Banten

LDII dan MUI Kabupaten Lebak Kolaborasi Adakan Pengajian Berwawasan…

Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDll) Kabupaten Lebak beserta MUI dan Dinas Lingkungan Hidup setempat menyelenggarakan pengajian umum bertema lingkungan bertempat di Masjid Al Manshurin, Desa Ancol, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak (14/10/2021).

Dalam acara pengajian itu juga dilakukan seremoni pemisahan sampah di halaman masjid, dan serah terima secara simbolis bibit pohon produktif. Tanaman-tanaman tersebut rencananya ditanam di halaman rumah warga untuk mencegah bahaya longsor dan memperbaiki kualitas air tanah.

Pengurus DPW LDII Banten yang juga Pengurus MUI Kota Tangerang Ust. Yunus, yang berkesempatan hadir membuka acara dengan materi Al Quran, menekankan pelestarian lingkungan merupakan praktek ibadah yang diperintahkan agama.

Kasi Pengurangan sampah Dinas Lingkungan Hidup Kab Lebak, Udin, yang dalam pengajian tersebut memberikan materi penanganan sampah rumah tangga mengatakan, bahwa kegiatan berbasis umat ini apabila diselenggarakan secara sungguh-sungguh oleh seluruh warga di rumah-rumah akan berdampak signifikan.

Gerakan massal ini, menurut Udin akan berdampak terhadap pengurangan volume sampah yang dikelola pemerintah, berupa komponen tranportasi, tenaga kerja dan polusi yang ditimbulkan termasuk potensi bencana banjir.

Disampaikan Udin, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak, 80 persen sampah dari rumah tangga berupa sampah organik, yang seharusnya dapat dikelola mandiri di pekarangan rumah. Selanjutnya, sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali atau didaur ulang.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris MUI Lebak KH. Asep Saifullah yang hadir didampingi Ketua Komisi Dakwah KH. Nurul H. Maarif, dalam tausiyahnya pada kesempatan tersebut mengingatkan, bahwa berbagai perbedaan yang ada diantara umat Islam tidak akan menjadi masalah dan kerukunan tetap terjaga apabila semua pihak bisa saling menghargai, “Yang perlu dikedepankan saat ini adalah semua elemen, khususnya di Lebak, bersatu bekerja-sama membantu umat,” ujar KH. Asep Saifullah.

Sementara, Ketua DPD LDII Lebak Suwito mengatakan, pada masa penghujan saat ini diperlukan langkah-langkah antisipatif dalam menghindari bencana banjir dan longsor yang kerap terjadi. “Pengajian ini sebagai pengingat bahaya bencana alam, agar warga Lebak selalu bertawakal kepada Allah dan waspada sebagai ikhtiar menghadapi bencana,” ujar Suwito dalam pengajian yang dihadiri lebih 200 peserta ini.

Menurut Suwito, DPD LDII Lebak bersinergi dengan berbagai pihak dalam program ketahanan pangan dan lingkungan yang merupakan bagian dari delapan program kerja LDII. //**

Tangsel

Peletakan Batu Pertama SMA CIM Boarding School, LDII Kota…

Sebagai ormas keagamaan, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Tangerang Selatan memandang penting pembangunan karakter untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia, professional dan religius. Hal ini disampaikan Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto dalam peletakan batu pertama SMA Citra Insan Mulia Boarding School yang terletak di Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (13/11).

Dalam perhelatan peletakan batu pertama tersebut hadir Kepala Bagian Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Drs. H. Widodo Hari Lusinto, S.KM, MM. mewakili Walikota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davnie yang berhalangan hadir karena ada agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Hadir pula Ketua 1 Bidang Hukum dan Fatwa MUI Kota Tangsel KH Hasan Musthofi, Ketua FKUB Kota Tangerang Selatan Drs. H. Fachrudin Zuhri, M.Si., unsur Forkompimcam dari Kecamatan Pamulang, dari Kelurahan Pondok Cabe Udik, Ketua RW 05 dan Ketua RT. 05/05 Pondok Cabe Udik, serta tokoh masyarakat dan media cetak dan elektronik.

Dikatakan Edy Iriyanto, DPD LDII Kota Tangerang Selatan bekerjasama dengan Yayasan Energi Jagat Raya menawarkan solusi penyelenggaraan sistem pendidikan dengan menggabungkan pendidikan umum dan pendidikan keagamaan, yaitu dengan mendirikan Lembaga Pendidikan tingkat SMP dan SMA, yang diberi nama SMP dan SMA Citra Insan Mulia Boarding School.

Dengan mengajarkan pendidikan keagamaan yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits, LDII berharap dapat menumbuhkan karakter positif, serta dapat membekali para siswa dalam meraih cita-cita menjadi individu yang alim faqih, berakhlaqul karimah dan mandiri, yang kami sebut sebagai Tri Sukses Generasi Penerus,” papar Edy.

