Pengasuh Ponpes Al Ubaidah Berikan Tausiyah Saat Peresmian Gedung…

Nganjuk (9/3). Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Nur Solekan menyerahkan sekaligus meresmikan bangunan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari), Nganjuk, pada Selasa (7/2). Dalam kesempatan tersebut, Kejari Nganjuk mengundang Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Kertosono, Habib Ubaidillah Al Hasany untuk memberi tausiyah dan doa.

Habib Ubaidillah mengatakan, Pemkab. Nganjuk berhasil menjalankan perannya sebagai pelayan masyarakat, “Sehingga masyarakat merasakan benar kehadiran pemerintah. Semuanya jadi mudah, tidak sulit lagi dalam mengakses pelayanan publik. Nilai-nilai Islam telah dijalankan dengan baik oleh pemerintah,” ungkap Habib Ubaid memberi keterangan usai acara.

Menurut Habib, pihaknya sebagai warga masyarakat Nganjuk mensyukuri adanya Gedung PTSP. Ia mengatakan, PTSP merupakan inovasi yang memudahkan masyarakat untuk mematuhi dan patuh hukum, sekaligus memudahkan masyarakat mengakses layanan di bidang hukum.

Peresmian gedung ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk Nur Solekan. Selanjutnya, diadakan penandatanganan prasasti oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Nganjuk, Nophy Tennophero Suoth. Ia mengatakan gedung Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) nantinya harus dimanfaatkan dengan baik. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

Nophy yang sebelum acara tersebut, berkunjung ke Pondok Pesantren Al Ubaidah menegaskan, Kejari Nganjuk telah melakukan beberapa inovasi, berupa Sistem Layanan Pengembalian Barang Bukti (SAEMANGAT). Layanan pengembalian barang bukti tersebut diantar ke rumah tanpa pungutan biaya.

Selanjutnya berupa Sistem Layanan Ambil Barang Bukti 10 Menit (SAEAMPUH). Layanan tersebut, berupa pelayanan 10 menit dalam pengambilan barang bukti perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap. Kemudian Sarana Cepat Pengambilan Tilang Via Ojek & Pos (SAE BILANG JOS), berupa layanan pengambilan tilang melalui Kantor Pos dan ojek online. Dalam program itu, pelanggar lalu lintas cukup menunggu di rumah, lalu barang bukti berupa STNK, SIM ataupun Buku KIR dikirim ke rumah mereka.

Selain itu, Kajari Nganjuk juga memanfaatkan kerja sama dengan stasiun radio, membuat program
SAE PUN JANGKEP, yang merupakan akronim dari “Sarana Ampuh Sampaikan Unek-Unek Anda Pada Suguhan Jaksa Nganjuk kepada Pendengar”. Acara tersebut menggandeng Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) atau biasa disebut dengan Jaksa Menyapa.

Untuk kalangan milenial, Kajari Nganjuk membuat program Jaksa Mucal Lare Sekolah Lan Masyarakat Millenial (JAMASAN SAE). Mereka memberi layanan dan diskusi hukum kepada para generasi muda termasuk para siswa di sekolah. Adapula program pemberantasan korupsi, yang dinamai NYADRAN SAE atau “Ngiras Memberikan Layanan Pengaduan dan Pelaporan secara Aman dan Efektif”.

Dengan layanan itu, masyarakat Kabupaten Nganjuk bisa memberikan pengaduan ataupun pelaporan terkait tindak pidana korupsi, dengan melampirkan bukti secara rinci untuk memudahkan Jaksa dalam melakukan penyelidikan. Adapula layanan untuk memudahkan masyarakat menjenguk tahanan berupa PESAN SAE atau “Pelayanan Surat Ijin Besuk Tahanan Secara Online” dan SAE ROSO berupa Sistem Pelayanan Hukum Sambung Roso kepada Masyarakat.

Nophy dan jajarannya juga melaksanakan sosialisasi hukum di kalangan pesantren. Bahkan setiap bulan, ia mengutus stafnya memberikan materi hukum di Ponpes Al Ubaidah yang bernaung di bawah LDII, bertajuk JAMAAH SAE, yakni Jaksa Mucal Bab Hukum Dateng Santri Milenial, yang artinya jaksa mengajar tentang hukum kepada santri milenial.

Ketum LDII: Harlah NU Bukti Solid dan Ukhuwah Islamiyah…

Jakarta (9/2). Ormas-ormas Islam membantu suksesnya acara puncak peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU). Acara tersebut dihelat Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Presiden Jokowi yang hadir dalam kesempatan itu, berpesan agar generasi muda Nahdliyin menguasai iptek, teknologi dan menjadi profesional-profesional yang unggul.

Kehadiran Presiden Jokowi dan kemeriahan perayaan Harlah 1 Abad NU, di mata Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menunjukkan kesolidan dan ukhuwah Islamiyah yang terjalin di antara civil Islam. Harlah seabad NU, memberi pesan kontribusi umat Islam, terhadap bangsa dan negara jauh sebelum Indonesia terbentuk.

