19 secara masal sejak 14 Juni 2021. Kesuksesan perhelatan ini membuat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, tertarik meninjau lokasi.

Para pejabat tinggi Indonesia tersebut meninjau secara langsung vaksinasi Covid-19. Dalam kunjungan tersebut, mereka mengapresiasi kinerja Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPP LDII dalam menyukseskan program vaksinasi.

Apresiasi datang dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ia memuji Padepokan Pencak Silat Persinas ASAD di pesantren tersebut yang menjadi lokasi vaksinasi. Selain tempatnya luas, padepokan itu juga memiliki sirkulasi udara yang baik, serta tersedia toilet yang memadai.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga berdialog dengan Kepala Puskesmas Cipayung drg. Rini Muharini. Ia menanyakan berbagai kendala yang dialami para tenaga kesehatan (Nakes) dalam melakukan vaksinasi.

“Kami kekurangan nakes pak, apabila Panglima TNI berkenan menambah nakes, kita akan menambah sentra vaksinasi di wilayah Cipayung agar target segera tercapai,” ujar drg. Rini Muharini.

Mendengar jawaban itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku siap untuk membantu menfasilitasi, termasuk menambah nakes agar pencapaian target masyarakat yang divaksin segera terpenuhi.

“TNI siap menambah nakes untuk membantu pelaksanaan vaksinasi di wilayah Jabodetabek. Lalu berapa orang yang di vaksin sehari?” ujarnya bertanya kepada salah satu nakes TNI.

“Siap, mampu memvaksin 400 lebih masyarakat dalam sehari,” jawab nakes TNI tersebut.

Marsekal Hadi Tjahjanto pun memberi apresiasi terhadap nakes itu, sekaligus berpesan di samping melaksanakan tugas, harus tetap menjaga kesehatan dan menerapkan disiplin protokol kesehatan. Panglima juga berpesan kepada masyarakat yang akan melaksanakan vaksin, walaupun sudah divaksin agar tetap melaksanakan disiplin protokol kesehatan yang utama.

Sementara itu, Ketua DPP LDII Teddy Suratmadji yang hadir menemani tiga pejabat negara yang meninjau lokasi juga memberi penjelasan.

Menurutnya, kegiatan DPP LDII yang diselengarakan 14 Juni 2021 ini, pada awalnya untuk para santri dan guru-guru pondok serta warga di sekitar pondok. Namun, karena dianggap representatif baik tempat maupun panitia penyelenggaranya, petugas dari Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur mengusulkan dibuka untuk umum.

“Program vaksinasi ini merupakan salah satu wujud permintaan Bapak Presiden Joko Widodo yang disampaikan langsung kepada Ketum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, agar bisa membantu program pemerintah menyukseskan Vaksinasi target satu juta orang per hari,” ujarnya.

DPP LDII kemudian bekerja sama dengan Ponpes Minhaajurrosyidiin dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk merealisasikannya. Vaksinasi massal yang dilaksanakan di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Gede, Jakarta Timur ini menargetkan 500 peserta sehari dan akan terus bertambah sesuai dengan arahan pemerintah.

Hingga kini, sudah ada 9.438 warga yang berhasil divaksin. Mereka terdiri dari santri dan pengurus Ponpes Minhaajurrosyidiin, warga LDII, dan warga Kelurahan Lubang Buaya. Dengan adanya bantuan tenaga nakes dari TNI yang semula 50 menjadi 100 orang, harapannya target seribu orang perhari bisa tercapai.

Nasional

Diundang Hari Kemerdekaan Mesir, LDII Sebut Rakyat Indonesia Sahabat…

Jakarta (16/7) DPP LDII mendapatkan undangan dari Duta Besar Republik Arab Mesir (The Arab Republic of Egypt) Ashraf Sultan untuk mengikuti perayaan The National Day, yang biasanya diperingati pada 23 Juli 1952 secara virtual.

Perayaan virtual dihadiri sekitar 75 orang dari berbagai elemen masyarakat Indonesia.

DPP LDII diwakili Ketua DPP LDII Prof.H.Singgih Tri Sulistiyono didampingi oleh anggota Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri, H.Richan Mudzakar.