Sementara, Ketua Yayasan Energi Jagat Raya, Ir. H. Jamal Abdul Nasser dalam kesempatan tersebut mengatakan, penyelenggaraan Pendidikan dengan menggabungkan pendidikan umum dan pendidikan keagamaan, sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan moral generasi muda.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bagian Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Drs. H. Widodo Hari Lusinto, S.KM, MM, menyampaikan apresiasi terhadap pembangunan sekolah yang diprakarsai LDII Tangerang Selatan dan Yayasan Energi Jagat Raya.

Kita harus terus membangun dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam Pendidikan. Karena dengan pendidikan kita menjadi berilmu, beretika tinggi, dan menjadi agen perubahan,” jelasnya.

Dijelaskan Widodo, pembangunan Kota Tangerang Selatan sejak era Walikota Airin Rachmi Diany hingga sekarang terus berlanjut, sehingga berbagai kegiatan pembangunan terus ditingkatkan.

Sepuluh tahun kepemimpinan Ibu Airin, kita bisa melihat Tangerang Selatan dulu seperti apa, sekarang seperti apa,” kata Widodo.

Lebih lanjut H. Widodo Hari Lusinto mengingatkan, bahwa saat ini pandemi belum selesai. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan supaya selalu mengikuti protokol kesehatan. “Kita harus terus menjaga imun. Kita harus terus semangat dan bahagia, karena dengan semangat dan bahagia imun kita menjadi bagus,” ajak Widodo.

Sementara, Ketua 1 Bidang Hukum dan Fatwa MUI Kota Tangsel KH Hasan Musthofi sebelum membacakan doa penutup dalam acara tersebut mengatakan, pihaknya menyambut baik penyelenggaran pendidikan dengan menggabungkan pendidikan umum dan pendidikn agama oleh LDII Tangerang Selatan dan Yayasan Energi Jagat Raya, sebagai wujud keprihatinan terhadap keresahan yang dihadapi para orangtua.

KH. Hasan Musthofi menyampaikan, bahwa Rasulullah yang memiliki sifat Rauf dan Rahim terhadap umatnya, juga memiliki keprihatinan yang kuat untuk memberikan solusi. “Sifat Rouf dan Rahim ini adalah konsep kehidupan yang sempurna. Dua sifat yang bisa kita terjemahkan sebagai penyantun dan penyayang,” jelas KH Hasan.

Di akhir sambutannya, KH. Hasan Musthofi berpesan kepada panitia pembangunan agar tidak putus asa jika ke depan pelaksanaan proyek pembangunan ini tidak berjalan mulus dan menghadapi berbagai rintangan. Hal ini pun sering dialami Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah saat itu.

Kenapa Allah SWT seolah-olah “membiarkan” Nabi Muhammad SAW dirintangi oleh berbagai kalangan dalam berdakwah? Ini adalah ujian. Jadi jangan kaget kalau nanti panitia pembangunan sekolah boarding school ini juga menghadapi banyak rintangan,” jelasnya.

Ketua Yayasan Energi Jagat Raya, Ir. H. Jamal Abdul Nasser menjelaskan, penyelenggaraan sekolah berasrama ini juga dalam rangka mengakomodir keresahan para orang tua terhadap pergaulan di kalangan remaja, baik pergaulan di tengah sosial kemasyarakatan maupun pergaulan di lingkungan sekolah.

Dengan sistem pendidikan berasrama mudah-mudahan kita bisa lebih memberikan perlindungan kepada anak-anak kita, terutama dalam menghadapi maraknya peredaran narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas di kalangan remaja,” harap Jamal.

Dikatakan Jamal Abdul Nasser, Sekolah SMP Citra Insan Mulia saat ini sudah masuk angkatan kedua. Pihaknya berharap pembangunan Gedung SMA ini bisa selesai sesuai jadwal, sehingga pelajar SMP Citra Insan Mulia ini nantinya bisa langsung melanjutkan ke sekolah SMA Citra Insan Mulia.

Sekolah Citra Insan Mulia yang berada di bawah naungan Yayasan Energi Jagat Raya telah memiliki Akte Pendirian Yayasan Energi Jagat Raya oleh Notaris dan PPAT Eny Widiyati, SH, yang berkedudukan di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, No. 03, tertanggal 16 Oktober 2019,” jelas Jamal. //**

 

Tangsel

PAC LDII Jurang Mangu Barat Ambil Bagian Dalam Mensukseskan…

Menyikapi program dunia terkait penanggulangan sampah di seluruh dunia, Indonesia sebagai bangsa dengan jumlah penduduk cukup besar tentunya tidak mau ketinggalan dalam berpartisipasi dalam mensukseskannya.
LDII sebagai organisasi dengan jumlah warga yang tersebar di seluruh Indonesia, juga tidak tinggal diam. Tidak mau hanya duduk sebagai penonton, Dewan Pimpinan Pusat LDII merespon positif program kebersihan ini secara nasional.
Mulai rumah tangga, majlis taklim, pondok pesantren pun digerakakan untuk mensukseskan program tersebut. Ada yang secara mandiri maupun dikelola oleh PC dan PAC, bahkan Sako atau kepramukaan.