Menurut KH Chriswanto, dalam Harlah NU, umat Islam seperti tubuh yang satu, “Saling bantu yang menunjukkan nilai-nilai keadaban. Maka civil Islam di negeri ini menunjukkan karakteristik toleran, demokratis, dan menjunjung tinggi adab atau budi pekerti yang luhur,” tuturnya.

Dalam Harlah NU, DPW LDII Jawa Timur, menyumbangkan 12 ribu botol air mineral, yang dibagikan dalam acara Resepsi Puncak Acara Harlah 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama) pada hari Selasa (7/2). Bantuan air mineral tersebut dibagikan oleh 150 orang relawan Pemuda LDII Jawa Timur. Mereka disebar di lima titik di sepanjang jalan menuju Stadion Gelora Delta, tempat berlangsungnya kegiatan.

Kordinator Pemuda LDII Jatim, Yerik Sahuri mengatakan, bantuan tersebut merupakan bagian dari peran kecil LDII membantu suksesnya kegiatan Harlah 1 Abad NU. Menurutnya, bantuan itu juga wujud LDII mensyukuri terselenggaranya kegiatan akbar tersebut.

“Karena kegiatan ini skalanya nasional, tentu dari Pemuda LDII Jatim bergerak membantu kegiatan ini dengan menyalurkan air mineral. Selain itu, kami juga bergerak untuk memungut dan mengambil sampah di sepanjang jalan menuju tempat berlangsungnya kegiatan,” ujar Yerik.

Menurut Yerik, kegiatan akbar NU ini menjadi kebanggaan Sidoarjo karena telah ditunjuk menjadi tuan rumah. Tentunya sebagai lokasi perayaan Harlah, masyarakat Sidoarjo termasuk warga LDII, menempatkan diri sebagai tuan rumah yang baik, “Dan inilah momen terbaik kita untuk membantu saudara tua kami (NU),” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur Moch. Amrodji Konawi yang turut memantau kegiatan sosial Pemuda LDII Jatim, mengatakan aksi solidaritas Pemuda LDII dalam Harlah NU merupakan wujud kebersamaan dan membangun ukhuwah antar sesama ormas berbasis keagamaan. “Ukhuwah harus tetap dibangun, tetap diperkuat. Apalagi tadi melihat ada teman-teman dari Muhammadiyah juga membantu suksesnya kegiatan ini. Dan yang paling penting, kami dari LDII akan mengambil hikmah besar dari Harlah 1 Abad ini,” harapnya.

Selama kegiatan, Pemuda LDII Jatim juga menyediakan satu unit ambulans beserta tim tenaga medis yang disiagakan untuk membantu warga NU. Untuk mengantisipasi jemaah yang kelelahan. Selain itu, juga dibagikan nasi kotak dan snack kepada para peserta Harlah 1 Abad NU di setiap titik sepanjang jalan menuju Stadion Gelora Delta.

DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi Ormas Islam dalam…

Jakarta (31/1). Seabad usia Nahdlatul Ulama (NU) memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap perjalanan bangsa dan negara Indonesia. NU menjadi inspirasi bagi ormas-ormas Islam lain termasuk LDII, dalam berkontribusi terhadap bangsa.

Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, “Selamat atas pencapaian NU selama seabad berkiprah dalam mewujudkan masyarakat madani. Ibarat perahu, NU merupakan kapal yang tangguh dengan nakhoda istimewa. Sehingga mampu melewati zaman pergerakan, revolusi, hingga lahirnya Indonesia modern,” tutur KH Chriswanto.

Ia mengapresiasi pernyataan Ketua Pelaksana Harlah Seabad Harlah NU, Zannuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid) mengenai tiga agenda besar NU: renainsans (kebangkitan peradaban baru), kontekstualisasi dari berbagai macam gerakan yang menjadi dasar NU, dan kepemimpinan dunia yang mengakar pada tradisi, tetapi tetap berkiprah di skala global.

Menurut KH Chriswanto, tiga agenda utama NU tersebut sangat relevan dengan kondisi umat Islam pada milenium kedua, “Teknologi makin canggih tapi tidak selalu menjadikan moralitas manusia kian beradab. Ini menjadi tantangan dalam membangun sisi religi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Akibatnya bangsa Indonesia bisa kehilangan arah, dan NU memikirkan hal tersebut, “Pemikiran NU untuk mengkontekstualisasi gerakan, mampu memberi solusi agar menyentuh masyarakat bawah sehingga tidak menjadi korban benturan peradaban,” tutur KH Chriswanto.

Sementara geopolitik global yang kian terpolarisasi dan mengancam eksistensi umat manusia, juga menjadi pehatian NU. Sebagai ormas yang memiliki SDM mumpuni dan memiliki resonansi yang kuat, suara NU akan memberi daya dorong yang kuat agar bangsa Indonesia kembali berperan dalam ketertiban dunia.

“Dengan kondisi dunia yang berpengaruh terhadap bangsa Indonesia, NU menjadi pembuka jalan lahirnya peradaban baru yang diridhoi Allah,” pungkas KH Chriswanto.