Duta Besar Mr. Ashraf Sultan dalam sambutannya menguraikan mengenai hubungan antara masyarakat Mesir dan masyarakat Indonesia yang sudah terjalin lama, bahkan sebelum kemerdekaan kedua negara.

“Di tengah berkecamuknya Perang Dunia II kedua negara juga menjalin hubungan yang saling mendukung dan memperkuat, sehingga memiliki pengaruh dalam percaturan rekognisi internasional terhadap keberadaan RI pada masa awal kemerdekaan,” ujar Ashraf Sultan.

Mesir merupakan negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Duta Besar selanjutnya juga menarasikan, bahwa pada saat ini hubungan antara Mesir dan Indonesia sudah mencakup berbagai bidang.

“Kami berharap hubungan kedua negara akan menjadi semakin baik di masa yang akan datang baik dalam politik, sosial budaya, teknologi, pendidikan, maupun di bidang ekonomi. Mesir merupakan salah satu mitra dagang terpenting Indonesia,” ujarnya.

 

Sementara itu Menteri Sosial RI Tri Rismaharini menyampaikan selamat National Day.

Risma berharap kepada pemerintah Mesir, agar hubungan yang sudah sangat baik dapat ditingkatkan lagi pada masa depan.

Disamping terjalin hubungan sosial budaya dan ekonomi, hubungan kedua negara sangat berkembang di bidang pendidikan. Banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan utamanya di Universitas Al Azhar.

Risma juga mengucapkan rasa terima kasih atas beasiswa pemerintah Mesir yang diberikan kepada mahasiswa Indonesia. Demikian juga pemerintah Indonesia menawarkan beasiswa Dharmasiswa kepada calon mahasiswa dari Mesir.

Dalam acara itu, perayaan virtual dilaksanakan ‘satu arah’.

Dimulai dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang kemudian disusul menyanyikan lagu kebangsaan Mesir (Biladi, Biladi, Biladi), selanjutnya disusul dengan sambutan dari Duta Besar Mesir untuk Indonesia, dan sambutan dari pihak pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Selanjutnya video mempertononkan pengenalan negara Mesir dengan segala potensinya baik potensi alam, wisata, pembangunan kota modern dan sebagainya. Setelah itu perayaan diakhiri dengan tulisan terima kasih. /**

Nasional

Ketum DPP LDII Ingatkan Pentingnya Lawan Penyebaran Covid-19 Saat…

Jakarta (12/7). DPP LDII mendukung kebijakan pemerintah melalui Kementerian Agama, yang mengatur teknis penyelenggaraan kurban.

Menurut Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, Idul Adha dan kurban adalah salah satu dari tiga ibadah yang diutamakan. Namun dalam kondisi pandemi Covid 19 saat ini, kemaslahatan umum harus dikedepankan.

“Bagi umat Islam, selain salat lima waktu dan haji, Idul Adha dan kurban merupakan ibadah yang diutamakan. Saat Covid-19 masih merajalela, pelaksanaan kurban diatur sedemikian rupa agar tidak memunculkan klaster baru,” ujar KH Chriswanto Santoso.

Warga di zona merah pada wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menurut Chriswanto, sebaiknya mematuhi imbauan pemerintah demi kemaslahatan umum, “Menjaga satu sama lain saat wabah, itu adalah ibadah yang besar pahalanya. Inilah salah satu bentuk jihad dalam memerangi wabah penyakit,” pungkasnya.

Ia mengingatkan, gelombang kedua wabah Covid-19 akibat mutasi virus yang lebih menular dan juga lebih berbahaya. Dengan demikian, pemerintah mengatur agar tidak terjadi kerumunan dalam salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban, dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

“Bahkan, bila RPH terbatas, pemotongan diatur di ruangan terbuka dan melibatkan sedikit orang agar bisa jaga jarak. Pembagian daging juga harus diantar sukarelawan agar tidak terjadi antrean,” papar KH Chriswato Santoso mengutip SE Nomor 17 tahun 2021 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Salat Idul Adha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun1442 H/2021 M di Wilayah PPKM Darurat.

Menurutnya, semua demi kemaslahatan bersama untuk menekan wabah Covid-19 dan mengurangi jumlah pasien Covid-19. Ia menegaskan umat Islam memiliki kewajiban berjihad memberantas Covid-19, salah satunya dengan mengikuti surat edaran dari Kementerian Agama.