Majlis Taklim Manba’ul ‘Ulum dan Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum Al Mubarok di wilayah PAC LDII Jurang Mangu Barat pun langsung beraksi. Pilih pilah sampah rumah warga LDII dan Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum Al Mubarok berkoordinasi dengan perngurus PAC LDII Jurang Mangu Barat pada tanggal 23 September terlaksana dengan aman, selamat, lancar dan barokah.
” Mudah-mudahan kesadaran untuk memisahkan sampah organik, non-organik dan B3 akan terus tertanam dan bisa terus dilaksanakan, baik di rumah tangga, majlis taklim maupun pontren,” demikian disampaikan Fauzi Darmawan selaku Ketua PAC Jurang Mangu Barat. ( FD )

Nasional

Kontribusi LDII dalam Pengembangan Sepak Bola Indonesia

Jakarta (30/8). Dalam wujud pengembangan sepak bola Indonesia, DPP LDII menggelar webinar daring bertajuk “Pembinaan Sepak Bola Usia Dini” pada Minggu (29/8/2021) di Senayan, Jakarta.

Dalam acara tersebut, DPP LDII mengundang salah satu pelatih terbaik Indonesia, Indra Sjafri. Dalam kesempatan tersebut, mantan pelatih timnas Indonesia mengapresiasi dan ingin melihat langsung kegiatan sepak bola di LDII.

“LDII telah menurunkan jebolan pemain yang pernah bermain untuk Timnas Indonesia. Di antaranya, Budi Sudarsono, David Maulana, Abimanyu dan lain sebagainya. Saya berharap lebih banyak lagi pemain Indonesia lahir dari LDII,” katanya.

Indra Sjafri juga menceritakan, saat dirinya melatih tak hanya melatih fisik dan mental saja. Ia mengaku, berdakwah di lapangan hijau juga dapat membantu keberlangsungan dalam permainan pemain.

“Saya membangun sepak bola Indonesia dengan ikhlas. Saya melatih tim sekaligus berdakwah di sana. Terlihat, pemain Indonesia usai meraih kemenangan, sebagian melakukan sujud syukur. Itu merupakan simbol-simbol religus yang ditampakkan oleh generasi timnas Indonesia,” ujarnya.

Indra pun menceritakan pengalamannya saat melatih pemain Timnas Indonesia dengan cara berdakwah di ruang ganti. Saat itu, Indonesia mengalahkan juara bertahan Korea Selatan dengan skor tipis 3-2.

“Tidak ada yang tidak bisa dikalahkan di dunia ini kecuali Allah SWT. Itu merupakan karakter moral yang saya berikan kepada pemain Timnas Indonesia. Oleh karena itu, masalah spiritual tetap menjadi hal terpenting. Alhasil, Indonesia bisa mengalahkan Korea Selatan pada 2013,” jelasnya.

Tidak hanya itu, bermain sepak bola tidak hanya mengenai kalah atau menang saja. Namun sepak bola harus dibangun melalui nilai-nilai dan karakter yang baik.

“Sepak bola bukan mengenai kalah-menang saja. Namun, kualitas dan nilai-nilai karakter harus dibangun dalam sepakbola. Kekalahan yang sudah diperjuangkan dengan cara yang baik, itulah kemenangan yang hakiki. Tetapi sebaliknya, jika kemenangan dicapai dengan cara yang tidak baik, maka itu kekalahan yang sebenarnya,” tuturnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, Indra juga memberikan tips kepada peserta webinar agar menjadi pelatih yang baik.

“Ingin menjadi pelatih yang baik, harus mengetahui tugas kepelatihan, metode kepelatihan dan psikologi kepelatihan. Nah, tugas tersebut harus dilalui bertahap dengan cara kursus kepelatihan,” paparnya.

Ia juga memberikan gambaran, pemain hebat belum tentu bisa menjadi pelatih yang hebat pula. “Mantan pemain hebat tidak cukup untuk menjadi pelatih yang baik. Bisa dilihat dari Diego Maradona semasa muda menjelma menjadi pemain hebat. Namun, saat menjadi pelatih dia gagal,” ujarnya.

“Pelatih yang baik bukan menjadikan pemain itu seperti kita. Pelatih baik adalah bagaimana dia bisa mengembangkan potensi pemain yang dimiliki. Hal tersebut bisa menjadikan sang pemain lebih bagus dari pelatihnya,” imbuhnya.