Senada dengan KH Chriswanto Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ubaidah Kertosono Habib Ubaidillah Alhasany mengatakan, NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, kontribusinya luar biasa terhadap bangsa dan negara. Terutama dalam sikap toleransi beragama, kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

“NU punya andil sangat besar dalam mengisi kemerdekaan Indonesia karena pejuang-pejuang kemerdekaan terbanyak adalah dari kalangan pesantren. Tentunya sebagai komandannya adalah kiyai-kiyai itu sendiri,” ungkapnya.

Menurut Habib Ubaid, sapaan akrabnya, NU selalu meng-update program kerja, baik pembinaan umat secara umum maupun program pembinaan anak-anak bangsa di pondok pesantren.

“Kami dari LDII secara pribadi dan institusi di Ponpes Al-Ubaidah Kertosono ini merasa iri dengan Nahdiyin terutama pembinaan pondok pesantren yang luar biasa, meskipun dengan pondok tradisional tapi hasilnya sangat luar biasa,” ujarnya.

Menurutnya, LDII ingin banyak belajar dari NU sebagai saudara tua, khususnya dalam memanajemen program-program yang luar biasa, dan dapat dirasakan oleh seluruh umat.

Ia berharap, NU terus menjadi yang terdepan dalam upaya menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basyariah, “Terutama menjaga hubungan erat dan harmonis dengan LDII, termasuk Ponpes Al-Ubaidah Kertosono,” pungkasnya.

Kehamilan Remaja di Luar Nikah Meningkat, Ini Solusi dari…

Jakarta (19/1). Berita mengenai 191 siswi di Ponorogo yang meminta dispensasi untuk menikah, merupakan pucuk gunung es. Kehamilan remaja hingga hubungan seksual di luar nikah di kalangan remaja, sejatinya menjadi masalah di berbagai kota. Sifatnya laten dan baru menjadi masalah bila remaja putri hamil. Sementara masyarakat atau keluarga, tidak mengetahui putra atau putri mereka melakukan seks bebas.

Fenomena tersebut menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk DPP LDII. Ormas Islam itu mendorong perlunya penguatan pada sisi agama dan moralitas sejak dini. Pemahaman itu harus dimulai dari keluarga, agar putra-putri mereka memahami pergaulan yang tidak sehat dan menjauhinya.

Ketua Departement Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII KH Aceng Karimullah mengatakan, orangtua supaya mendorong anak-anaknya untuk mendapatkan penguatan sisi religius, “Untuk itu, kami di LDII membuat program berkesinambungan mulai anak usia dini, remaja, bahkan dewasa. Diajarkan mengenai mahrom dan batasan laki-laki perempuan supaya mengetahui serta menjaga saat bergaul,” ujarnya.

Pengetahuan tentang mahrom itu, lanjutnya, jika diremehkan atau diabaikan, berimbas pada fenomena mudahnya hamil di luar nikah yang terjadi di mana-mana. “Tidak hanya di sekolah, di pondok pesantren pun hal itu bisa saja terjadi karena hukum mahrom tidak diajarkan,” ujarnya.

KH Aceng mengingatkan, tidak hanya pergaulan laki-laki dan perempuan saja yang perlu diawasi tapi pergaulan sesama jenis juga harus diwaspadai. “Kalau melihat kejadian belakangan ini, orangtua juga khawatir anaknya terjerumus pada hal negatif sepeti LGBT,” ungkapnya.

Ia berpendapat perlu ketegasan dalam masalah pendidikan sehingga generasi berikutnya dapat diselamatkan dari hal-hal negatif. Sejak usia dini anak-anak perlu mendapatkan edukasi bagaimana bergaul yang baik, sebab ketika mereka dewasa akan siap mental untuk mengindari perbuatan negatif.

“Salah satu penyebabnya adalah pergaulan. Pergaulan itu sendiri terbagi menjadi tiga porsi yaitu rumah , sekolah dan masyarakat. Nah waktu mereka bergaul dengan masyarakat ini yang susah untuk diawasi,” ungkapnya.

KH Aceng menambahkan, penguatan religius merupakan faktor yang paling penting supaya manusia tidak terjebak dalam perilaku negatif. “Ketika mereka mendapatkan hikmahnya agama yakni takut kepada Allah, maka manusia generasi muda kita tidak akan terpengaruh. Untuk itu, kita buat mereka genarasi yang berpengaruh, tidak terpengaruh,” tutupnya.

PR Bagi Orang Sekampung
Dampak hamil di luar nikah, bukan hanya tekanan mental yang diderita pelaku akibat hukuman sosial. Namun juga bayi yang dikandung remaja itu, mereka sudah mengalami gangguan psikologis sejak di kandungan. Maka perlu edukasi bagi para remaja mengenai pergaulan.

Oleh karena itu, Koordinator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII Siti Nurannisa Parama Bekti mengatakan, perlu “orang sekampung” untuk membesarkan seorang anak.