“Untuk itu kami akan membuat surat edaran untuk memperkuat imbauan Kemenag kepada DPW dan DPD agar diteruskan hingga Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC),” tegasnya.

Kurban Bernilai Strategis Selama Pandemi
Sementara itu ekonom Universitan Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta Ardito Bhinadi mengatakan, Idul Adha atau Hari Raya Kurban, memiliki nilai lebih selama pandemi Covid-19, “Ada wacana uang untuk membeli hewan kurban dijadikan bansos, bisa saja. Namun LDII menyerahkan praktek tersebut sesuai kondisi warga di wilayah masing-masing dengan tidak mengurangi esensi makna dari berkurban,” papar Ardito yang juga Ketua DPP LDII.

Namun menurutnya, meskipun kurban ibadah sunah yang diutamakan, tapi dapat memutar ekonomi peternak dan memiliki multiplier effect bagi perekonomian yang tengah lesu saat ini. Senada dengan Ardito, Ketua DPP LDII Sudarsono yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor, saat dihubungi setelah mengikuti telekonferensi Sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag). Ia mengatakan pembagian daging kurban sangat membantu warga, dalam meningkatkan imunitas.

“Protein hewani mampu mendorong peningkatan imunitas masyarakat. Dengan adanya pembagian daging kurban di kala pandemi, warga bisa mendapatkan protein hewani secara cuma-cuma. Ini sangat membantu saat daya beli lemah,” kata Sudarsono.

Menurutnya, DPP LDII dalam pelaksanaan kurban tahun ini akan menyembelih hewan kurban sesuai edaran Kementerian Agama. Hewan kurban disembelih di RPH atau lokasi yang luas, dengan sirkulasi yang baik. Serta mengantar langsung daging kurban ke rumah-rumah warga.

Sementara, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto mengatakan, bahwa pelaksanaan Sholat Idul Adha 1442 H dan pemotongan hewan qurban di lingkungan LDII Kota Tangerang Selatan akan mengacu kepada Surat Edaran MUI Kota Tangerang Selatan No. A.045/XVI-08/SE/VII/2021 tertanggal 12 Juli 2021, yaitu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara maksimal tanpa meninggalkan ketentuan syariat sebagaimana mestinya. /**

Nasional

Ketum LDII Launching Kader Gemilang LDII sebagai Komitmen atas…

Jakarta (19/6). Sebagai andil merawat lingkungan yang menjadi tanggung jawab bersama dan juga mendukung Generasi Restorasi yang digalakkan pada Hari Lingkungan Hidup 2021, DPP LDII menggelar kembali Webinar Lingkungan Hidup mengenai Pengelolaan Sampah Rumah Tangga demi Pemulihan Lingkungan Hidup di Masa Pandemi Covid 19.

Dalam acara tersebut, Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, sekaligus meluncurkan Kader Gemilang (Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan) LDII sebagai komitmen untuk terus mewujudkan sumber daya manusia profesional religius berwawasan lingkungan.

“Para kader Gemilang LDII ini siap untuk ditingkatkan kemampuannya melalui berbagai pelatihan untuk menjadi agen perubahan ( agent of change) dalam mengatasi masalah lingkungan. Kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait isu lingkungan seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam melatih kader Gemilang LDII tersebut sangat kami harapkan,” kata KH Chriswanto.

Hadir dalam webinar tersebut, narasumber mewakili KLHK, Cicilia Sulastri, SH., M.Si., Kepala Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan, BP2SDM dan Dr. Ir. Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Dirjen PSLB3, serta Dr. Ir. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, MUI. Dari kalangan akademisi dan praktisi masalah sampah, hadir Guru Besar Fateta IPB – Prof. Dr. Arif Sabdo Yuwono, dan pengurus harian dari Departemen Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LISDAL), DPP LDII – Hj. Erni Suhaina Ilham Fadzry, S.Pd.I.

Berkaitan dengan peluncuran Kader Gemilang LDII, Cicilia Sulastri mengapresiasi kader peduli lingkungan dari LDII ini, “Peran LDII dengan program Kader Gemilang ini tentunya selaras dengan tugas pokok fungsi dari Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan,” ujarnya.