Direktur Teknik PSSI ini juga memberikan arahan kepada generasi muda LDII untuk mendapatkan lisensi resmi kepelatihan. “Lisensi D itu pelaksanaanya sudah diambil dari Asosiasi Sepak Bola Provinsi (Asprov). Nah, setelah itu, Asprov akan mengajukan ke PSSI. Kemudian PSSI akan menunjuk instrukturnya,” paparnya.

Indra Sjafri mengharapkan, LDII dapat membuat kursus kepelatihan di setiap provinsi. “Saya berharap kepada LDII untuk kedepannya, membuat kursus kepelatihan di setiap provinsi. Bila ini terwujud, saya yakin generasi muda Indonesia akan mahir dalam sepak bola. Inilah yang dilakukan negara lain, seperti Jepang,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta mengapresiasi LDII yang telah berfokus memajukan sepak bola di Indonesia.

Ia mengungkapkan LDII di berbagai daerah telah menggiatkan olahraga, salah satu upayanya dengan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB). “Banyak pemain terbaik Indonesia yang lahir dari LDII,” ujarnya.

Penduduk Indonesia merupakan penggila bola terbesar ketiga di dunia. Menurut Raden Isnanta, menjadi penggila sepak bola tidak secara otomatis menjadikan prestasi sepak bola Indonesia mendunia. “Agar berprestasi tinggi, olahraga khususnya sepak bola harus dibina, sejak usia dini hingga menjadi pemain profesional,” ucapnya.

Proses panjang itu tidak hanya melibatkan soal teknis seperti skill, taktik, strategi dan mental, namun faktor non teknis pun sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi pada anak. “Seperti halnya lingkungan yang kondusif, islami, agamis dan sebagainya tentu akan menumbuhkan atlet yang berprestasi,” tambahnya.

Ia menambahkan, jika berada dalam lingkungan yang tidak baik, iklim pertumbuhan atlet berprestasi tidak akan tercipta. Namun ada juga atlet dari iklim yang kurang baik bisa menjadi atlet berprestasi.

“Sebagai contoh, Mike Tyson. Dia berasal dari lingkungan yang kurang baik, kemudian diangkat ke dalam iklim yang kondusif maka dia menjadi atlet berprestasi, tentu perlu pengawasan,” kata Raden Isnanta.

Dukungan dari berbagai pihak mulai dari keluarga, organisasi, pemerintah maupun pondok pesantren sangat dibutuhkan. “Alhamdulillah, LDII sangat peduli dengan sepak bola akhirnya melahirkan pesepakbola yang berprestasi,” katanya.

Dalam upaya membangun sepak bola harus lengkap. Membangun sepak bola tidak hanya melihat dari hasil pertandingan yang menang, namun membangun mental dan moral para pemain juga harus menjadi perhatian. “Perlu adanya perekayasaan secara menyeluruh,” tuturnya.

“Saat ini, Presiden menempatkan sepak bola menjadi konsen pemerintah. Salah satu upayanya PSSI dibantu dalam membina usia dini, pembinaan SDM melalui pelatihan lisensi pelatih, lapangan untuk latihan maupun tanding, dan tata kelolanya,” ujarnya.

Tidak hanya itu, masyarakat juga berpartisipasi aktif dalam memajukan sepak bola, terbukti dengan banyak munculnya SSB di tengah masyarakat dalam membina sepak bola usia dini. Saat ini, Indonesia sedang menuju dalam pembinaan yang terstruktur secara baik. Pemerintah menyelenggarakan kompetisi usia dini dengan melibat SSB yang ada di masyarakat.

“Banyak munculnya kompetisi sepak bola usia dini seperti Liga Pelajar U-12, ada juga Piala Suratin, sehingga usia kompetisi usia dini sudah terisi, tinggal peserta yang perlu diperbanyak,” ucapnya.

Dari segi latihan, tidak harus berlatih di stadion, namun dapat menggunakan lapangan yang ada. Banyak wilayah yang mendukung sepak bola seperti di Bali, menggunakan dana desa untuk memperbaiki lapangan sepak bola dengan tujuan meningkatkan animo masyarakat bermain sepak bola.

Sementara dalam segi SDM, pelatih sebagai komponen yang paling penting dalam sepak bola, sebab peran pelatih sangat berpengaruh kesuksesan olahraga, “Karena pelatih yang hebat bisa mengatasi kelemahan, bisa memanfaatkan sumber daya yang ada, pelatih yang baik adalah yang sadar dengan keadaan yang ada” katanya.

Pemerintah menempatkan sepak bola, basket dan voli sebagai cabang olahraga yang dikemas sebagai Sport Industry. “Menteri BUMN, Erick Tohir mengatakan bahwa cabang olahraga yang dapat dikemas secara industri akan didukung dari dunia usaha,” katanya saat webinar.