“Memahami bahwa pengasuhan adalah urusan bersama kemudian saling menyadari untuk bekerjasama dan saling bergotong royong melakukan kontribusi menumbuhkan lingkungan yang sehat, memang sebuah tanggung jawab yang penuh tantangan,” ujarnya.

Nisa mengatakan, sulit untuk menemukan akar masalah di balik terjadinya ratusan anak di Ponorogo hamil di luar nikah. Namun fenomena ini menjadi cermin bahwa ada yang tidak pas dalam upaya mendidik anak-anak mengenai budi pekerti dan akhlak. “Permasalahan ini bukan urusan orang tua saja, tapi lagi-lagi ini adalah urusan kita bersama, urusan orang sekampung,” ungkapnya.

Dalam keluarga perlu dibangun hubungan reflektif antara orang tua dan anak. Menurutnya, saat ini, hubungan lebih didominasi dengan instruksi daripada dialogis, tidak terbiasa bertanya dan berdiskusi. Jika dalam keseharian saja sulit untuk bercerita, apalagi terkait edukasi kehidupan seksual.

“Anak-anak tidak memiliki model bagaimana membangun relasi atau hubungan dalam pernikahan yang aman dan penuh kasih sayang dalam keluarga, sehingga tak bisa dipungkiri, anak-anak yang rindu kehangatan tersebut akan mencari di tempat lain,” tuturnya.

Selanjutnya, kata Nisa, keluarga harus mampu menumbuhkan hubungan yang hangat, penuh kasih sayang dan penerimaan antaranggota keluarga. Mendidik budi pekerti atau akhlak sama besar dan pentingnya dengan pengetahuan lainnya.

“Menumbuhkan suasana untuk saling berani mengungkapkan pikiran dan perasaan. Jangan membuat pagar untuk anak, namun ajari anak untuk bisa membuat pagarnya sendiri, dan melindungi dirinya sendiri, saat mereka harus menghadapi lingkungan luar sana,” tegasnya.

Menurutnya, perlu duduk bersama, orang tua, anak-anak maupun masyarakat untuk mendapat sosialisasi dan edukasi tentang membangun ketahanan keluarga, pernikahan dan khususnya kesehatan reproduksi, “Serta aksi nyata sebagai solusi untuk pencegahan agar persoalan ini tidak kembali berulang,” tutupnya.

LPOI dan LDII Ingatkan Jangan Termakan Isu yang Merusak…

Jakarta (14/1). Sekretaris Jenderal Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Imam Pituduh berkunjung ke kantor DPP LDII, Jakarta, pada Jumat (13/1). Dalam kesempatan itu, Imam menyatakan, umat Islam itu bersaudara sehingga tidak mudah dipecah belah oleh isu yang tidak mendasar.

“Bersaudara itu, karena kita sama-sama satu tanah air, seiman, saudara sekemanusiaan. Persaudaraan itu tidak boleh diceraiberaikan oleh isu-isu yang tidak berdasar. Jika sebagai saudara itu, sebagai mana jasat yang satu (kajasadil jasad) atau saling memperkuat satu sama lain. Sebagaimana jasad yang satu, jika jasat itu kecubit, ya, semuanya merasa tercubit,” tutupnya.

Ia menjelaskan, LPOI mengajak semua ormas untuk bersahabat. Menurutnya, hidup itu adalah seperti sahabat. Yaitu sahabat dalam ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Insaniyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathoniyah. “LPOI ini lahir bertujuan untuk bagaimana berjuang menjaga agama, menjaga negara supaya bisa bersama-sama hidup ramah, damai, toleran, harmoni dan rukun dengan semuanya,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga menyinggung soal turbelensi politik yang cenderung menimbulkan gejolak. Menurutnya, hal itu meski diwaspadai dengan mitigasi sosial. “Mitigasi sosial itu sendiri berkaitan dengan social enggenering terhadap umat. Hal itu bisa dilakukan melalui online dan offline. Secara digital, alam bawah sadarnya umat harus digelorakan lagi bagaimana ukhuwah diperkuat sehingga tidak mudah dipecah belah,” ujarnya.

Secara offline, lanjutnya, umat harus dikonsolidir sehingga tidak mudah diprovokasi orang lain. “Yang paling penting, umat Islam harus bersatu, dan berjuang Bersama-sama. Islam jaya, Indonesia mendunia,” ujar Mantan Wakil Sekretaris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Sementara, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, permasalahan umat ini sangat komplek, tidak mungkin bisa diselesaikan oleh satu golongan atau organisasi. “Untuk itu, kita harus bersatu, harus berpikir sama, berpikir holistic, bahwa permasalahan ini tanggungjawab bersama,” ungkapnya.

KH Chriswanto berkeyakinan, dengan bersama-sama maka umat akan lebih kuat dalam menyelesaikan permasalahan daripada ditangani sendiri. “Jika sendiri-sendiri itu mudah dipecah belah, namun jika bersama-sama kita bisa bersatu yang akhirnya itu membawa manfaat untuk umat. Dengan kebersamaan itulah sebenarnya segala sesuatunya bisa dijijing,” tegasnya.