Untuk itu, Cicilia mengimbau pada Kader Gemilang LDII untuk meningkatkan pengetahuan mengenai lingkungan melalui berbagai media, melakukan kampanye perilaku ramah lingkungan melalui media sosial, dan membuat jejaring komunikasi dengan instansi. “Kader Gemilang LDII dapat melakukan inisiasi aksi milenial bidang lingkungan, khususnya mendukung pengembangan sirkuler ekonomi,” jelasnya.

Di KLHK, Program Gerakan Masyarakat Bela Lingkungan sendiri memiliki tujuan untuk mendorong agar lembaga masyarakat dan komunitas dapat melakukan gerakan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan yang melibatkan sebanyak mungkin warga masyarakat, berkelanjutan, bersinergi satu sama lain, dapat membantu mengatasi masalah lingkungan hidup dan kehutanan di daerahnya serta terukur hasilnya, outcome/dampaknya.

“Meningkatkan peran aktif/nyata lembaga masyarakat dan komunitas dalam melakukan gerakan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan juga menjadi capaian yang diharapkan,” kata Cicilia.

Secara sederhana, Cicilia mencontohkan gerakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan adalah dengan menggunakan air dan listrik sesuai dengan keperluan, jangan membuang sampah sembarangan, pilah dan kelola sampah dari rumah/sekolah, hindari plastik sekali pakai dan belanja menggunakan tas daur ulang.

“Makan dan minum sampai habis, menanam dan memelihara pohon, mencintai flora dan fauna, dan mengikuti berbagai aksi di bidang lingkungan,” katanya.

Selain itu, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar mengatakan gaya hidup untuk mengurangi sampah itu dimulai dari rumah, karena persoalan sampah merupakan persoalan multidimensi yang juga membutuhkan kolaborasi setiap elemen masyarakat.

Novrizal berpendapat mengatasi persoalan sampah harus dilakukan dengan cara kolaborasi skala besar dan tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat ataupun daerah saja. Seluruh elemen, termasuk organisasi masyarakat diharapkan juga turut berkolaborasi. Karena menurutnya dari perilaku-perilaku kecil yang dilakukan masyarakat dapat turut menyelamatkan bumi dari ancaman sampah.

Nasional

Laksanakan Amanat Presiden, LDII Helat Vaksinasi Massal

Jakarta (14/6). Presiden Joko Widodo mengamanatkan kepada DPP LDII untuk menyukseskan program vaksin nasional. Salah satunya, dengan mengajak masyarakat melakukan vaksin. Hal tersebut disambut Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dengan menginisiasi pelaksanaan vaksinasi masal. Acara itu terlaksana berkat kerja sama antara DPP LDII, Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta, dan Ponpes Minhajurrosyiddin.

“Amanat tersebut kami terima pada 5 Maret 2021, saat audiensi menjelang Munas IX LDII di Istana Bogor,” papar KH Chriswanto Santoso. Vaksinasi masal yang dilaksanakan di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Gede, Jakarta Timur ini menargetkan 2.500 peserta. Agar tidak berkerumun, peserta vaksinasi masal dibatasi 500 orang setiap hari selama lima hari.

Dalam pantauan KH Chriswanto Santoso, alur vaksinasi masal jelas dan mempermudah peserta. Beberapa minggu sebelum vaksin, peserta sudah mendaftar lewat link yang disediakan panitia, “Menjelang hari vaksin, peserta mendapat pesan singkat jadwal giliran vaksin. Ini yang membuat vaksinasi masal tidak menimbulkan kerumunan,” ujarnya.

Sesampai di lokasi, peserta cukup membawa KTP untuk mendaftar ulang. Sebelum divaksin, peserta dilakukan screening terkait kondisi kesehatan dan penyakit penyerta oleh dokter, yang bertugas di lokasi, “Bahkan dokter yang bertugas meminta saya menelpon dokter pribadi di Surabaya untuk mengecek kondisi medis. Alhamdulillah dokter pribadi saya mengizinkan,” ujar Chriswanto Santoso.

Setelah persyaratan terpenuhi, peserta vaksin pun disuntik vaksin. Usai divaksin, mereka diminta dokter yang bertugas untuk menunggu di pos observasi selama 20 menit. Setelah 20 menit berlalu tidak ada gejala yang menyertai pascavaksin, peserta diperbolehkan pulang.