Menurutnya, dalam industi olahraga, sepak bola menjadi pasar terbesar, sebab 86 persen penduduk Indonesia pecinta sepak bola. “Jangan sampai animo itu diambil oleh asing, sehingga semua berduyun-duyun mengambil pasar sepak bola Indonesia. Sementara, kita tidak mengambil, karena saat ini sepak bola bisa jadi barang dagangan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufik Wijaya mengatakan, pembinaan sepakbola usia dini, LDII sudah melakuan pembinaan fisik, mental, dan spiritual.

“Sebelumnya, kami mengapresiasi untuk narasumber yang mau membagikan ilmunya dalam pembinaan sepak bola untuk generasi muda. Ini merupakan dakwah bilhal LDII alias kontribusi nyata untuk bangsa,” ujarnya.

Nasional

Webinar LDII: “Tidak Harus Jadi Karyawan, Kemandirian dapat Lahir…

Jakarta (29/8). Ketua Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII Adityo Handoko, M.M., mengungkapkan bahwa mandiri tidak harus menjadi karyawan. Kemandirian dapat lahir dari kreativitas. “Di masa pandemi ini, kreativitas dapat muncul dari hobi yang ditekuni dan dipersungguh lalu dipasarkan melalui dunia maya sehingga dapat menghasilkan keuntungan,” ujarnya saat membuka Temu Tamu 2.0. dengan tema Kreativitas Penambah Imunitas.

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Komunitas Titik Temu dengan Departemen PKOSB DPP LDII bertujuan memberikan wawasan dan kesempatan usaha pada bidang industri kreatif, sehingga dapat mendorong kemandirian pemuda Indonesia.

Dilaksanakan melalui kombinasi luring dan daring dari Gedung DPP LDII, Patal Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu (29/8), talkshow kali ini menghadirkan narasumber praktisi industri kreatif yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, yaitu Farah Baharessa (Fashion Designer dan Creative Director Baharessa Studio), Febriyana Fadhillah (Freelance Illustrator), Saiful Bahri (Visual Designer dan Editor), dan Tangguh Mafaza (Graphic Designer dan Marketing Strategis).

Farah berpendapat bahwa saat kita sudah terjun ke dalam industri kreatif, kita dapat secara bebas untuk mengekpresikan ide-ide dan yang paling mengesankan adalah saat orang lain sudah tertarik dengan karya kita. “Kalau kita tidak mulai mencoba, maka kita tidak akan tahu kalau kita memiliki passion di bidang tersebut” jelas Farah.

Sejalan dengan Farah, Saiful berpendapat mengenai hal yang paling berkesan. “Saya tidak pernah menyangka kalau karya saya diterima oleh klien dari luar negeri dan hal itu menjadi titik paling membanggakan bagi saya terjun di dunia ini (industri kreatif),” tambah Saiful.

Tangguh menyampaikan tidak perlu takut untuk menghadapi persaingan yang ketat di industri kreatif karena di balik ketatnya persaingan, terdapat kesempatan yang semakin besar. “Walaupun berhadapan dengan perusahaan yang besar, kita harus bisa standout dan jangan mau kalah,” jelas Tangguh.

Berbicara menjalankan karir dengan status mahasiswa, Febriyani berpendapat bahwa dalam menjalankan kedua hal tersebut tentu harus berani berkorban. “Yang paling banyak dikorbankan adalah waktu. Terkadang waktu istirahat digunakan untuk bekerja. Tentu hal tersebut menjadi dorongan untuk meraih sukses,” tambah Febriyani.

Lintas Daerah

DPD LDII Kota Tangerang Gelar Vaksinasi Massal untuk Pelajar

Kota Tangerang (23/8). Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Tangerang bekerjasama dengan Polres Metro Kota Tangerang menghelat vaksinasi massal di halaman Yayasan Pendidikan Al-Furqon Boarding School (YPABS) pada Sabtu (21/8).

Vaksinasi massal menargetkan 450 orang terdiri dari siswa YPABS dan masyarakat umum. Dalam kesempatan itu, Kapolsek Karawaci, Kompol Bagin Barus mengatakan antusiasme pelajar YPABS dan warga masyarakat di sekitar yayasan yang ingin divaksin sangat tinggi sehingga kegiatan vaksinasi dapat dilaksanakan.

“Kegiatan ini dapat dilaksanakan di YPABS karena adanya pihak sekolah menginginkan agar seluruh siswanya dapat divaksin,” ujarnya.

Simak liputannya di video berikut ini.

Tangsel

LDII Tangsel Ikuti Dialog Virtual Tokoh Lintas Agama Banten…

Menteri Kooordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memaparkan, bahwa dalam peningkatan disiplin dan penegakan hukum di masa pandemi ini pemerintah menghadapi dua tantangan, yaitu dunia nyata dan tantangan dunia maya.