Ia menegaskan, jangan sampai politik ini merusak umat. Pada dasarnya, yang perlu dibangun terlebih dahulu itu umat harus sejahtera, jangan sampai kepentingan umat dikalahkan oleh ajang lima tahunan itu. “Ini tugas kami untuk menyadarkan umat untuk tidak terpecah belah dan menyadarkan elit politik untuk tidak memecah belah,” pungkasnya.

Muhammadiyah dan LDII Tegaskan Umat Jangan Berpecah Karena Tahun…

Jakarta (11/1). Muhammadiyah dan LDII menegaskan ukhuwah Islamiyah jangan sampai rusak, hanya karena pesta demokrasi lima tahun sekali. Dua ormas Islam dengan puluhan juta warga itu, menyepakati Pemilu hanya lima tahun sekali, namun kewajiban membina dan memajukan umat Islam adalah pekerjaan sampai akhir zaman.

Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir dan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Mereka bertemu dalam rangka silaturahim di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/1).

“Kami silaturrahim dan sowan ke PP Muhammadiyah untuk mengucapkan selamat atas Muktamar Muhammadiyah yang telah dilakukan dengan damai dan demokratis, yang bisa menjadi teladan bagi ormas-ormas Islam lainnya. Bagi LDII, ini adalah contoh yang patut ditiru. Kenyataannya, semua berlangsung dengan baik. Muhammadiyah memberikan kontribusi bagi bangsa yang sangat jelas,” kata KH. Chriswanto Santoso.

Menurut KH. Chriswanto Santoso, LDII melihat banyak persamaan dengan Muhammadiyah dalam menyikapi problem pemerintahan, politik, ekonomi, pendidikan dan kebangsaan. Tahun depan, Indonesia akan memasuki tahun politik. “Dalam dua pemilu terakhir, bangsa Indonesia terbelah karena persoalan pilihan politik,” tuturnya.

“Kami berpandangan, pemilu itu memang lima tahun. Sementara berdakwah dan membina umat hingga ila yaumil qiyamah (hingga hari kiamat). Maka jangan sampai yang lima tahun ini merusak yang ila yaumil qiyamah. Perlu ada penyamaan visi dan persepsi diantara ormas-ormas Islam untuk bersanding, bukan justru bersaing,” katanya

Senada dengan KH. Chriswanto Santoso, KH Haedar Nashir menginginkan tahun politik harus menjadi tahun yang damai dan bersatu. Pemilu harus berjalan sesuai dengan konstitusi dan jadwal yang ditetapkan, “Pertama, harapan kami bagi seluruh umat Islam Indonesia, dalam keragaman orientasi dan sikap politik, kita tetap jaga ukhuwah sesama umat muslim dan ukhuwah kebangsaan,” katanya.

Kedua, KH. Haedar Nashir berharap, semua pihak penyelenggara pemilu, pemerintah, TNI Polri, partai politik, ormas-ormas, dan semua komponen bangsa harus punya visi dan komitmen yang sama dalam menjaga tahun politik tetap kondusif, “Tanpa semangat kebersamaan, kita tidak kuat. Tapi kalau bersama kita kuat,” katanya

KH. Haedar Nashir mengingatkan agar fokus dan perhatian umat tidak habis karena tahun politik. Pemilu tetap berjalan lima tahun sekali, akan tetapi umat Islam harus maju dan menjadi umat yang terbaik. Inilah komitmen ormas Muhammadiyah yang memperoleh titik temu dengan dengan komitmen LDII.

“Apa yang dilakukan LDII dan Muhammadiyah dalam silaturahim ini, ke depan akan ada langkah kerja sama yang lebih konkrit. Kami akan berbuat yang produktif dan konstruktif untuk umat, bangsa dan negara,” kata Buya Haedar Nashir.

Di akhir pertemuan KH. Haedar Nashir mengucapkan terimakasih atas silaturrahim yang dilakukan DPP LDII dengan PP Muhammadiyah. “Saya mengucapkan tahniyah atas langkah-langkah dan kerja LDII Pusat di bawah kepemimpinan KH Chriswanto Santoso,” katanya.

Ketum LDII Ingatkan Krisis yang Picu Kehancuran Umat Manusia

Jakarta (11/1). Terpecahnya Eropa akibat Perang Rusia dan Ukraina, bukan hanya menciptakan krisis ekonomi dan energi. Tapi juga krisis ekologi, yang diakibatkan penggunaan kembali batu bara dan minyak bumi. Padahal sebelum perang itu, Eropa sedang menaikkan penggunaan energi bersih yang ditopang dengan gas.

“Gas yang langka memicu inflasi, batu bara kembali digunakan. Komitmen dunia untuk menggunakan energi bersih mundur lagi, demikian pula negara-negara berkembang seperti Indonesia. Eropa memulai net zero emission ditopang oleh gas, kini beralih ke batu bara lagi,” papar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Imbasnya juga ke Indonesia, begitu pendapat KH Chriswanto. Ia mengatakan kenaikan harga batu bara, juga memicu eksplorasi batu bara yang kian meningkat, “Hutan kita yang akan jadi korban. Kerusakan hutan memicu krisis air dan udara, lalu efek rumah kaca. Pelan tapi pasti memicu kehancuran umat manusia,” tuturnya.