Menurut Chriswanto Santoso, DPP LDII mencari waktu yang tepat untuk mengadakan vaksinasi massal. Akhirnya, disepakati 14-17 Juni 2021. Ia mendorong semangat ormas-ormas lainnya, untuk melaksanakan vaksinasi massal untuk warga dan masyarakat pada umumnya. Menurutnya, Presiden Jokowi menargetkan 1 juta dosis vaksin setiap hari, “Ini perlu dukungan semua pihak untuk menciptakan kekebalan komunitas,” imbuhnya.

“Kami memulai vaksinasi untuk menggerakkan kalangan masyarakat agar mau divaksin, sehingga krisis kesehatan ini segera berakhir. terkait kontroversi yang ada, vaksinasi itu tetap lebih baik dari pada tidak,” ujarnya.

Chriswanto Santoso berharap agar masyarakat tidak takut divaksin. Menurutnya, vaksin ini tidak ada masalah karena sebetulnya segala sesuatunya sudah terukur. Seluruh dunia melakukan hal yang sama untuk mencapai herd immunity global alias kekebalan komunitas global.

“Semoga ini dapat menjadi pemicu untuk melaksanakan vaksinasi berikutnya dan jangan takut divaksin. Selain kondisi kita harus fit, di sini juga dilakukan observasi untuk melihat apakah kita layak mendapatkan vaksin atau tidak. Itu saya kira, ayo semangat kita vaksinasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur dr. Indra Setiawan dan Satgas Covid-19 Jakarta Timur drg. Indira Febrianti turut mengapresiasi langkah yang dilakukan LDII. Dokter Indra Setiawan yang meninjau titik vaksin yang terletak di kelurahan Lubang Buaya itu, mengatakan Padepokan Persinas ASAD di lingkungan Ponpes Minhajurrosyidin tersebut, bisa menjadi titik pelaksanaan vaksin berikutnya di Jakarta Timur.

“Alhamdulillah pada pagi hari ini saya ke Ponpes Minhajurrosyiddin terkait vaksinasi dari teman-teman LDII. Saya sangat memberikan apresiasi yang luar biasa dengan tempat seperti ini, pengunjungnya sangat antusias, dan jumlah yang mau divaksin cukup besar,” ujarnya.

Sementara drg. Indira Febriyanti sangat senang karena LDII dapat membantu pemerintah menuju herd imunity atau kekebalan kelompok. Sesuai dengan harapan pemerintah yang menargetkan 1 juta dosis vaksin per hari.

“Saya terus terang sangat senang dan bahagia karena LDII bisa ikut dalam pelaksanaan vaksinasi ini. Kita juga mendapatkan dukungan penuh dari LDII. LDII dapat memberikan contoh kepada masyarakat mengenai vaksin ini. Jadi harapan saya, seluruh masyarakat bisa ikut dalam pelaksanaan vaksinasi dan dapat meraih herd immunity secara cepat,” ujarnya.

Tetap Jaga Prokes Meski Sudah Divaksin

Apakah vaksin bisa membuat kita kebal dari covid-19? Drg. Indira Febriyanti kembali memberi penjelasan. Vaksin ini sangat penting dikarenakan untuk menuju kekebalan kelompok. Hasil akhirnya dapat dapat menurunkan angka kematian dan juga menurunkan gejala yang berat bagi penderita Covid-19.

“Kalau sudah vaksin bukan berarti tidak akan kena Covid-19. Namun tetap akan kena tetapi gejalanya ringan bahkan tidak bergejala sama sekali. Karena antibodi kita sudah mengenal si virus ini setelah kita divaksin,” jelasnya.

Menurut drg. Indira Febriyanti, vaksin ini sangatlah aman. Sampai saat ini tidak ada masyarakat setelah mendapatkan vaksin mengalami gejala berat atau kematian. “Yang ada setelah divaksin mengalami gejala ringan mungkin demam atau sakit kepala atau diare. Dan itu hanya mengalami gejala yang ringan sekali dan tidak berlangsung lama, hanya satu atau dua hari setelah itu hilang,” tambahnya.