Hal ini dijelaskan Mahfud dalam dialog virtual Menko Polhukam, Menag, BNPB dengan alim ulama, pengasuh pondok pesantren, pimpinan organisasi masyarakat lintas agama dan Forkopimda se-Provinsi Banten, Sabtu (7/8/2021).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama RI, perwakilan BNPB, Wakil Gubernur Banten, Kapolda Banten, Irdam III Siliwangi, Forkopimda, FKUB Banten, tokoh lintas agama serta para pimpinan pondok pesantren se-Provinsi Banten.

Perwakilan LDII se-Provinsi Banten, termasuk Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto hadir dalam dialog virtual tersebut.

Pelanggaran di dunia nyata, kata Mahfud mencontohkan, seperti orang dengan sengaja merampas jenazah, orang tidak mau mengikuti protokol kesehatan covid dan sengaja berkerumun. “Semua ada pidananya, tapi kita sepakat di bidang Polhukam pengenaan hukum pidana itu merupakan ultimum remedium, yaitu tindakan terakhir setelah dilakukan langkah persuasif dan administratif,” papar Mahfud.

Selanjutnya, tantangan dunia maya yang dihadapi pemerintah dalam penegakan disiplin di masa pandemi adalah berupa hoax atau informasi palsu. Untuk itu, menurut Mahfud, di sini peran tokoh agama dibutuhkan agar suasana tenang terjadi di tengah masyarakat.

“Data hoax dari 23 Januari sampai dengan tanggal 6 Agustus 2021 sebanyak 1837 hoax. Dari 1837 itu 284 terkait vaksin, bahwa vaksin itu berbahaya dan macam-macam,” kata Mahfud sembari menjelaskan semua hoax itu menyebar dari berbagai platform media sosial.

Dalam kesempatan tersebut Mahfud MD juga menegaskan, pemerintah selalu mendengar dan menampung setiap kritik, saran dan masukan masyarakat khususnya terkait penanggulangan pandemi covid 19. “Kita bertemu hari ini untuk menampung aspirasi, untuk penyusunan kebijakan. Saya ingin banyak mendengar, kecuali nanti ada yang perlu saya tanggapi,” ujar Mahfud.

Paparan Mahfud MD disambut baik para tokoh agama yang hadir dalam kesempatan ini. Dari perwakilan PGI dan MUI menawarkan kontra narasi, PWNU intruksikan kepengurusan hingga tingkat ranting agar berperan serta bantu pemerintah, dan dari PW Muhammadiyah akan terus memberi pandangan-pandangan yang membangun.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto menegaskan bahwa pihaknya selalu mewanti-wanti kepada setiap warga LDII se-Kota Tangerang Selatan agar selalu check & recheck, saring sebelum sharing setiap informasi yang diterima, agar tidak terjebak dalam penyebaran hoax.

Dalam penanganan Covid-19 ini LDII Kota Tangerang Selatan juga telah membentuk Satgas Penanganan Covid-19 dari tingkat DPD hingga PC (Pimpinan Cabang) dan PAC (Pimpinan Anak Cabang), DPD LDII Tangsel juga telah mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pelatihan pemulasaraan jenazah pasien covid-19 yang diadakan pemerintah setempat. //**

 

Tangsel

PC LDII Kecamatan Setu Mengadakan Kegiatan Khitan Massal

Tangsel, 27 Juni 2021, PC LDII Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan mengadakan kegiatan khitan massal untuk 100 anak. Kegiatan tahun ke-4 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena diadakan dalam situasi pandemi Covid-19. Jumlah peserta sunatan massal kali ini 100 (seratus) anak. “Peserta tidak berasal dari anaknya kaum muslimin di kawasan Tangerang Selatan saja, tetapi ada juga dari Depok, Bekasi dan Kota Tangerang” ujar Iswahyono Ketua PC LDII Kec. Setu.

Meskipun demikian kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, salah satunya diadakan dengan cara mengundang peserta sesuai jadwalnya masing-masing untuk datang ke dokter khitan. “Pelaksanaan bakti sosial yang ke-4 ini bersamaan dengan pandemi Covid-19, untuk itu pelaksanaannya dalam waktu yang cukup panjang yaitu tujuh hari dan kehadiran antara peserta satu dengan yang lain dijadwal agar tidak ada yang bersamaan, sehingga dengan peserta yang cukup banyakpun tidak terjadi kerumunan.” jelasnya.