Ia mengajak bangsa Indonesia dalam momentum Hari Gerakan Satu Juta Pohon, pada 10 Januari, untuk bersama-sama kembali menghijaukan Indonesia. Menurutnya gerakan yang dicetuskan Presiden Suharto pada 10 Januari 1993 tersebut, agar setiap provinsi menanam sejuta pohon, masih sangat relevan untuk dilaksanakan.

Menurutnya, LDII sejak 2008 telah melaksanakan program penghijauan yang bertajuk Go Green, “Sudah sekitar 4 juta pohon yang ditanam warga LDII di pegunungan, lahan kritis, hingga pesisir pantai, dengan bekerja sama bersama pemerintah dan berbagai pihak,” ujarnya.

Bagi DPP LDII, Go Green bukan sekadar peduli lingkungan atau mencegah kiamat dini akibat prilaku merusak umat manusia, melainkan bernilai ibadah, “Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda tidaklah seorang muslim menanam pohon atau tanaman, kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, melainkan menjadi sedekah baginya,” tutur KH Chriswanto.

Artinya, rakyat Indonesia dengan menanam pohon dapat mencegah krisis ekologi. Sebagai sumber kehidupan, sebatang pohon menghasilkan 130 kg oksigen. Selain itu, ekosistem pulih kembali karena cadangan air terjaga dan udara kembali bersih, “Pohon bukan hanya sumber kehidupan, tapi juga penghidupan. Dengan sistem tebang tanam yang baik, rakyat Indonesia bisa menjadi pemasok kayu dunia. Baik dalam skala industri maupun UMKM,” ujarnya. Dengan begitu industrialisasi bergerak, yang menyerap tenaga kerja.

Menurutnya, LDII pada 2023 akan terus melanjutkan program kerja yang berkesinambungan, salah satunya adalah pelestarian lingkungan hidup, “Kami aktif dalam World Clean-up Day, lalu kami berpartisipasi dalam Hari Menanam Pohon yang dilaksanakan sepanjang November,” pungkas KH Chriswanto.

Ia mengatakan, program penghijauan tersebut juga ditopang dengan zero waste, yang diujicobakan di pesantren-pesantren LDII secara bertahap. Kemudian penyadaran mengenai lingkungan juga akan dipraktekkan pada tingkat keluarga, “Semua dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Lingkungan yang lestari memungkinkan manusia hidup nyaman,” tutupnya.

Sementara itu, Koordinator Bidang Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII Sudarsono mengatakan, dalam mendukung “Hari Gerakan Satu Juta Pohon”, pada tanggal 10 Januari 2023, sekaligus mendukung low carbon society, DPP LDII memasukkannya ke dalam Program Kampung Iklim (Proklim) 2023.

Menurutnya, LISDAL merencanakan kegiatan soft-launching penanaman pohon bernilai ekonomi (pohon buah-buahan) dan mempunyai fungsi konservasi secara berkelanjutan. “Soft-launching akan dilakukan di awal bulan Februari 2023 di lokasi Kebun Teh Jamus, Ngawi, Jawa Timur. Sebagai langkah awal, 1.000 pohon buah alpukat ditanam di perkebunan teh Jamus sebagai pohon bernilai ekonomi sekaligus mempunyai fungsi konservasi,” ujarnya.

Guru Besar Pertanian IPB itu menambahkan, pohon buah alpukat telah tumbuh baik di Kebun Teh Jamus, “Sehingga ke depan bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat di lokasi kebun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Sudarsono menambahkan, selain penanaman pohon bernilai ekonomi dan mempunyai fungsi konservasi, juga akan dilakukan penanaman pohon-pohon endemik di lokasi sumber air (Mata Air Sumber Lanang). “Diharapkan dapat menjaga keberlanjutan mata air yang telah dimanfaatkan sebagai penggerak Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan mewujudkan arboretum konservasi tanaman obat dan fitofarmaka di lokasi tersebut,” paparnya.

Ia juga mendorong DPW, DPD Kab/kota seluruh Indonesia berpartisipasi aktif dalam mendukung “Hari Gerakan Satu Juta Pohon” yang dicanangkan tanggal 10 Januari 2023, “Serta mendukung terwujudnya low carbon society khususnya di kalangan warga LDII,” tutupnya.

Ketum MUI Kaltara: LDII Berkontribusi untuk Masyarakat

Jakarta (5/1). Jajaran pengurus MUI Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang dipimpin Ketua Umum MUI Kaltara KH. Zainuddin Dalila bersilaturrahim ke Kantor DPP LDII, Jakarta, 4/1. Ia disambut oleh Sekretaris Umum DPP LDII H. Dody Taufiq Wijaya beserta jajaran pengurus DPP LDII.