Namun, ia menganjurkan untuk para komorbid agar konsultasi dengan dokter spesialis. Secara global, vaksin untuk para komorbit ini sangat dianjurkan karena para komorbitlah yang memiliki resiko besar. “Namun untuk komorbit yang tidak mendapatkan anjuran dari dokter pribadinya mungkin sedang dalam masa peradangan atau infeksi makanya tidak dianjurkan,” ujarnya.

Nasional

Wapres KH.Ma’ruf Amin: Halal Bihalal Momentum Untuk Memperbaiki Kehidupan…

Jakarta (9/6). Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghelat Silaturrahim dan Halal bi Halal Idul Fitri 1442 H yang diikuti ormas-ormas Islam secara daring, pada Rabu (9/6).

Acara dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin dan Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar. Dalam pembukaan, Wapres Ma’aruf Amin menyatakan halal bihalal ini menjadi momentum untuk kembali memperbaiki kehidupan bernegara dan berbangsa dari kesalahan yang telah diperbuat.

“Setiap manusia memiliki salah, karena itu tugas kita untuk memperbaiki atau melakukan perbaikan meliputi akhlak, ibadah, dan muamalah,” kata KH Ma’ruf Amin.

Menurutnya, tugas sebagai manusia di muka bumi bukan sekedar mencari kekuasaan, popularitas, maupun kemuliaan. Ketiga hal itu mutlak diberikan oleh Allah SWT kala manusia menunaikan kebajikan.

“Itu adalah langkah ketuhanan. Pemberian Tuhan kepada mereka yang bersungguh sungguh mencari ridho Allah SWT. Pemuka-pemuka agama harus bangkit bersama menyatukan ukhuwah Islamiyyah serta menjaga umat dan memberdayakannya,” ujarnya.

Dia melanjutkan, jika ingin kemuliaan itu datang maka sepatutnya para pemuka agama bangkit bersama untuk kembali menyatukan ukhuwah. “Harus dijaga agar tidak menjadi perpecahan atau perselisihan. Datangnya bantuan pertolongan itu tergantung kesiapan kita,” ungkapnya.

Sementara KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya mengatakan, halal bihalal merupakan dua kata yang diulang sebanyak dua kali yang bermakna lebih dan bernilai kewaspadaan. Satu bulan puasa yang telah dilakukan juga menambah semangat baru dan untuk meningkatkan kehidupan di dunia dan akhirat

“Ini ada tugas ganda, apalagi MUI adalah majelisnya para ulama. Oleh karena itu, setelah satu bulan puasa, ada peningkatan kinerja, peningkatan dakwah, kenikmatan, dan komposisi secara betul sebagai qodimul ummah dan shadikul ummah. Halal bihalal ini memberikan energi baru semangat baru nutrisi dalam hidup yang pada akhirnya kita sebagai hamba Allah sukses dunia dan sukses akhirat,” ujarnya.

Acara silaturrahim yang berlangsung secara daring ini dihadiri pengurus Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Pimpinan Harian Dewan Pimpinan MUI dan pengurus Komisi, Badan, dan Lembaga di lingkungan DP MUI. Selain itu hadir pula pimpinan MUI Provinsi se-Indonesia, pimpinan lembaga-lembaga mitra kerja MUI yang meliputi lembaga negara, kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, perusahaan swasta, ormas Islam tingkat pusat, dan lembaga masyarakat serta komponen masyarakat lainnya.

DPP LDII yang diundang dalam acara ini diwakili oleh Ketua DPP LDII Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Si. Saat mengikuti acara dari kantor DPP LDII, Teddy Suratmadji menyatakan halal bihalal ini menjadi budaya saling maaf memaafkan masyarakat Indonesia.

Bagi warga LDII, tanda kesyukuran ini muncul usai melaksanakan lima sukses Ramadan, “Sebagai bagian budaya di Indonesia, maka kita juga meminta maaf satu sama lain, dan sama-sama saling memaafkan, baik lahir maupun batin,” ujarnya

Teddy juga menggarisbawahi usai Ramadan, dan saling memaafkan menjadi energi untuk berbuat baik dan menjadi pelayan umat. Ia pun berharap, acara ini bisa menjadi hikmah untuk menyatukan umat meskipun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

audiensi-ldii-walikota ben Tangsel

Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie Ajak LDII Bina Karakter…

Dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga dapat membentuk karakter Kota Tangerang Selatan yang cerdas modern dan religius, Walikota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davnie mengajak LDII berkolaborasi melakukan pembinaan karakter generasi muda di kota penyangga ibukota negara ini. Harapan itu disampaikan Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie ketika menerima audiensi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Tangerang Selatan yang dipimpin Ketua DPD LDII Tangsel Edy Iriyanto, di kantor Pemkot Tangsel (9/6/2021).