 

Orang tua peserta khitan pun tidak ada kekhawatiran dengan situasi saat ini, justru merasa sangat senang dan bersyukur. “Awalnya ada kekhawatiran, tetapi setelah dijelaskan oleh pengurus bahwa pesertalah yang datang ke dokter praktek jadi betul-betul melaksanakan protokol kesehatan dengan tidak berkerumun.” ujar Yuni salah satu orang tua peserta khitan. Setelah prosesi khitan selesaipun para peserta diberikan bingkisan dan uang saku sebagai penghiburan. “Sangat besyukur sekali anak-anak bisa dikhitan, setelah dikhitan anak-anakpun merasa bahagia sekali diberikan souvenir, hadiah yang sangat bermanfaat sekali.” tambahnya.

Iswahyono menegaskan bahwa acara khitan massal yang diadakan pada tanggal 27 Juni sampai dengan 3 Juli 2021 ini bertujuan untuk membantu sesama muslim yang memerlukannya dan meningkatkan ukhuwah Islamiyyah. “Harapannya, setalah berlangsungnya acara tersebut adalah terbentuknya masyarakat muslim yang kokoh bersatu dalam ukhuwah sesama muslim agar menjadi dasar yang kuat dalam menyelesaikan masalah lebih besar yang harus dihadapi.” tegasnya.

Selain itu acara ini akan direncanakan menjadi agenda tahunan PC LDII Kec. Setu. “Ini niat dari panitia dan para pendukung dana, acara ini sudah berlangsung untuk yang ke 4 kalinya, mudah-mudahan pandemi covid19 cepat berlalu, sehingga Insya Allah kita tahun depan bisa mengadakan acara seperti ini dengan lebih baik.” harapnya. Orang tua pesertapun mendukung keberlanjutan acara khitan massal ini. (KUR)

Tangsel

LDII Tangerang Selatan Lakukan Swab Antigen kepada Panitia Kurban

Tangerang Selatan (21/7). Dalam suasana umat Islam di Indonesia menjalankan ibadah kurban pada situasi pandemi Covid-19 tahun ini, DPP LDII mengajak umat Islam berkurban dengan wawasan lingkungan.

“Wawasan lingkungan di sini, kita sebagai umat Islam harus peka terhadap lingkungan. Mengubah kebiasaan berkurban, agar tetap patuh protokol kesehatan dan menjaga kebersihan dari sisa-sisa pemotongan hewan kurban,” ujar Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurutnya, kurban mampu memutar ekonomi pada peternak yang tentunya selama pandemi Covid-19 terimbas penurunan daya beli masyarakat, “Menyelenggarakan kurban pada saat pandemi Covid-19 menciptakan multiplyer effects di kalangan peternak. Sementara, masyarakat bisa meningkatkan imun dengan protein hewani dari pembagian daging kurban,” ujar KH Chrsiwanto Santoso.

Ketua DPP LDII bidang Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) Teddy Suratmadji menyatakan, untuk mematuhi aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), rangkaian ibadah pada Hari Raya Idul Adha dilaksanakan dengan mematuhi surat edaran Kementerian Agama, “Pada wilayah PPKM dengan kategori merah hingga hitam, DPP LDII meminta warganya melaksanakan shalat Idul Adha di rumah masing-masing terutama di wilayah DKI Jakarta,” ujarnya.

Melihat kondisi PPKM dan arahan Ketua Umum DPP LDII, menurut Teddy Suratmadji pihaknya juga meniadakan tebar kurban, “Biasanya ada ratusan motor yang membagikan daging kurban hingga pelosok-pelosok di Jakarta dan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Gantinya, para petugas mengantar daging ke rumah-rumah tanpa berkumpul di DPP LDII, dan meniadakan kupon agar tak menimbulkan antrean,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Ketua DPP LDII Sudarsono mengatakan, LDII pada tahun 2021 menerapkan Pengelolaan Kurban Peduli Lingkungan (PQPL). Menurut Sudarsono, PQPL dilaksanakan dalam tiga sisi.

Pertama, penerapan protokol kesehatan terutama karena kondisi darurat, akibat peningkatan kasus positif Covid-19 yang luar biasa. Kedua, menitikberatkan pada ekonomi, dimana dalam kondisi masih pandemi mempunyai dampak ekonomi yang berat bagi sebagian masyarakat. Dengan demikian pengelolaan kurban tahun 1442 H harus betul-betul dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, yang secara ekonomi terdampak oleh pandemi Covid-19.

Kemudian sesi yang terakhir, sisi lingkungan hidup, yaitu pengelolaan kurban dengan mengedepankan meminimalkan pencemaran lingkungan, “Penyembelihan dikelola sedemikian rupa sehingga tidak sampai mencemari lingkungan akibat darah, isi perut dan kotoran hewan kurban,” tutupnya.

Data yang dihimpun oleh DPP LDII pada 20 Juli 2021, jumlah kurban yang disembelih warga LDII di seluruh Indonesia mencapai 33.908 ternak yang terdiri dari sapi 20.473 ekor dan kambing 13.435 ekor. Tahun 2021 ini menurun karena terimbas pandemi, dibandingkan pada 2020, jumlah kurban mencapai 39.424 ekor dengan rincian 20.848 sapi, 18.556 kambing, dan 20 kerbau.