KH. Zainuddin Dalila menyatakan MUI Kaltara ingin mengenal lebih jauh DPP LDII. Selama ini, ia menilai LDII di Kaltara sudah berkontribusi positif bagi umat Islam dan masyarakat umum. Apalagi saat pandemi Covid-19, ia melihat LDII Kaltara banyak membantu warga. Tidak hanya dibagikan ke internal warga LDII saja, tapi warga-warga lain yang ada di Tarakan, terbantu dengan bantuan LDII.

“Kami tidak ingin orang bilang katanya dan katanya. Saya berharap di daerah lain, sangkaan yang tidak bisa dibuktikan tentang LDII tidak dipercayai begitu saja oleh masyarakat. Saya merasa berat jika berpisah dengan ormas LDII. Kami mendatangi dan melihat kegiatan langsung LDII di Ponpes Wali Barokah, Kediri supaya kenal dan sayang,” katanya.

Ia menyaksikan masjid-masjid yang dibangun warga LDII digunakan untuk membina warganya, untuk membentuk warga negara yang Islami, sekaligus memiliki nasionalisme yang kuat, “Bila kita terus meributkan hal-hal sepele yang membuat kita bercerai berai, kapan kita maju? Apa yang disangkakan orang itu sulit dibuktikan dan sudah seharusnya dihilangkan. Kami menyarankan pimpinan pusat LDII, apapun yang orang katakan, tetap melakukan pendekatan,” katanya.

Menurutnya masjid-masjid yang dibangun LDII juga bersinggungan dengan kegiatan warga sekitar. Seperti pengalaman Ketua MUI Kaltara H. Syamsi Sarman pernah tausyiah kebangsaan di masjid LDII bersama masyarakat umum. Ia tidak menjumpai, selepas ceramah di dalam masjid, langkah kakinya dipel oleh pengurus masjid LDII.

“Sudah seharusnya MUI menjadi tenda besar bagi ormas-ormas Islam. Bila perbedaan kecil ini terus menjadi gunjingan, kapan umat Islam bisa bersatu? Padalah perekonomian umat Islam sudah jauh ketinggalan,” katanya.

H. Dody Taufiq Wijaya bersyukur kedatangan Ketum MUI Kaltara dan jajaran. Banyak hal yang didiskusikan, termasuk masalah ukhuwah. Memang selayaknya mulai saat ini, membangun ukhuwah harus dikedepankan daripada mengutarakan isu yang memecah belah.

“Kita persatukan umat ini, perkuat ukhuwah untuk membangun umat. Karena banyak permasalahan umat yang harus dipecahkan bersama-sama. Baik itu MUI, NU, Muhammadiyah, dan LDII tidak bisa sendiri-sendiri. Alangkah baiknya kita perkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basyariah,” katanya.

DPP LDII Ajak Masyarakat Terus Hati-Hati Meskipun PPKM Dicabut

Jakarta (5/1). Presiden RI Joko Widodo telah mengumumkan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Meskipun PPKM sudah dicabut, DPP LDII meminta masyarakat tetap berhati-hati dengan waspada, menjaga kesehatan dan kebersihan.

“Tidak ada ruang publik yang bisa dipastikan aman dari virus, termasuk di masa endemi ini. Untuk itu masyarakat harus tetap menjaga kebersihan. Mencuci tangan dengan sabun usai berkegiatan dan sebelum makan, sebagai upaya menjaga Kesehatan,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Menurutnya, kebiasaan memakai masker saat pandemi lalu perlu dilanjutkan sebagai upaya pencegahan.

Menurutnya, kebiasaan baru atau new normal memang tak bisa dihindari. Manusia harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus, Covid-19 sekalipun. Ia mencontohkan, kasus Covid-19 di China naik kembali, karena virus tak bisa sepenuhnya menghilang, “Umat manusia harus makin meningkatkan imun nya, dengan gaya hidup sehat,” tuturnya.

Kesehatan menjadi mahal bila masyarakat mengabaikan kebersihan, “Sehat sendiri itu bisa dibangun dengan istirahat cukup, menjaga pola makan, mengkonsumsi vitamin. Dan tentu saja berolahraga. Dengan demikian imunitas terjaga,” papar KH Chriswanto.

Ia juga meminta pemerintah juga memastikan virus tidak menyebar melalui kedatangan wisatawan, “Tidak hanya wisatawan dari negeri China, tapi negara-negara lain. Virus tak mengenal batas negara ataupun ras,” imbuhnya. Bila hanya menyasar satu negara, negeri ini terjebak mengikuti xenopobia yang dilakukan negara-negara lain, yang justru merusak persahabatan antarbangsa.

LDII juga meminta agar pemerintah tetap dan terus memfasiltasi melanjutkan vaksinasi sampai booster gratis, hingga mencapai 80% penduduk. “Kami siap membantu pemerintah mensosialisasikan dan melancarkan vaksinasi booster,” tegas Chriswanto.

Sementara itu pakar epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, berharap pemerintah mengetatkan pemeriksaan virus Covid-19. Senada dengan Ketua Umum DPP LDII, ia menyarankan skrining bukan hanya menyasar satu negara.