Mantan Wakil Walikota Tangsel pendamping Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH selama dua periode ini meyakini, pendidikan agama yang baik dapat membentuk karakter yang juga menjadi lebih baik.
“Saya titip, LDII bantu pembelajaran karakter, sehingga ketika tumbuh dewasa mereka tidak hanya mempunyai ilmu (dari) sekolah, tetapi juga memiliki ilmu-ilmu lain yang tidak diterapkan di sekolah,” pintanya.

Menyambut baik ajakan tersebut, Edy Iriyanto menyampaikan bahwa LDII Tangerang Selatan berkomitmen membina karakter generasi penerus yang profesional religius melalui sekitar 60 majlis taklim yang tersebar di 7 Pimpinan Cabang (PC) tingkat kecamatan, 31 Pimpinan Anak Cabang (PAC) tingkat kelurahan, maupun melalui pondok pesantren binaan LDII, seperti Ponpes Manba’ul Ulum di Kecamatan Pondok Aren dan Ponpes Baitussalam di Pondok Cabe Udik, Kec. Pamulang.

Pengasuh Ponpes Baitussalam yang juga salah satu dewan guru LDII Tangsel, H. Abdul Aziz, S.Pdi, M.Pd menambahkan, selain dua pondok pesantren yang sudah ada tersebut, saat ini LDII Tangsel sedang dalam proses mendirikan Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) yang nanti akan memberikan pembekalan agama dan pendidikan karakter kepada para mahasiswa yang kuliah di Tangerang Selatan, seperti UIN, UNPAM, UT, dan lain-lain.

“PPM yang sudah ada saat ini adalah berada di Pondok Karya Bintaro, yang menampung anak-anak mahasiswa STAN, yang lokasinya persis di seberang Kampus STAN Jurang Mangu,” papar Abdul Aziz.
Lebih lanjut dijelaskan Edy Iriyanto, dibangunnya beberapa pondok pesantren tersebut sebagai sarana bagi generasi penerus bangsa untuk membekali diri dalam meraih cita-cita menjadi individu yang ber-akhlaqul karimah, alim faqih, dan mandiri.

“Cita-cita yang kami sebut sebagai Trisukses Generasi Penerus tersebut kami maksudkan agar generasi penerus bangsa mampu menghadapi berbagai pengaruh akhir zaman. Kami meyakini upaya ini sangat penting dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Untuk itu, para pengasuh pondok pesantren kami minta untuk menyusun dan melaksanakan kurikulum pendidikan yang memadai untuk menunjang tujuan tersebut,” jelas Edy Iriyanto.

Dijelaskan Edy Iriyanto, ilmu Al Qur’an dan Al Hadits merupakan ilmu yang paling utama dipelajari di berbagai pondok pesantren binaan LDII ini. Disiplin ilmu lainnya, adalah pendidikan terkait dengan pendidikan pembentukan karakter yang mengutamakan pendidikan memelihara kerukunan, kekompakan, kerjasama dalam berbagai hal yang bermanfaat, membangun kejujuran, amanah dan berhemat.

Di akhir pertemuan tersebut Benyamin Davnie mengajak LDII membantu mengingatkan masyarakat bahwa pandemic Covid-19 masih ada, dan meminta agar masyarakat selalu menjaga protokol kesehatan: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir atau dengan hand sanitizer, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas. //**

Nasional

Ketum DPP LDII: “Kerusakan Ekosistem Petaka Bagi Umat Manusia”

Jakarta (6/6). Setiap 5 Juni, seluruh dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia. Peringatan tahun ini jadi yang ke-49. Peringatan hari lingkungan sedunia yang nyaris setengah abad itu, menjadi alarm bagi umat manusia, bahwa lingkungan yang baik mendukung kehidupan umat manusia.