Sementara, Ketua DPD LDII Kota Tangerang Selatan Edy Iriyanto mengatakan, bahwa pada hari raya Idul Adha 1442 tahun ini pihaknya menyerukan kepada seluruh warga LDII Tangerang Selatan untuk melaksanakan pemotongan herwan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti tetap menjaga jarak, hindari kerumunan, memakai masker dua lapis, dan juga melakukan SWAB antigen bagi panitia pemotongan hewan kurban.

Warga LDII juga diarahkan agar memotong hewan kurban di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) terdekat untuk menghindari pencemaran lingkungan. “Limbah dari penyembelihan hewan kurban bila tidak dikelola dengan baik akan memberi dampak negatif kepada lingkungan hidup manusia. Apalagi pada kondisi pandemi, menjaga kesehatan sangat penting agar virus tak memiliki celah menginfeksi tubuh, sehingga pandemi Covid 19 dapat segera berakhir,” papar Edy. /**

Nasional

Menkes, Panglima TNI dan Kapolri Kunjungi Lokasi Vaksin. LDII…

Jakarta (2/7). DPP LDII bersama Ponpes Minhaajurrosyidiin dan Puskesmas Cipayung menghelat vaksinasi Covid-19 secara masal sejak 14 Juni 2021. Kesuksesan perhelatan ini membuat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, tertarik meninjau lokasi.

Para pejabat tinggi Indonesia tersebut meninjau secara langsung vaksinasi Covid-19. Dalam kunjungan tersebut, mereka mengapresiasi kinerja Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPP LDII dalam menyukseskan program vaksinasi.

Apresiasi datang dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ia memuji Padepokan Pencak Silat Persinas ASAD di pesantren tersebut yang menjadi lokasi vaksinasi. Selain tempatnya luas, padepokan itu juga memiliki sirkulasi udara yang baik, serta tersedia toilet yang memadai.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga berdialog dengan Kepala Puskesmas Cipayung drg. Rini Muharini. Ia menanyakan berbagai kendala yang dialami para tenaga kesehatan (Nakes) dalam melakukan vaksinasi.

“Kami kekurangan nakes pak, apabila Panglima TNI berkenan menambah nakes, kita akan menambah sentra vaksinasi di wilayah Cipayung agar target segera tercapai,” ujar drg. Rini Muharini.

Mendengar jawaban itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku siap untuk membantu menfasilitasi, termasuk menambah nakes agar pencapaian target masyarakat yang divaksin segera terpenuhi.

“TNI siap menambah nakes untuk membantu pelaksanaan vaksinasi di wilayah Jabodetabek. Lalu berapa orang yang di vaksin sehari?” ujarnya bertanya kepada salah satu nakes TNI.

“Siap, mampu memvaksin 400 lebih masyarakat dalam sehari,” jawab nakes TNI tersebut.

Marsekal Hadi Tjahjanto pun memberi apresiasi terhadap nakes itu, sekaligus berpesan di samping melaksanakan tugas, harus tetap menjaga kesehatan dan menerapkan disiplin protokol kesehatan. Panglima juga berpesan kepada masyarakat yang akan melaksanakan vaksin, walaupun sudah divaksin agar tetap melaksanakan disiplin protokol kesehatan yang utama.

Sementara itu, Ketua DPP LDII Teddy Suratmadji yang hadir menemani tiga pejabat negara yang meninjau lokasi juga memberi penjelasan.

Menurutnya, kegiatan DPP LDII yang diselengarakan 14 Juni 2021 ini, pada awalnya untuk para santri dan guru-guru pondok serta warga di sekitar pondok. Namun, karena dianggap representatif baik tempat maupun panitia penyelenggaranya, petugas dari Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur mengusulkan dibuka untuk umum.

“Program vaksinasi ini merupakan salah satu wujud permintaan Bapak Presiden Joko Widodo yang disampaikan langsung kepada Ketum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, agar bisa membantu program pemerintah menyukseskan Vaksinasi target satu juta orang per hari,” ujarnya.

DPP LDII kemudian bekerja sama dengan Ponpes Minhaajurrosyidiin dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk merealisasikannya. Vaksinasi massal yang dilaksanakan di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Gede, Jakarta Timur ini menargetkan 500 peserta sehari dan akan terus bertambah sesuai dengan arahan pemerintah.

Hingga kini, sudah ada 9.438 warga yang berhasil divaksin. Mereka terdiri dari santri dan pengurus Ponpes Minhaajurrosyidiin, warga LDII, dan warga Kelurahan Lubang Buaya. Dengan adanya bantuan tenaga nakes dari TNI yang semula 50 menjadi 100 orang, harapannya target seribu orang perhari bisa tercapai.