Dicky mengatakan Covid-19 merupakan virus yang sudah menjadi pandemi global. Dengan begitu, kebijakan tersebut juga harus diterapkan terhadap semua negara. “Indonesia perlu memperkuat skrining atau pengetatan kriteria masuk dari negara yang berpotensi mengalami lonjakan subvarian Covid-19, dan berlaku untuk umum,” kata dia.

Lebih lanjut, Dicky juga mengimbau agar masyarakat terus menerapkan kebiasaan yang baik, dengan mengenakan masker. Menurutnya, meskipun pandemi Covid-19 telah melandai di Indonesia, menggunakan masker mencegah virus memasuki tubuh secara langsung.

Ketum LDII Kampanye LGBT Harus Dilawan, Bisa Merusak Masa…

Jakarta (12/12). Kampanye kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang telah masuk ranah politik di Amerika Serikat dan Eropa telah menyebar ke seluruh dunia. Singapura menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mencabut larangan kriminalisasi terhadap aktivitas LGBT. Negara itu menyusul Thailand dan Filipina yang mengakui aktivitas LGBT.

“Kekhawatiran kami, LGBT yang dikampanyekan secara masif oleh kelompok-kelompok liberal meningkatkan penerimaan generasi muda terhadap LGBT,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut dia, masalah LGBT bukan hanya persoalan agama dan etika, tapi sudah menyentuh politik elit global. Makin banyak praktik perkawinan LGBT, makin mengancam eksistensi manusia, “Saat ini negara-negara maju dipusingkan oleh rakyatnya yang memandang lembaga pernikahan adalah beban, lalu ditambah LGBT,” keluhnya.

KH Chriswanto menegaskan, LGBT mampu merusak pribadi generasi muda, “Anda bisa membayangkan, seorang anak yang bangun pagi mendapati orangtuanya laki-laki semua atau perempuan semua. Di sinilah akan terjadi kekacauan dalam pola pendidikan moral anak, kita belum sampai berbicara masalah larangan Allah dalam berbagai agama terkait praktik LGBT, yang sudah pasti diharamkan,” ujarnya.

Ia mengatakan, LGBT bukanlah budaya bangsa Indonesia yang terbiasa dengan komunalisme. LGBT adalah budaya impor yang menyanjung kebebasan individu, “Jadi tidak selaras dengan agama dan budaya bangsa Indonesia,” tuturnya. Ia berharap, televisi dan media-media penyiaran juga menyaring propaganda LGBT, “Ini agar anak-anak muda tidak menganggap menjadi LGBT adalah sesuatu yang keren dan bagian dari humanisme,” tuturnya.

Sementara itu Ketua Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII KH Aceng Karimullah menegaskan, mencegah perilaku menyimpang LGBT harus dimulai dengan menjaga keimanan diri sendiri.

Islam melarang praktek LGBT, karena menjadi ketetapan Allah dan Rasul. Senada dengan KH Chriswanto, menurut Kyai Aceng, kegunaan agama adalah menjaga keberlangsungan manusia. Bermula dari Adam dan Hawa dan berkembang sampai sekarang. “Tindakan LGBT dari situ sudah bertentangan dengan agama. Bahkan dari segi kesehatan menjadikan penyakit, yang sebelumnya tidak ada menjadi merajalela akibat dari perbuatan menyimpang,” ujarnya.

Untuk tindakan preventif fenomena LGBT, ia menambahkan, bahwa umat Islam harus berpegang teguh kepada Alquran dan Alhadis, dimulai dari diri sendiri dan keluarga. “Jika lingkungan sendiri dan keluarga sudah kuat dan bersih, maka akan berkembang untuk menyelamatkan kemanusiaan,” ujarnya. Jika tidak bisa, maka yang mengerikan adalah timpaan azab yang merata. “Ketika ada kemaksiatan tidak dihentikan, maka akan menimpa pelaku dan orang di sekitarnya,” ujarnya.

Maraknya propaganda negara Barat yang ingin melegalisasi LGBT bahkan hingga ke Indonesia, KH Aceng mengatakan hal itu perlu didoakan agar rakyat tidak terpengaruh dekadensi moral. “Otoritas yang pemerintah miliki, dengan kemauan bersama, harusnya mampu menangkal propaganda tersebut.”

Secara personal, membentengi hal tersebut dimulai dari menjaga pergaulan. Salah satunya dengan menjaga ketakwaan dan keimanan diri dan keluarga. “Saat ini adalah tugas orang tua mengawasi anaknya baik perempuan maupun laki-laki yang remaja agar tidak terjerumus ke pergaulan menyimpang,” ujar KH Aceng.

Ia mengimbau, sudah seharusnya generasi muda menambah fokus dalam bidang keilmuan, baik agama maupun duniawi. Menurutnya LDII telah memiliki kurikulum bimbingan untuk kegiatan sehari-hari, sehingga kegiatan para generasi muda tidak terbuang percuma. “Penambahan ilmu tersebut agar mereka tidak terbawa negatif. Mudah-mudahan pada 2045, pemegang otoritas itu adalah orang-orang yang bertakwa yang harus dipersiapkan dari sekarang ini,” katanya.