“Merawat lingkungan adalah tanggung jawab umat manusia sebagai khalifah yang diturunkan di muka bumi oleh Allah. Manusia dipersilakan memanfaatkan lingkungan dan alam sekitarnya, untuk kesejahteraannya tapi memeliharanya juga menjadi kewajiban,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut KH Chriswanto, lingkungan merupakan pendukung kehidupan di muka bumi. Kerusakan ekosistem akan menjadi petaka bagi siapapun yang berada dalam lingkup ekosistem itu. Menurutnya, umat manusia harus berupaya keras menjaga lingkungan agar bumi yang satu ini, tetap bisa menjadi rumah tinggal yang nyaman bagi umat manusia.

“Sebagai umat Islam kita wajib bersyukur karena Allah SWT yang telah menciptakan bumi yang indah ini sebagai tempat tinggal manusia. Untuk itu, merawat lingkungan adalah keniscayaan,” ujarnya. KH Chriswanto meyakini ada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan, “Kita menjaga bumi, maka bumi menjaga kita,” ujarnya. Ia mengatakan LDII sangat mendukung semangat Hari Lingkungan Hidup (HLH) tahun 2021, yaitu “Generasi Restorasi.”

Untuk itu, LDII sejak lama terus berusaha mewujudkan sumber daya manusia (SDM) profesional religius yang berwawasan lingkungan. Kiprah LDII di bidang lingkungan dapat dilihat dari gerakan Go Green sejak 2008, yang dicetuskan di Jawa Timur bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

“Gerakan itu terus berlanjut hingga kini, dengan menanam 3,5 juta lebih pohon dengan angka kematian mencapai 7 persen,” ujar KH Chriswanto. Selain itu, LDII berupaya mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan, dengan menggunakan sel surya untuk mencukupi kebutuhan listrik di Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.

Menggolah limbah juga diupayakan di pesantren yang dinaungi LDII. Di Pesantren Minhajusshobirin, Jakarta Timur, bekas air wudlu dimanfaatkan sebagai bahan dasar aquaponik, “Akuaponik merupakan sistem pertanian berkelanjutan, sehingga kebutuhan lauk berupa ikan dan sayuran dapat dicukupi secara mandiri,” ujar KH Chriswanto.

Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi salah satu program kerja unggulan LDII. Ketua DPP LDII Sudarsono yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan untuk menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pihaknya akan melaksanakan berbagai kegiatan.

“Seluruh kegiatan tersebut dihelat pada Juni, seperti kampanye di media sosial tentang Hari Lingkungan Hidup,” ujarnya. Menurutnya kegiatan itu tak sekadar meriah di media sosial, menurut Sudarsono, bulan Juni juga jadi pencanangan Gerakan Sadar Lingkungan, soft launching Kader Gemilang (Generasi Muda Bela Lingkungan) LDII, dan Webinar Penanganan Sampah Rumah Tangga pada era pandemi Covid 19. Semuanya akan dilaksanakan dalam bulan Juni 2021.

DPP LDII berharap, pada masa depan Kader Gemilang LDII menjadi agen perubahan dalam mengatasi masalah lingkungan, “Untuk itu, Kader Gemilang LDII akan dilatih secara berkelanjutan melalui rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan penanggulangan masalah lingkungan bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam dan Lingkungan (LISDAL) yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB, Sri Wilarso, mengatakan pandemi Covid-19 secara tidak langsung membawa dampak positif bagi lingkungan makro. Di antaranya, pemulihan lingkungan yang terlalu padat oleh lalu lalang manusia.

“Namun isu penting terkait pandemi Covid-19, adalah penanganan limbah di tingkat rumah tangga. Bagaimana best practice penanganan limbah terkait Covid-19 akan dibahas dalam webinar LDII dalam rangka HLH 2021,”ujarnya.

Sesuai tagar HLH 2021 #GenerasiRestorasi, LDII menyambutnya dengan gerakan sadar lingkungan pada bulan Juni, “Gerakan ini dilakukan di seluruh jajaran organisasi LDII di seluruh Indonesia dengan melaksanakan berbagai kegiatan antara lain menanam pohon, penanganan sampah rumah tangga sesuai kondisi setempat,” imbuhnya.